51 menyebabkan peserta didik sulit dikelola. Kemudian besar ruangan kelas dan
ketersediaan alat, keterbatasan ruangan dan alat yang tersedia juga akan menghambat dalam pengelolaan kelas.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang berhubungan dengan pengelolaan kelas yang dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. Judul penelitian : pengelolaan kelas oleh guru mata pelajaran UN di SMP
Negeri Se-Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta study kasus di SMP N 1 dan SMP N 8 Yogyakarta. Penelitian dilakukan oleh Listiana Dwi Marwati
Universitas Negeri Yogyakarta UNY, menyimpulkan bahwa 1 pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru mata pelajaran UN adalah
dengan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengelola atau mengatur kelas dengan sendirinya misalnya dengan pengaturan tempat duduk,
pembentukan kelompok belajar, dan pengaturan ruang kelas, guru hanya sekedar mengarahkan dan mengatur siswa. 2 hambatan yang bersumber
pada siswa setelah pergantian mata pelajaran olahraga guru sulit mengembalikan konsentrasi siswa untuk fokus kemateri pelajaran berikutnya
yang dikarenakan siswa kelelahan. Hambatan lain dalam pengelolaan kelas ini adalah siswa kurang perhatian, siswa tidak fokus dalam mengikuti
pelajaran, timbulnya kegaduhan, motivasi siswa rendah sehingga susah untuk diatur, kurangnya media pembelajaran yang ada. Hambatan yang berasal dari
pribadi seorang guru kurangnya ketrampilan dan kemampuan mengelola
52 kelas yang dimiliki oleh guru. Solusi dari sekolah dan guru adalah dengan
melakukan interaksi antara guru dan siswa, kondisi lingkungan kelas lebih dihidupkan kembali sebelum memasuki ke pembelajaran yang lebih serius.
Interaksi guru dengan siswa dapat diatasi dengan melakukan pengkondisian lingkungan kelas sebelum pembelajaran, melakukan pemanasan sebelum
KBM dimulai dan diselingi dengan hiburan menyanyi disela-sela KBM. Mengenai kurangnya kemampuan dan ketrampilan guru dalam pengelolaan
kelas dapat diatasi dan diikutsertakannya guru dalam kegiatan workshop pengelolaan kelas yang sangat berguna dan tepat waktu.
2. Judul penelitian : pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran disekolah
menengah pertama se kecamatan muntilan study kasus di SMP N 2 Muntilan, SMP Marganingsih, SMP Muhammadiyah Plus, Mts Ma’arif 2
Muntilan, SMP Plus Ihyani Umum, SMP Bantara Wacana. Penelitian ini dilakukan oleh Rury Sandra Dewi Universitas Negeri Yogyakarta UNY,
menyimpulkan bahwa 1 masalah individu yang terjadi yaitu: tingkah laku siswa ingin mendapat perhatian orang lain 52, tingkah laku ingin
menunjukan kekuatan 27,5, tingkah laku ingin menyakiti orang lain 21, dan tingkah laku sebagai peragaan ketidakmampuan 15,
sedangkan masalah kelompok yang terjadi yaitu: kelompok mudah beralih perhatiannya dari tugas guru 79, kelas mereaksi negatif terhadap salah
seorang anggota 54, semangat kerja rendah 25, kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru 23, keadaan kelas kurang kohesif
13, dan kelas membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar
53 norma 8. 2 upaya mengatasi masalah pengelolaan kelas tersebut ketika
dengan teguran dan nasihat tidak dihiraukan guru melakukan pendekatan interpersonal terhadap individu atau kelopmpok yang bermasalah. Kemudian
jika siswa masih mengulangi perbuatannya, guru melaporkan kepada guru wali kelas dan guru bimbingan konseling. Perbedaan upaya mengatasi
masalah individu dan kelompok hanya terletak pada objek yang diatasi. Pada masalah individu, guru mengatasinya secara langsung ditunjukan pada
individu yang bermasalah, sedang untuk masalah kelompok ditujukan kepada kelompok yang terlibat dalam masalah pengelolaan kelas tersebut.
F. Kerangka Pikir