commit to user
44 penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta
kebutuhan perkembangan daerah. Sejak diberlakukannya kurikulum tahun 1994, muatan lokal menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri, atau tidak lagi
diintegrasikan pada mata pelajaran lainnya. Konsep muatan lokal tidak lagi sama seperti tahun 1987, konsep muatan lokal di sini adalah bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang bersifat desentralisasi, sebagai upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan relevansi terhadap kebutuhan daerah yang bersangkutan Suharsimi
Arikunto, 1998 dalam Nandi Warnandi tt : 9. Muatan lokal menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri, berdasarkan
pendekatan monolitik. Pendekatan monolitik bertitik tolak dari pandangan bahwa setiap mata pelajaran mempunyai otonomi masing-masing membawa misi tertentu
dalam suatu kesatuan sistem. Jadi pada kurikulum 1994 muatan lokal sudah menjadi bidang studi yang berdiri sendiri Nandi Warnandi, tt : 9. Dengan
demikian buku teks muatan lokal pendidikan multikultur Kalimantan Barat dapat dijadikan sember belajar bagi peserta didik karena isi materi banyak mengandung
kebutuhan daerah yakni memperkenalkan budaya daerah, tradisi kebiasaan, dan sejarah lokal.
a. Latar Belakang Dimasukkannya Muatan Lokal dalam Kurikulum
Pendidikan Dasar dan Menengah
Indonesia sebagai Negara kepulauan yang dihuni berbagai suku bangsa memiliki keanekaragaman adat-istiadat, tatacara, dan tatakrama,
pergaulan, bahasa lisan maupun tulisan, dan kesenian. Selain itu Indonesia juga
commit to user
45 memiliki keanekaragaman pola kehidupan yang sudah diwariskan turun-
temurun sejak nenek moyang bangsa Indonesia. Keanakaragaman pola kehidupan tersebut menjadikan masyarakat kita
di setiap daerah memiliki tatanan hidupnya sendiri, mempunyai hukumannya sendiri hukum adat, tatanan hukum yang satu mungkin berbeda dengan
tatanan hukum yang lain, mungkin juga ada yang sama antara yang satu dengan yang lain.
Semua itu merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, keanekaragaman tersebut perlu diusahakan
pelestarian dan pengembangannya dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan yang diaplikasikan dalam
mata pelajaran muatan lokal. Pengenalan keadaan lingkungan alam, sosial, dan budaya kepada
peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya. Pengenalan dan
pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan anak agar dapat menolong diri sendiri dan membantu orang tua dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya melalui
program-program yang mempunyai nilai-nilai ekonomis tinggi dan strategi di daerah tersebut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1994 : 1. Untuk
menopang terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka perlu meningkatkan mutu pendidikan.
commit to user
46 Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan
dengan jalan menyelesaikan dan mengaitkan mutu pendidikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan atau masyarakat setempat keterkaitan dan
kesepadanan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan yang disebut muatan lokal pasal 38 ayat 1 UU
No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kebijaksanaan mengenai dimasukkannya muatan lokal dalam
kurikulum pendidikan dasar pada dasarnya dilandasi kenyataan bahwa negara Indonesia, mempunyai beraneka ragam kebudayaan, kondisi alam dan
lingkungan sosial. Sekolah sebagai lembaga pelayanan pendidikan adalah bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu
memberikan wawasan yang mantap kepada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya. Pada kerangkat dasar kurikulum dikelompokkan
dalam jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah Mulyasa, 2007 : 46. Muatan lokal masuk pada ruang
lingkup kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, mata pelajaran estetika dan mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu
memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang karakteristik dan kekhususan yang ada di lingkungannya. Pengenalan keadaan lingkungan alam,
commit to user
47 sosial dan budaya kepada peserta didik di sekolah memberikan kemungkinan
kepada mereka untuk akrab, dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya Mulyasa, 2007 : 272. Dengan demikian dalam kerangka inilah
perlunya dikembangkan kurikulum muatan lokal. Seiring perubahan dan pergantian kebijakan dalam mengatur struktur
kurikulum sehingga muatan-muatan untuk kepentingan peserta didik semakin diperhatikan. Struktur kurikulum SMPMTs memuat 10 mata pejaran, muatan
lokal dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan Mulyasa, 2007 : 52-53. Berikut struktur kurikulum SMPMTs yang mautan lokal termuat
didalamnya :
Tabel 1 : Struktur Kurikulum SMPMTs Mulyasa, 2007 : 54
KOMPONEN KELAS DAN ALOKASI WAKTU
VII VIII
IX A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2
2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
2 2
3. Bahasa Indonesia 4
4 4
4. Bahasa Inggris 4
4 4
5. Matematika 4
4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4
4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
4 4
8. Seni Budaya 2
2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2 2
2 10. KeterampilanTeknologi
Informasi dan Komputer 2
2 2
B. Muatan Lokal 2