47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Rumah Singgah Ahmad Dahlan 1. Lokasi dan Keadaan Rumah Singgah Ahmad Dahlan
Rumah Singgah Ahmad Dahlan berlokasi di Jl. Sidobali UH II No. 396 RT.26 RW.08, Mujamuju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta 55615, telp. 0274
7480582. Lokasi tersebut memudahkan masyarakat untuk menemukan Rumah Singgah Ahmad Dahlan karena terletak di perkotaan dan dapat dijangkau
dengan kendaraan bermotor. Bangunan Rumah Singgah Ahmad Dahan terdiri satu ruang tamu, ruang
administrasi, satu kamar tidur untuk anak binaan, satu kamar mandi dan WC, terdapat dapur memasak dan semuanya dalam keadaan yang baik ataupun
layak untuk digunakan. Selain itu Rumah Singgah Ahmad Dahlan memiliki fasilitas pendukung seperti listrik yang cukup, perpustakaan kecil yang
menyediakan kurang lebih 250 buku, papan informasi, TV untuk hiburan anak jalanan.
2. Sejarah Berdirinya Rumah Singgah Ahmad Dahlan
Rumah Singgah Ahmad Dahlan didirikan pada tanggal 14 Maret 2000. Rumah Singgah Ahmad Dahlan didirikan berdasarkan keinginan para
pengurusnya untuk tidak sekedar membantu mengetaskan anak-anak jalanan secara isidentil dan parsial atau hanya membantu sekolah, permakanan, pakain,
tetapi lebih dari itu Rumah Singgah Ahmad Dahlan didirikan ingin melakukan
48
kerja pendampingan secara terencana, terprogram, dan dilakukan secara berkelanjutan.
Perjalanan Rumah Singgah Ahmad Dahlan melakukan pendampingan kepada anak jalanan di Yogyakarta kurang lebih selama empat belas tahun
mulai dari awal berdiri sampai sekarang yang masih eksis melakukan pendampingan untuk anak jalanan. Dari awal pertama pengoprasionalannya
dikerjakan secara mandiri oleh pengurus Rumah Singgah Ahmad Dahlan dan dipengunjung tahun kedua dipercayai oleh Dinas Kesejahteraan Sosial dan
Kesehatan Masyarakat untuk mengelola Rumah Singgah Tersebut. ini prestasi tersendiri bagi rumah Singgah Ahmad Dahlan karena dipercaya sebagai mitra
untuk membebaskan Yogyakarta dari anak jalanan.
3. Visi dan Misi Rumah Singgah Ahmad Dahlan
Rumah Singgah Ahmad Dahlan sebagai wadah bagi anak jalanan yang ada di Yogyakarta untuk dapat membantu mereka keluar dari jalanan,
mengembangkan potensi mereka sehingga bisa bersaing dan membantu mereka supaya tidak dianggap sebeah mata oleh masyarakat memiliki visi dan misi
untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun visi dari Rumah Singgah Ahmad Dahlan adalah membebaskan
Yogyakarta dari anak jalanan serta mewujudkan Kota Yogyakarta yang ramah dengan anak. Kemudian misi yang ingin dicapai adalah mendirikan sentra-
sentra pendidikan pelatihan untuk anak jalanan, melakukan pendampingan dan advokasi kepada anak jalanan, bergabung bersama masyarakat untuk
49
kampanye peduli anak jalanan, dan memperjuangkan taraf hidup anak secara hukum, politik, ekonomi dan sosial.
4. Anak Jalanan Binaan Rumah Singgah Ahmad Dahlan
Ada sekitar 60 anak jalanan yang menjadi Anak binaan Rumah Singgah Ahmad Dahlan, dari jumlah tersebut tidak semuanya tinggal di Rumah Singgah
dikarenakan mobilitas anak jalanan yang tinggi sehingga penambahan dan pengurangan jumlah anak jalanan itu kadang terjadi di Rumah Singgah.
Kadang ada yang datang hanya singgah semalam terus pergi lagi, bahkan ada yang sampai seminggu terus pergi lagi, biasanya anak jalanan yang seperti
itu datang dari kota besar lainya seperti medan, solo, malang. Anak jalanan binaan Rumah Singgah tersebar dibeberapa titik yaitu di daerah Blok O,
dibawah jembatan janti, alun-alun utara serta Gedongkuning. Anak binaan Rumah Singgah Ahmad Dahlan rata-rata berusian 6-18
tahun, dimana usia tersebut adalah usia yang masih labil bagi perkembangan anak karenanya anak jalanan memerlukan pendampingan, arahan, bimbingan
oleh Rumah Singgah Ahmad Dahlan agar mereka berkembang dengan optimal baik dari segi mental, fisik, emosianal, dan rohaninya.
5. Badan Hukum
Rumah Singgah Ahmad Dahlan yang berdiri pada tanggal 14 Maret tahun 2000 sudah memiliki legalitas lembaga dari pemerintah provinsi DIY
yang disahkan oleh Akte Notaris: Daliso Rudianto, SH. Nomor. 05. Tahun 2001, SK Dinkeskessos DIY No. 31KPTSXI2001, dan SK Depag DIY no. A
05198 Tahun 2005.
50
6. Pendanaan
Sejak dari awal berdiri tahun 2000 Rumah Singgah Ahmad Dahlan melakukan pendampingan secara mandiri. Pendanaan dibantu oleh donatur
tetap, atau donatur isidental yang jumlahnya tidak ditentukan berapa besarnya. Setelah itu Rumah Singgah Ahmad Dahlan selalu berusaha untuk mengakses
bantuan kebeberapa intansi pemerintah seperti Dinsos, pemerintah kota yogyakarta, dinas pendidikan, dinas tenaga kerja, dan departemen agama.
7. Struktur Organisasi Rumah Singgah Ahmad Dahlan
Gambar 2. struktur Rumah Singgah Ahmad Dahlan . Sumber : Data Primer Rumah Singgah Ahmad Dahlan
BENDAHARA SEKRETARIS
PEKERJA SOSIAL PEKERJA SOSIAL
PIMPINAN
ANAK JALANAN
51
8. Program-program Pendampingan Rumah Singgah Ahmad Dahlan
Rumah Singgah
Ahmad Dahlan
memiliki program-program
pendampingan untuk anak jalanan yang selalu ditingkatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa program pendampingan tersebut a
pada hakekatnya merupakan peningkatan potensi yang dimiliki oleh anak jalanan dalam
kedua aspek yang diprioritaskan tersebut. Maka secara individual dapat dirumuskan kategori-kategori personal dari anak jalanan sebagai berikut
:
a.
Program Pendampingan untuk Anak yang Hidup di Jalanan.
Pendampingan untuk anak yang riil di jalan dikerjakan melalui pendekatan Rumah Singgah, karena Rumah Singgah mempunyai
fungsi memperkenalkan nilai dan norma sosial pada anak jalanan. Disini diharapkan pekerja sosialpendamping mampu mengembalikan
pola hidup normatif kepada anak. Maka setidaknya pada program ini akan memuat program penjangkauan outreach, assessment,
pemberdayaan, terminasi. Untuk menentukan pendampingan seperti apa yang akan dilakukan dan menyusun strategi-strateginya.
b.
Program Pendampingan untuk Anak yang Rentan Menjadi Anak Jalanan.
Untuk program pendampingan yang meliputi anak yang terlantar dan rentan menjadi anak jalanan didampingi melalui
pendekatan, kemasyarakatan community based program dan memaksimalkan kerjasama dengan institusi pemerintahan setempat.
Yaitu dengan mendirikan sanggar-sanggar belajar, pusat kegiatan belajar anak, di komunitas miskin perkotaan yang menjadi tempat
hidup anak-anak terlantar yang rentan menjadi anak jalanan. Orientasi
52
kerja pendampingan ini diprioritaskan penguatan anak untuk tetap sekolah dan bimbingan motivasi orang tua.
Secara operasional dalam pendampingan ini, akan dikerjakan program tutorial, bimbingan mental penyuluhan, kelompok belajar
anak KBA, pemberdayaan ortu yang berupa modal usaha, pendampingan usaha, bimbingan motivasi konseling dan advokasi
serta bimbingan sosial juga game permainan.
c.
Program Pendampingan Pasca Rumah Singgah
Program pendampingan pasca Rumah Singgah akan ditindak lanjuti berdasarkan kategori anak jalanan. Kategori itu bisa terinci
sebagai berikut :
1 Anak yang siap berproduksi mandiri
Beberapa kemungkinan alasan, mengapa anak siap hidup mandiri bekerja. Pertama, tuntutan keadaan. Yaitu karena
keluarga sudah mengacuhkanya dan tidak peduli nasib hidupnya. Kedua, usia umur yang memasuki fase produktif usaha. Ketiga,
kemauan anak yang kuat, dan telah memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah. Anak yang masuk dalam kategori ini akan
didampingi melalui program pembelajaran wirausaha atau skelter workshop,
wirausaha, entrepreneurship.
Dengan orientasi
pendampingan meliputi pelatihan life skill, magang kerja, belajar usaha, permodalan, usaha bersama.
53
2 Anak yang siap alih kerja
Besar sekali dari proses pendampingan yang terakhir yaitu terminasi, anak memutuskan alih kerja dari seorang pengamen ke
bentuk kerja yang normatif. Pada kategori ini kerja pendampingan diorientasikan pada dua arah, yaitu pendidikan yang berorientasi
skill, dan yang kedua adalah peningkatan ekonomi. Bentuk pendampingan yang berbasis masyarakat yaitu mencarikan rujukan
dan referensi lembaga ekonomi yang berorientasi profit, semacam bengkel, pertukangan pabrik, perusahaan jasa dan produksi.
3 Anak yang kembali menyatu dengan keluarga
Karena proses pendampingan yang secara berkala dilakukan maka anak merasa ingin bersatu lagi dengan keluarga, sehingga
walaupun anak jalanan tiduk turun lagi kejalan tetep di monitoring untuk mencegah anak tersebut untuk kembali ke jalan lagi.
4 Anak yang siap sekolah
Anak-anak yang bersedia kembali kebangku sekolah disiapkan program pondok pesantren anak jalanan, atau dirujukkan
kepanti-panti asuhan
putra Muhammadiyah.
Legitimasi empirisnya anak yang bersekolah jika masih berkumpul di Rumah
Singgah akan sangat sulit berkonsentrasi terhadap pelajaran yang diterima disekolah. Tetapi jika dirujukan kepanti-panti umum yang
telah ada di Yogyakarta maka anak-anak tersebut akan mempunyai
54
resistansi yang cukup tinggi terhadap kehidupan jalanan sehingga semakin lama mereka akan menjadi anak yang “normal”.
5 Anak yang menolak pendampingan
Anak dalam kategori ini biasanya anak-anak yang merasa bahwa hidup dimanapun itu adalah hak setiap orang misalnya
pilihan mereka hidup dijalan atau mereka sudah merasa aman dan nyaman hidup di jalan sehingaa perlu mendapatkan pendampingan
khusus sehingga mereka mau menerima pendampingan. Pada anak yang demikian Rumah Singgah akan
menerapkan program pendampingan yang menjamin terpenuhinya hak-hak dasar anak, disamping juga megupayakan perubahan
mental dan
sikap serta
prilaku jalanannnya.
Orientasi pendampingan juga bertujuan meminimalisir efek negatif
kehidupan jalanan. Tercatat dalam studi kasus pendampingan Ahmad Dahlan yaitu: miras, ngelem, kriminalitas, narkotika,
sodomi, sex bebas dan sebagainya.
B. Hasil Penelitian