37 Dengan  begitu  dapat  disimpulkan  bahwa  penerapan  kultur  sekolah  yang
ada  di  SMA  Negeri  4  Semarang  tidak  dapat  dipungkiri  lagi  telah  menimbulkan aspek yang positif di beberapa bidang.
Hubungan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penerapan kultur  sekolah  dapat  berpengaruh  pada  kualitas  dan  mutu  sekolah  seperti  yang
peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Sleman.
C. Kerangka Pikir
Sekolah  sebagai  suatu  lembaga  pendidikan  yang  memiliki  kewenangan untuk  membuat  kebijakan  atau  pengembangan  program  guna  meningkatkan
kualitas  sekolah  itu  sendiri.  Kultur  sekolah  diyakini  memiliki  peran  yang  besar dalam  memperbaiki  kualitas  sekolah,  baik  dari  kepala  sekolah,  guru,  maupun
siswa. Beberapa unsur dari kultur sekolah tersebut antara lain berupa artifak, nilai, keyakinan, dan  asumsi menyatu dengan komponen sekolah  yaitu kepala sekolah,
guru,  siswa,  dan  staf  atau  karyawan  membentuk  hubungan  yang  sangat  erat  dan saling mempengaruhi.
Dari  hubungan  yang  saling  mempengaruhi  tersebut  kemudian  akan terbentuk kultur  yang sudah diidentifikasi sebelumnya  yaitu kultur positif, kultur
negatif,  dan  kultur  netral.  Sekolah  sebagai  lembaga  pendidikan  memiliki wewenang  untuk  membentuk  program  sebagai  upaya  untuk  membentuk  kultur
atau budaya di sekolah masing-masing. Dari pelaksanaan program sekolah itulah nantinya akan terbentuk kultur baik positif maupun negatif. Peneliti akan berusaha
mengidentifikasi kultur yang terdapat di SMP Negeri 1 Sleman.
38 Berikut  adalah  bagan  yang  menunjukkan  kerangka  berpikir  dalam
penelitian:
Bagan 1. Kerangka pikir Sekolah
KULTUR SEKOLAH SMP NEGERI 1 SLEMAN
1. Gambaran Kultur Sekolah SMP Negeri 1
Sleman 2.
Program Pengembangan Sekolah Kultur Sekolah
Unsur Kultur Sekolah
:   Artifak
  Nilai dan Keyakinan
  Asumsi
Warga Sekolah
:   Kepala
Sekolah   Guru
  Siswa   Staff
Karyawan
Kultur Positif, Kultur Negatif, dan Kultur Netral
39
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka pertanyaan penelitiannya yaitu: 1.
Bagaimanakah gambaran artifak fisik di SMP Negeri 1 Sleman? 2.
Bagaimana deskripsi mengenai artifak non-fisik yang ada di SMP Negeri  1 Sleman?
3. Apa  saja  program  yang  diterapkan  sekolah  untuk  mengembangkan  kultur
sekolah di SMP Negeri 1 Sleman? 4.
Bagaimana  pelaksanaan  program  pengembangan  sekolah  yang  mendukung terciptanya kultur sekolah di SMP Negeri 1 Sleman?
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  penelitian  kualitatif  deskriptif. Metode penelitian ini digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan suatu fakta,
gejala  dan  peristiwa  pendidikan  yang  terjadi  di  lapangan  sebagaimana  adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami
dan tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga pada saat peneliti memasuki obyek, saat  berada  di  obyek  dan  setelah  keluar  dari  obyek  keadaannya  relatif  tidak
berubah.  Oleh  karena  itu  peneliti  harus  terjun  langsung  dan  membaur  dengan objek  penelitian.  Data  yang  diperoleh  dapat  berasal  dari  hasil  pengamatan,  hasil
wawancara,  dokumentasi,  analisis  dokumen,  dan  catatan  lapangan  yang  disusun oleh peneliti di lapangan kemudian dituangkan dalam bentuk narasi, bukan dalam
bentuk angka. Dalam  penelitian  ini,  peneliti  akan  melakukan  penelitian  yang  bersifat
deskriptif  karena  peneliti  akan  mendeskripsikan  tentang  kultur  sekolah  yang teridentifikasi dari data lapangan baik yang berbentuk lisan maupun tertulis.
B. Setting Penelitian
Penelitian  ini  dilaksanakan  pada  bulan  November  2015-Januari  2017  dan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sleman yang terletak di Jalan Bhayangkara no. 27
Medari Caturharjo Sleman.