Pengaturan media pembelajaran di kelas Penataan kebersihan dan keindahan kelas

44 1 secara tradisional pola ini berderet sejajar menghadap pada guru dan papan tulis dan biasanya diurutkan anak yang rendah didepan, sedangkan yang lebih tinggi dibelakang jadi tidak menghalangi anak untuk melihat gurunya maupun papan tulis 2 secara berkelompok pola ini mengatur tempat duduk anak secara berkelompok,anak dapat berkomunikasi ataupun pindah kelompok. Diusahakan kelompok tidak terlalu besarkecil da nada pemimpin dan jabatan pemimpin itu bergantian sehingga semua pernah merasakan. 3 secara setengah lingkaran pola setengah lingkaran atau yang disebut juga dengan bentuk busur ini sangat cocok jika pelajaran banyak berupa diskusi atau memerlukan konsultasi dengan guru. Posisi guru di tengah-tengah, dan disini nampak hubungan guru siswa lebih erat dan dekat. 4 meja bundar atau persegi pola ini juga sangat baik untuk berdiskusi, dan juga baik untuk pengajaran olahraga, seni tari, deklamasi. Jika guru perlu memberikan contoh maka sang guru memperagakannya ditengah sehingga semua dapat melihat dan menirukannya.

c. Pengaturan media pembelajaran di kelas

Menurut Novan Ardy wiyani 2013: 145 seorang guru sebagai seorang manajer langkah selanjutnya dalam pengaturan ruang kelas yaitu guru harus mampu dalam mengatur berbagai media pendidikan yang digunakan untuk 45 mendukung kegiatan belajar mengajar. Kelas diusahakan jangan teralalu banyak dipenuhi oleh barang-barangbenda. Benda-benda yang ada dikelas diusahakn yang benar-benar berguna dan bermanfaat seperti papan tulis, papan absensi, papan pengumuman, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, almari untuk menyimpan buku-buku pelajaran, kalender, jam dinding, tempat sampah, tempat mencuci tangan, cermin, sisir, peraturan-peraturan kelas yang harus ditaati, jadwal pelajaran, keset kaki, kain untuk tangan, jadwal paket anak dan organisasi kelas. Usahakn barang-barang terletak ditempat yang dapat dilihat dan dijangkau oleh anak, serta tidak mengganggu gerak anak. Selain pengelolaan personal guru juga dituntut untuk bisa mengelola lingkungan belajarnya yaitu pengelolaan fisik seperti yang telah dijelaskan di atas. Seorang guru harus mampu menciptakan mampu menciptakan suasana yang mendukung di dalam proses belajar mengajar. Menurut Mary Underwood 2000 : 52 ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik di dalam pengelolaan fisik, meliputi pencahayaan, suhu udara, akustik, garis pandang, tata letak meja dan kursi, susunan ruang kelas, furnitur lain, penempatan benda-benda pendukung pembelajaran.

d. Penataan kebersihan dan keindahan kelas

Prinsip kebersihan dan keindahan berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang bersih dan indah serta menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk pemeliharaan kebersihan kelas, siswa bergiliran untuk membersihkan kelas 46 dan guru memeriksa kebersihan dan keindahan kelas. Sementara untuk ventilasi dan tata cahaya, ada ventilasi yang sesuai dengan ruang kelas, dan cahaya yang masuk harus cukup. Dengan memperhatikan hal tersebut sehingga siswa akan merasa nyaman berada dikelas. Menurut Euis Karwati dan Donni Juni Priansa 2014: 25-26 kegiatan pengelolaan kelas yang utama yaitu pengaturan peserta didik kondisi emosional dan pengaturan ruang kelas kondisi fisik. Namun masih ada aktivitas lainnya yang dilakukan guru diruang kelas antara lain berkenaan dengan mengecek presensi peserta didik, mengumpulkan, memeriksa, dan menilai hasil belajar peserta didik, pendistribusian bahan dan alat, mengumpulkan informasi dari peserta didik mencatat data, pemeliharaan arsip, menyampaikan materi pelajaran memberikan tugasPR. Dari kajian diatas pada dapat ditarik kesimpulan bahwa pada intinya sasaran pengelolaan kelas ada dua yaitu pengelolaan peserta didik dikelas yang didalamya terkait menjalin hubungan guru dan siswa, teknik pembinaan disiplin, pemeliharaan dan peningkatan peserta didik, penciptaan iklim kelas yang kondusif, mengelola interaksi belajar mengajar, implementasi hukuman dan hadiah, dan pengelolaan ruang kelas yang didalamnya terkait pengaturan tempat duduk, pengaturan media pembelajaran dikelas, penataan kebersihan dan keindahan kelas. 47

D. Hambatan Pengelolaan Kelas

Dalam pelaksanaan manajemen kelas akan ada beberapa faktor penghambat. Menurut Euis Karwati dan Donni Juni Priansa 2014: 30-32 ada tiga faktor yang bisa menjadi penghambat dalam pengelolaan kelas, sebagai berikut:

1. Lingkungan fisik

a. Lingkungan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua peserta didik bergerak leluasa, tidak berdesak-desakkan dan tidak saling mengganngu pada saat melaksanakan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan. b. Pengaturan tempat duduk Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku peserta didik. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar- mengajar. c. Ventilasi dan pengaturan cahaya Suhu, ventilasi dan penerangan meski pun guru sulit mengatur ruangan yang sudah ada adlah hal yang penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oeleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik. d. Pengaturan penyimpanan barang-barang Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan digunakan bagi kepentingan belajar.