4 perubahan  emosional  yang  terjadi  pada  siswa  SMP  ini  biasanya  siswa  mulai
terlibat  dalam  lingkungan  sosial  yang  lebih  luas  dan  mulai  melakukan pelanggaran aturan. Seperti yang disampaikan oleh Annastasia Ediati 2015: 197
secara umum, remaja SMP memiliki lebih banyak problem emosi daripada remaja Sekolah  Menengah  Atas  SMA,  terutama  dalam  hal  bergaul,  berpikir,  keluhan
somatik,  dan  melanggar  aturan.  Disamping  itu,  remaja  SMP  lebih  sering mengalami externalizing problem dari pada remaja SMA.
Dari  hasil  observasi  awal,  SMP  Negeri  1  Sleman  merupakan  salah  satu sekolah  yang  berada  di  kecamatan  Sleman.  Sekolah  ini  memiliki  suasana
pendukung  berjalannya  proses  belajar  mengajar  yang  cukup  mumpuni  karena dekat dengan akses jalan besar. Dari segi fasilitas pun SMP Negeri 1 Sleman ini
sudah  cukup  lengkap,  salah  satunya  dapat  terlihat  dengan  luasnya  lahan  yang dimiliki oleh sekolah dan fasilitas pendukung lain yang ada di dalamnya sehingga
kultur sekolah dapat dikembangkan secara maksimal di sekolah ini. Kultur  sekolah  yang  ada  di  sekolah  tersebut  telah  memilki  peranan  yang
penting  dalam  membangun  prestasi  dan  citra  sekolah.  SMP  Negeri  1  Sleman merupakan salah satu sekolah yang menjadi pilihan favorit masyarakat. Berbagai
prestasi  telah  diraih  oleh  SMP  Negeri  1  Sleman,  salah  satunya  menjadi  sekolah yang memiliki nilai ujian nasional tertinggi di kecamatan Sleman pada tahun 2015
serta  lomba-lomba  lain  seperti  lomba  Karya  Ilmiah  Remaja  KIR  dan  lomba Pleton  Inti  atau  Tonti.  SMP  Negeri  1  Sleman  merupakan  sekolah  menengah
pertama  yang  memiliki  gelar  sekolah  bertaraf  internasional  pada  saat  kebijakan tersebut belum ditiadakan. Selain itu siswa lulusan SMP Negeri 1 Sleman mampu
5 melanjutkan  ke  sekolah-sekolah  favorit  baik  di  kota  Jogja  maupun  di  kabupaten
Sleman  dan  sekolah  senantiasa  berupaya  semaksimal  mungkin  agar  siswa  tidak terlibat  kedalam  gengster  ataupun  kegiatan  lain  seperti  tawuran  dan  klitih.
Dengan citra baik yang telah dimiliki SMP Negeri 1 Sleman di masyarakat sekitar menjadi  salah  satu  alasan  peneliti  untuk  melakukan  penelitian  di  SMP  Negeri  1
Sleman.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  masalah  di  atas  terdapat  beberapa masalah yang teridentifikasi sebagai berikut:
1. Masih  terdapat  sekolah  yang  belum  paham  bahwa  kultur  sekolah  akan
mempengaruhi kinerja sekolah. 2.
Masih terdapat sekolah yang memiliki kultur negatif yang berpengaruh pada kinerja dan kualitas sekolah.
3. Siswa SMP dalam masa peralihan remaja rentan melakukan pelanggaran dan
terlibat gengster. 4.
Sudah cukup banyak sekolah yang memiliki kultur sekolah yang baik, tetapi belum terinformasikan kepada masyarakat luas.
C. Batasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka peneliti perlu membatasi masalah  agar  mendapatkan  temuan  yang  terfokus  dan  dapat  mendalami
permasalahan  yang  ada.  Dengan  mempertimbangkan  segala  kompleksitas  dan
6 luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu dibatasi cakupan masalah
agar  dalam  pembahasan  nanti  menjadi  lebih  terfokus,  mendalam,  dan  mencapai sasaran  yang  dikehendaki.  Dengan  demikian,  penelitian  dibatasi  pada  kultur
sekolah yang ada di SMP Negeri 1 Sleman.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimana kultur sekolah di SMP Negeri 1 Sleman? 2.
Bagaimana  pelaksanaan  program  pengembangan  sekolah yang  mendukung
terciptanya kultur sekolah di SMP Negeri 1 Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan kultur sekolah yang ada di SMP Negeri 1 Sleman.
2. Mendeskripsikan  pelaksanaan  program  pegembangan  sekolah  yang
mendukung terciptanya kultur sekolah di SMP Negeri 1 Sleman.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi data dan kepustakaan mengenai pengembangan kultur sekolah, terutama yang
berkaitan dengan mata kuliah kultur sekolah.
2.
Manfaat praktis:
7 a.
Bagi Dinas Pendidikan, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengembangan  kultur  sekolah  yang  positif  untuk  meningkatan  kualitas
pendidikan dan kinerja sekolah.
b. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat memberikan masukan informasi tentang
kultur  sekolah  yang  teridentifikasi  oleh  peneliti  sehingga  dapat  dijadikan sebagai  bahan  evaluasi  sekolah  dalam  upaya  peningkatan  kultur  sekolah
yang positif sehingga turut  berperan dalam peningkatan mutu dan kinerja
sekolah di SMP Negeri 1 Sleman.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Kultur
Pengertian  budaya  menurut  Antropologi  Koentjaraningrat,  2003:  72 merupakan seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan
manusia  dalam  kehidupan  bermasyarakat  yang  dijadikan  miliknya  dengan  cara belajar.  Selanjutnya  menurut  bahasa  Sansekerta  budaya  atau  yang  disebut
Buddhayah, merupakan bentuk jamak dari Budhi akal. Menurut  Zamroni  2000:  148  kultur  merupakan  suatu  pandangan  hidup
yang  diakui  bersama  oleh  sekelompok  masyarakat,  yang  meliputi  cara  berpikir, perilaku,  sikap,  ataupun  nilai  yang  tercermin  baik  secara  fisik  maupun  abstrak.
Kultur  ini  juga  dapat  terlihat  sebagai  perilaku,  nilai-nilai,  sikap  hidup,  dan  cara hidup  untuk  melakukan  penyesuaian  dengan  lingkungan  serta  cara  memandang
sebuah  permasalahan  dan  solusinya.  Oleh  karena  itu,  secara  alami  kultur  akan diwariskan oleh satu generasi ke generasi berikutnya. Sekolah menjadi salah satu
lembaga  utama  yang  dipersiapkan  untuk  memperlancar  proses  penyebaran kultural antar generasi tersebut.
Selanjutnya  berbagai  pengertian  mengenai  kultur  muncul  diantaranya menurut Diana Febriana 2008: 13 sebagai berikut.
“Kultur  sebagai  pandangan  hidup  yang  diakui  bersama  oleh  suatu kelompok  masyarakat,  yang  mencakup  cara  berfikir,  pola  teladan
pengetahuan, perilaku, keyakinan, ideologi, norma, kepercayaan, kesenian, moral,  hukum,  adat-istiadat,  mitos,  sikap,  kebiasaan,  nilai  yang  tercermin
baik  wujud  fisik  maupun  abstrak,  dan  cara  hidup  untuk  melakukan