Faktor Pendukung Home Visit

71 Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa home visit merupakan tahapan akhir dalam pendampingan yang dilakukan pendamping Rumah Singgah Ahmad Dahlan sebagai langkah mengamati langsung perubahan anak setelah berkunjung ke rumah mereka, memantau langsung pemanfaatan bantuan mereka apasudah digunakan sesuai dengan apa yang sudah disosialisasikan sejak awal. Selain itu home visit juga sebagai bahan evaluasi apakah anak sudah mengalami perkembangan sesuai dengan target yang diharapkan. Dalam evaluasi juga dilihat apakah anak masih layak untuk menerima bantuan PKSA atau anak sudah dihentikan dengan alasan anak sudah tidak di jalan dan sudah bekerja ditempat lain.

3. Faktor Pendukung

dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Pendampingan PKSA di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Dalam pelaksanaan pendampingan PKSA di Rumah Singgah Ahmad Dahlan ada faktor pendukung dan penghambat yang mempengarui keberhasilan didalam pendampingan. Dalam pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada anak jalanan, pendamping dan pengelola di Rumah Singgah Ahmad Dahlan bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam pendampingan antara lain, selama pendampingan khusunya saat penjangkauan para pendamping dilindungi oleh negara, kedekatan atau keakrapan pendampingan dengan anak jalanan sehingga memudahkan pendampingan. Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendamping sebagai berikut : 72 “selama pendampingan khususnya pas dijalan kita dilindungi oleh negara mas karena terkadang ada beberapa kita melakukan pendampingan penjangkauan kita dapaet perlakuan kasar dari anak jalanan seperti diludahi, dimaki-maki tapi kita harus menjalin keakrapan sama mereka agar kedepan pendampingan lancar mas”. CW. 4, 10-10-2014. Hal serupa diungkapkan oleh ibuk “TI” selaku pendamping mengatakan sebagai berikut : “selama pendampingan kita juga bekerjasama dengan Dinsos, polisi dan aparat-aparat yang melindungi kita ketika melakukan pendampingan khususnya pas terjun langsung di jalan, kemudiaan kita jalin keakrapan diantara mereka setidaknya kita mengenal seluk-beluk mereka, karena dengan kita akrap dan mereka sudah menganggap kita bukan orang asing lagi maka dalam proses pendampingan akan memudahkan kita selaku pendamping”. CW. 3, 9-10-2014. Selain faktor-faktor pendukung di atas ada beberapa faktor penghambat yang dirasa mengambat proses berjalanya pendampingan PKSA seperti orang tua anak jalanan slah menggunakan bantuan PKSA justru untuk memenuhi kebutuhan mereka, anak yang bandel yang memanfaatkan uangya sesukanya sendiri, jarak yang jauh oleh anak jalanan ketika mereka akan datang ke rumah singgah untuk diberi pendampingan seperti yang diungkapkan ol eh “AG” seorang anak jalanan yang beraktifitas di aun-alun utara sebagai berikut : “...paling muk adoh mas nek seumpomo aku arep nang rumah singgah pas arep enek pendampingan PKSA kui mas..”. “...paling Cuma jauh mas seumpama saya akan ke rumah singgah ketika ada pendampingan PKSA itu mas..:. CW. 2, 8-10-2014. Hal serupa diungkapkan para pendamping yaitu ibuk “TI” sebagai berikut : 73 “biasanya faktor penghambat itu mungkin jarak mereka dengan rumah singgah lumayan jauh mas jadi kadang mereka malas untuk kesini dan kita yang kesana, ada juga yang malah memanfaatkan bantuan itu untuk keperluan orang tua mereka bukan untuk keperluan si anak mass”. CW. 3, 9-10-2014. Dan yang diungkapkan bapak “AU” selaku pendamping sebagai berikut : “...terkadang anak jalananya bandel suka memakai uang untuk mereka membeli yang bukan sesuai dengan harapan bantuan itu diberikan, kadang orang tua ikut campur untuk memenuhi kebutuhan mereka dan juga ketika jarak anak jalanan yang jauh dari rumah singgah dan sifat mereka mobile maka sering mereka itu males datang dan kita yang datangi ketempat-tempat mereka biasanya beraktifitas”. CW. 4, 10-10-2014. Dari hasil wawancara di atas ada bebrapa faktor pendukung dan penghambat yang ada selama pendampingan dilakukan. Faktor pendukung mulai dari pendamping diberi lindungan oleh negara, keakrapan yang dibangun para pendamping dengan anak dampingan atau anak jalanan sedangkan faktor penghambatnya jarak anatara anak dampingan dengan Rumah Singgah Ahmad Dahlan yang cukuo jauh ada beberapa anak yang males untu datang kerumah singgah untuk dilakukan pendampingan, ada juga orang tua yang justru memanfaatkan bantuan PKSA untuk keperluan mereka sendiri, anak jalanan yang memanfaatkan bantuan tidak sesuai dengan tujuan PKSA. 74

C. Pembahasan 1. Proses Awal Pendampingan PKSA yang Dilakukan Rumah Singgah

Ahmad Dahlan Dalam proses awal pendampingan PKSA Rumah Singgah Ahmad Dahlan ada dua tahapan yang dilakukan para pendamping. Kedua tahapan tersebut antara lain :

a Penjangkauan

Penjangkauan adalah Program yang dilakukan oleh pekerja sosial pendamping mengunjungi tempat-tempat seperti pertigaan, perempatan, stasiun, pasar, dan pusat-pusat pertokoan Muhsin Khalida, 2005 : 95. Selain itu penjangkau juga mengidentifikasi kebutuhan anak yang hidup di jalan guna menyusun rencana pemenuhan hak anak yang hidup di jalan. Dalam Pergub Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 31 tahun 2012 Tentang Tata cara penjangkauan dan pemenuhan hak Anak yang hidup di jalan penjangkauan memiliki tujuan untuk memberikan pemenuhan hak dan mewujudkan reintegrasi sosial anak yang hidup di jalan. Rumah Singgah Ahmad Dahlan melakukan penjangkauan dibeberapa tempat binaannya yang sudah ditentukan oleh Dinsos seperti bawah Jembatan Janti, Blok O, Gedong Kuning, Alun-alun utara. Penjangkauan untuk PKSA dilakukan 2x dalam sebulan dan dilakukan selama 5 bulan mulai dari bulan Februari-juni 2014 untuk PKSA tahun 2014. Dari tempat-tempat itu para pendamping Rumah Singgah