Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
263
dan gangguan ATHG, baik dari dalam maupun
dari luar, baik yang langsung maupun
yang tidak langsung, yang membahayakan
kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. Esensi
ketahanan budaya adalah pengaturan
dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya. Dengan demikian, ketahanan budaya merupakan pengembangan sosial budaya di mana
setiap warga masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensinya berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
e. Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamika kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ATHG yang membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
Ketahanan di bidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela negara, di mana seluruh IPOLEKSOSBUD-HANKAM
disusun, dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin terselenggaranya sistem ketahanan nasional. Prinsip-prinsip
sistem ketahanan nasional antara lain bangsa Indonesia mencintai perdamaian tetapi lebih cinta kemerdekaan. Pertahanan keamanan
dilandasi dengan landasan ideal Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. Pertahanan keamanan
negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan
Sishankamnas Sishankamrata.
3. Hubungan Antargatra
Antara Trigatra dan Pancagatra serta antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat yang dinamakan korelasi dan
interdependensi, artinya adalah sebagai berikut. a. Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan
bangsa dan negara di dalam mendayagunakan secara optimal gatra alamiah trigatra sebagai modal dasar untuk penciptaan
Sumber: https:ibalibalibal.wordpress.com20140826 seni-dan-budaya-kalimantan-tengah
Gambar 8.4 Adat Budaya Kalimantan
Kelas X SMAMASMKMAK
264
kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional pancagatra.
b. Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistik, yaitu suatu tatanan yang utuh, menyeluruh dan terpadu, terdapat saling
hubungan antargatra di dalam keseluruhan kehidupan nasional astagatra.
c. Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi secara keseluruhan, sebaliknya
kekuatan dari salah satu atau beberapa gatra dapat didayagunakan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah, dan mempengaruhi
kondisi secara keseluruhan.
d. Ketahanan nasional Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap gatranya, melainkan suatu resultante keterkaitan
yang integratif dari kondisi-kondisi dinamis kehidupan bangsa di bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
dan keamanan.
Selanjutnya hubungan antargatra, dikemukakan seperti uraian berikut. 1 Gatra geograi, karakter geograi sangat mempengaruhi jenis, kualitas
dan persebaran kekayaan alam dan sebaliknya kekayaan alam dapat mempengaruhi karakter geograi.
2 Antara gatra geograi dan gatra kependudukan; Bentuk-bentuk kehidupan dan penghidupan serta persebaran penduduk sangat erat
kaitannya dengan karakter geograi dan sebaliknya karakter geograi mempengaruhi kehidupan dari penduduknya.
3 Antara gatra kependudukan dan gatra kekayaan alam; kehidupan dan penghidupan pendudukan dipengaruhi oleh jenis, kualitas,
kuantitas dan persebaran kekayaan alam. Demikian pula sebaliknya, jenis, kualitas, kuantitas, dan persebaran kekayaan alam dipengaruhi
oleh faktor-faktor kependudukan khususnya kekayaan alam yang dapat diperbaharui. Kekayaan alam mempunyai manfaat nyata jika
telah diolah oleh penduduk yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
4 Hubungan antargatra dalam pancagatra; setiap gatra dalam
pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-gatra lain dan sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain
secara terintegrasi.
Buku Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
265 c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini adalah sebagai berikut.
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar mengajar, dilanjutkan dengan apersepsi.
2. Guru menyampaikan topik tentang “Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara”.
3. Guru mempersiapkan pembahasan materi melalui metode diskusi. Kelompok yang telah ditentukan topiknya pada pertemuan pertama Kelompok 7 agar mempersiapkan
kelompoknya.
Kegiatan Inti
1. Presentasi Kelompok 7, topik Bab 7 subbab C. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara.
2. Pada saat Kelompok 7 tampil presentasi, kelompok lainnya menyimak materi presentasi mengamati.
3. Setelah presentasi selesai dipaparkan oleh Kelompok 7, kelompok lain memberikan saranmasukan dan mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang sedang
dibahas menanya. 4. Pengajuan pertanyaan dilakukan dalam bentuk termin pertanyaan jumlah termin
disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan sebelum presentasi kelompok dalam
bentuk penugasan mencari informasi terkait dengan materi yang akan dipresentasikan. Kegiatan mengasosiasikan dilakukan baik oleh kelompok yang mendapat tugas
presentasi, juga kelompok lain dengan melakukan analisis dalam kelompok pada saat menyimak jalannya presentasi guna membuat pertanyaan.
Penutup
1. Guru menyimpulkan materi dan jalannya diskusi. 2. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat melakukan releksi terkait dengan kasus
tersebut. 3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT,
Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar.
Kelas X SMAMASMKMAK
266 d. Penilaian
1. Penilaian Sikap