Fungsi dan Peran Kultur Sekolah

33 pikiran, kata-kata, sikap, perbuatan, serta hati setiap warga sekolahnya. Pendekatan budaya dalam upaya mengembangkan budaya sekolah dapat dilakukan dengan dengan beberapa kegiatan berikut. a. Pembentukan tim kerja dari berbagai unsur dan jenjang untuk saling berdiskusi dan bernegosiasi. Tim kerja ini terdiri dari kepala sekolah, guru, konselor, karyawan staf administrasi. b. Dengan berorientasi pada pengembangan visi. Pendekatan visioner menekankan pandangan kolektif mengenai hal yang ideal. c. Hubungan kerjasama, melalui kerjasama tim, akan muncul bagaimana sikap saling menghargai serta memperkuat identitas kelompok, bersama-sama dan saling mendukung. d. Kepercayaan dan dukungan. Saling percaya trust serta dukungan support merupakan salah satu unsur penting bagi bekerjanya sebuah organisasi. Tim dapat bekerja secara sinergis dan dinamik jika kedua tersebut ada. e. Nilai dan kepentingan bersama. Sebuah tim harus dapat mendamaikan berbagai kepentingan. Akan menjadi tugas seorang pemimpin untuk mendamaikan kepentingan tersebut. f. Akses pada informasi. Mereka yang bekerja dalam suatu organisasi hanya akan dapat menggunakan kemampuannya secara efektif dan mereka dapat memperoleh akses pada informasi yang mereka butuhkan. g. Pertumbuhan sepanjang hidup. Lifelong learning dibutuhkan dalam dunia yang berubah dengan begitu pesat. Ariefa Efianingrum, 2008: 7 34 Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk menghidupkan kultur kelas atau sekolah yang kondusif bagi pendidikan nilai di sekolah menurut Ariefa Efianingrum 2008: 8 a. Hadap masalah Problem Solving Murid diajak berdiskusi untuk memecahkan satu masalah konkrit. b. Reflective Thingking Critical Thinking Murid secara pribadi atau kelompok diajak untuk membuat catatan refleksi atau tanggapan atas sebuah artikel, peristiwa, kasus, gambar, foto, dan lain-lain. c. Dinamika kelompok Group Dynamic Murid dilibatkan dalam kerja kelompok secara kontinyu untuk mengerjakan suatu proyek kelompok. d. Membangun suatu komunitas kecil Community Building Murid satu kelas diajak untuk membangun komunitas atau masyarakat mini dengan tatanan dan tugas-tugas yang mereka putuskan bersama secara demokratis. e. Membangun sikap bertanggung jawab Responsibility Building Murid diserahi tugas atau pekerjaan yang konkrit dan diminta untuk membuat laporan yang sejujurnya.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Istifaiyah 2012 dengan judul “Studi Kebijakan Sekolah Dalam Pengembangan Kultur Sekolah di SMP Negeri 2 Yogyakarta ” 35 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa SMP Negeri 2 Yogyakarta telah memiliki kultur positif yang dapat terlihat dari artifak fisik yang dimiliki. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Yogyakarta ini pun sudah cukup lengkap dan memadai. Selain itu kultur positif terkait dengan nilai dan keyakinan tercermin dengan adanya kultur kebersihan, kedisiplinan, gemar membaca, berprestasi, yang sudah terlaksana dengan baik. Namun untuk kultur berperilaku di sekolah tersebut masih tergolong kurang karena masih kurang terjalin sesuai dengan yang diinginkan sekolah. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa kultur di sekolah tersebut tergolong positif dan sudah membudaya pada warga sekolah. Kebijakan yang dilakukan sekolah untuk menciptakan kultur atau budaya sekolah positif yang dikembangkan dan difokuskan di SMP Negeri 2 Yogyakarta meliputi: 1 Budaya kebersihan dengan disediakannya tong sampah di setiap sudut sekolah dan di setiap depan ruangan, adanya kesepakatan bersama dalam menjaga kebersihan, dan pengadaan lomba kebersihan, serta mengikutsertakan sekolah dalam ajang lomba kebersihan sekolah tingkat kota. 2 Budaya kedisiplinan dengan pembuatan tata tertib sekolah yang tegas dan jelas. 3 Budaya berperilaku dengan mencantumkan tata pergaulan pada tata tertib siswa.