28 yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir
divergen yang merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang
diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi.
5. Guided Discovery Learning
a. Model Pembelajaran Guided Discovery Learning
Indrawati 2011:
16 menyatakan
bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Menurut Almasdi dan Mitri 2012 model pembelajaran adalah pola yang
menggambarkan urutan alur tahap-tahap kegiatan sintaks keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta didik. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, model pembelajaran
adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Jerome Burner dikutip Asis Saifudin 2014: 56 menyatakan discovery learning merupakan sebuah model
pengajaran yang menekankan pentingnya membantu peserta didik untuk memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu,
29 kebutuhan akan keterlibatan aktif peserta didik dalam proses
belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui proses personal discovery penemuan pribadi. Penemuan
discovery merupakan model yang menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran penemuan discovery dibedakan menjadi
6, yaitu discovery learning, discovery teaching learning, inductive discovery learning, semi-inductive discovery learning, unguided or
pure discovery learning, dan guided discovery learning. Hamalik 2001: 188 menjelaskan bahwa guided discovery
learning termasuk dalam sistem pembelajaran dua arah karena melibatkan peserta didik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
guru. Peserta didik melakukan discovery, sedangkan guru membimbing mereka kearah yang benartepat. Senada dengan
pendapat tersebut, Suhana 2014: 44 mengungkapkan bahwa guided discovery learning yaitu pelaksanaan penemuan dilakukan
atas petunjuk dari guru. Guru melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran melalui diskusi kelompok, seminar, dan
sebagainya. Pembelajaran
dengan menggunakan
model guided
discovery bertujuan untuk memperbaiki pola pengajaran yang selama ini hanya mengarah kepada menghafal fakta-fakta saja,
tetapi tidak memberikan kepada peserta didik pengertian konsep- konsep dan atau prinsip-prinsip yang terdapat dalam suatu materi
30 pelajaran. Dalam pembelajaran guided discovery ini peserta didik
melakukan percobaan dengan mengamati fenomena-fenomena yang berhubungan dengan materi yang terjadi disekitar mereka
serta mengumpulkan informasi dari hasil pengamatan tersebut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru dalam
upaya menemukan konsep-konsep berdasarkan data yang diperoleh dan membandingkannya dengan teori yang terdapat dalam modul
atau buku pelajaran. Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya dengan asimilasi
yaitu proses yang mana individu mengintegrasikan antara persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam skema kognitifnya. Peserta
didik menemukan sendiri konsep-konsep dari materi yang
diajarkan dan pemahaman konsep peserta didik akan lebih bersifat permanen atau tidak akan mudah hilang dari ingatan.
b. Karakteristik Pembelajaran Guided Discovery Learning