Pengaturan Ruang Kelas Fisik

91 di kelas lain juga dari segi karakter di kasih bintang seperti hari ini yang sholatnya lengkap siapa, untuk memotivasi anak sehingga anak- anak terpacu untuk belajar dan berprestasi, karena nak-anak lebih suka di puji dari pada dimarahin, dinasehatin tidak mau nantinya anak akan mengira saya marah dan anak akan membenci ”. Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Bapak C wali kelas III “Motivasi dan penguatan dilakukan dengan cara memberikan reward, di mulai dengan pemberian bintang prestasi pada siswa yang berprestasi dalam pembelajarannya kemudian dari hasil bintang prestasi yang dikumpulkan selanjutnya diberikan hadiah seperti botol minum”. Dari hasil pengamatan, dokumentasi dan wawancara maka dapat di ambil kesimpulan bahwa hukuman yang diberikan yaitu yang mendidik dengan menerapkan pendidikan karakter kepada siswa untuk lebih disiplin dan tanggungjawab dengan tindakannya seperti tadarusmembaca doa sendiri, mengerjakan tugas rumah, membantu tugas piket. Hadiah yang diberikan yaitu berupa bintang prestasi dan pinbingkisan bagi siswa yang berprestasi, baik prestasi pelajaran maupun dalam bersikapberperilaku.

b. Pengaturan Ruang Kelas Fisik

1 Pengaturan tempat duduk siswa Guru dalam mengatur tempat duduk siswa di SD Muhammadiyah Sapen Kota Yogyakarta pada kelas I guru sangat berperan, selanjutnya pada kelas II dan III guru mulai memberikan kepercayaan kepada siswa dengan kontrol dan pengawasan tidak lepas dari guru. Pada kelas I dari awal masuk guru yang mengatur tempat duduk dan posisi siswa duduk, sedangkan pada kelas II dan III siswa sudah mulai mandiri, dan terbiasa dengan pengaturan 92 dikelas sebelumnya. Sehingga guru lebih memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih sendiri, meski ada kalanya guru yang mengatur namun lebih cenderung mengarahkan. Di SD Muhammadiyah Sapen Kota Yogyakarta tempat duduk siswa di atur bervariasi yaitu secara tradisional, setengah lingkaran, dan berkelompok. Tidak hanya tempat duduk siswa, namun posisi duduk siswa juga berpindah-pindah. Hal ini terlihat pada observasi atau pengamatan kelas, guru mengarahkan siswa ketika pada awal kedatangan untuk mengkondisikan dan menyesuaikan dengan tempat duduk yang kemarin, posisi duduk siswa selalu berpindah. Hal tersebut juga didukung dari hasil wawancara, seperti yang diutarakan oleh Ibu A Wali kelas I “tempat duduk saya lakukan berubah-ubah, dan untuk ganti model tempat duduk tidak mesti bisa dilakukan dua minggu sekali sedangkan posisi peserta didik setiap seminggu sekali berganti pasangan. Tempat duduk siswa bervariasi bisa seperti huruf U, lurus, dan sebagainya sesuai kebutuhan”. Sama halnya yang dikatakan dikatakan oleh Ibu C Wali kelas I sebagai berikut : “Posisi tempat duduk anak setiap hari bergeser dan maju. Untuk pasangan tempat duduk sesuai abjad, namun melihat perkembangan anak jika banyak mengobrol sendiri maka saya akan pindah, ......biasanya kelas I memang langsung dari gurunya sedangkan kelas II, III keatas baru siswa bi sa membuat sendiri”. Menurut Ibu B Wali kelas II “Pengaturan tempat duduk setiap hari saya variasikan seperti bentuk U, individu, dan sebagainya dan dalam hal ini saya tentukan posisi duduk peserta didik sedangkan pada hari rabu dan sabtu siswa saya bebaskan untuk memilih te mpat duduk sendiri”. Hal yang sama di 93 utarakan oleh Ibu D wali kelas II “Dalam hal ini tempat duduk di atur bervariasi sesuai kebutuhan siswa, guru mengarahkan variasi tempat duduk siswa ”. Kemudian menurut Bapak C wali kelas III “Pengaturan tempat dud uk diatur bervariasi. Arahan dan kontrol selalu diberikan kepada siswa”, dan Bapak B menyatakan wali kelas III sebagai berikut: “Jumlah anak dikelas banyak jumlahnya ada 42 maka tempat duduk lebih ke tradisional selalu menghadap ke depan karena jumlah siswa yang banyak sehinga terjadi keterbatasan tempat. Pengelolaan tempat duduk hari senin sampai kamis saya tentukan, dan jumat sabtu mereka saya bebaskan untuk memilih tempat duduknya masing- masing”. 2 Pengaturan media pembelajaran di kelas Pembelajaran dengan menerapkan kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik di dalam proses belajar mengajar di SD Muhammadiyah Sapen didukung dengan perabot dan media pembelajaran yang digunakan, keduanya saling mendukung dalam menunjang proses belajar mengajar. SD Muhammadiyah Sapen Kota Yogyakarta telah dilengkapi dengan perpustakaan sekolah yang telah berakreditasi A Kliping prestasi dan kegiatan SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta, 2012, bahkan juga terlihat bahwa pada masing-masing kelas di SD Muhammadiyah Sapen Kota Yogyakarta guru dalam memberikan meteri pembelajarannya dilengkapi dengan menggunakan komputer + LCD yang digunakan guru untuk menunjang proses belajar mengajar siswa. Setiap kelas mempunyai perabot dan media pembelajaran yang telah memadai. Berikut adalah keadaan secara umum masing-masing kelas di SD Muhammadiyah Sapen Kota Yogyakarta : 94 Tabel 5. Perabot dan Media Pembelajaran di Kelas No. Nama Barang Kondisi 1 Gambar lambang Negara Baik 2 Gambar presiden Baik 3 Gambar wakil presiden Baik 4 Papan tulis Baik 5 Meja guru Baik 6 Kursi guru Baik 7 Lemari Baik 8 Meja siswa Baik 9 Papan presensi Baik 10 Papan data Baik 11 Jam dinding Baik 12 Gambar lambang Muhammadiyah Baik 13 Gambar tokoh nasional Baik 14 ACKipas angina Baik 15 LCD+Layar Baik 16 Sapu Baik 17 Kemoceng Baik 18 Bak sampah Baik 19 Serok Baik 20 Pel Baik 95 Di SD Muhammadiyah Sapen Kota Yogyakarta pengaturan media pembelajaran di kelas di lakukan setahun sekali di semester awal yaitu semester satu 1, dan biasanya ditindaklanjuti untuk lomba antar kelas. Dalam hal ini maka setiap guru atau wali kelas berhak dan mempunyai tanggung jawab untuk mengatur perabot atau media pembelajaran yang di gunakan dalam proses belajar mengajar di masing-masing kelas. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dan observasipengamatan, bahwa setiap harinya penataan perabot atau media pembelajaran dan karya siswa berada pada posisi tetap. Menurut Ibu E wali kelas I “selalu tetap pengaturannya, biasanya satu tahun sekali diawal semester, dan ada lo mba kelas juga”. Pendapat yang sama di kemukakan oleh Ibu D wali kelas II “....Perabot dan media belajar tertata seperti itu, biasanya pengaturan dilakukan diawal semester diatur sesuai dengan kebutuhan belajar anak”. Sama halnya yang diutarakan oleh Ibu I wali kelas III Penataan di awal semester, paling jika ada karya siswa yang baru kemudian ditempel, diganti, dengan posisi tetap ”. 3 Penataan kebersihan dan keindahan kelas Penataan dan kebersihan dan keindahan pada kelas I guru berperan penting dalam membimbing siswa, namun pada kelas II dan II siswa mulai mandiri sehingga guru hanya mengarahkan. Pada kelas I guru yang berperan penting yaitu membuat jadwal piket bagi siswa namun pada kelas II dan III guru hanya mengarahkan dan mengontrol jalannya piket, bahkan guru memberi kebebasan kepada siswa untuk membuat jadwal sendiri menyesuaikan dengan jam les masing-masing. Di SD Muhammadiyah Sapen 96 Kota Yogyakarta dalam menjaga kebersihan dan keindahan kelas , terdapat jadwal piket dan pajangan hasil karya siswa yang di pasangditempel pada dinding kelas masing-masing. Dari hasil observasi atau pengamatan hal ini terlihat jelas, bahwa pada masing-masing kelas terdapat jadwal piket dan disertai dengan struktur organisasi kelas, serta hasil karya siswa yang terpajang pada dinding kelas. Hal tersebut juga di dukung dengan hasil wawancara, m enurut Ibu A Wali kelas I “Untuk menjaga kebersihan dengan membentuk jadwal piket untuk anak- anak”. Sama halnya yang dikatakan dikatakan oleh Ibu C Wali kelas I “Jadwal piket dibagi dari gurunya, biasanya kelas I memang langsung dari gurunya sedangkan kelas II, III keatas baru siswa bisa membuat sendiri”. Menurut Ibu B Wali kelas II sebagai berikut : “Dalam menjaga kebersihan, semester ini saya libatkan siswa untuk membuat jadwal piket sendiri siswa memilih hari piket sendiri karena pada semester sebelumnya ada anak yang jadwalnya sama dengan jadwal les sehingga siswa mengerjakan piket tergesa-gesa, dan ternyata siswa tidak ada yang memilih hari jumat sehingga bagian saya untuk piket pada hari jumat”. Ibu F wali kelas II berpendapat bahwa” Saya mengarahkan anak untuk membuat jadwal piket, dan anak saya bebaskan untuk memilih ”. Pendapat yang sama ju ga dikatakan oleh Bapak C wali kelas III “....mengarahkan untuk membuat jadwal piket untuk siswa, dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuatnya sendiri. Untuk piket tata tertib anak sendiri yang menentukan, jadi anak bertanggungjawab sendiri dan guru mengingatkan”, dan menurut Bapak E wali kelasIII sebagai berikut: 97 “...dengan membuat jadwal piket serta membiasakan siswa untuk menjaga kebersihan, mengikutsertakan siswa dalam pembentukan jadwal piket, dari awal dibentuk dengan cara berhitung dengan memilih masuk kedalam bagian kelompok-kelompok hari. Ketika numpuk, anak tersebut masuk kedalam kelompok yang kurang. Jadi anak memilih kelompok piket se ndiri. Jadi saya bebaskan siswa”.

2. Hambatan dan Upaya