25
mengendalikan emosi sehingga mereka dapat selalu berfikir positif dan produktif dalam setiap tindakan-tindakan mereka.
d. Model Pendampingan
Dalam penanganan pendamping perlu diciptakan model alternatif pendampingan untuk anak jalanan supaya pendampingan lebih
terarahterfokus sehingga tujuan pendampingan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu ada beberapa model alternatif
yang diterapkan untuk melakukan pendampingan anak jalanan sesuai dengan fungi dan tujuan dibentuknya model tersebut. Model-model
alternatif tersebut antara lain Laurike Adi, 2004: 82-83 : 1
Shelter. 2 Sanggar, sebagai tempat untuk anak melakukan segala aktifitas.
3 Crisis center, tempat rehabilitasi anak yang berhadapan dengan
hukum 4
Drop in center, tempat untuk anak-anak yang kecanduan Napza. 5 Panti asuhan
6 Rumah singgah 7 Pos-pos kegiatan di perempatan, terminal, bawah jebatan
8 Kelompok kerja partisipasi masyarakat
Dari beberapa model diatas dapat diuraikan sebagai berikut agar
lebih jelas dalam memaknainya : a
Shelter, model alternatif seperti panti akan tetapi model ini lebih membebaskan anak untuk datang dan pergi lagi kapan mereka
mau. Fungsinya untuk konseling anak, sebagai tempat kegiatan, tempat tinggal sementara, tempat anak curhat.
b Sanggar, model alternatif ini adalah sebagai tempat belajar,
berkarya bagi anak jalanan dan mereka bebas belajar tanpa harus
26
menyandang predikat mereka sebagai anak jalanan dan bukan tempat rehabilitasi anak seperti model-model yang lainya.
Fungsinya dari pendampingan menggunakan model sanggar ini adalah meningkatkan skill dan menampung bakat anak, tempat
curhat anak, mengurangi waktu mereka di jalan. c
Crisis center atau lebih dikenal dengan sebutan LSM adalah tempat anak menjalani proses pemulihan mental setelah mereka
mengalami tindak kekerasan, kecelakaan, penanganan hukum atau psikologis. Fungsi dari model ini adalah sebagai tempat
rehabilitasi anak, memberikan perlindungan untuk anak, ataupun penanganan dan pendampingan terhadap anak yang mengalami
proses pidana. d
Drop in center : metode dimana pendampingan dan penanganan khusus bagi anak yang mengalami masalah tertentu seperti
dilacurkan, penyakit ataupun kekerasan. Fungsi dari metode ini adalah rehabilitasi anak yang terkena narkoba, tempat tinggal
anak. e
Panti asuhan metode yang berfungsi untuk anak jalanan yang tidak mempunyai orang tua atau yatim piatu, tempat belajar dan
pendampingan yang dilakukan biasanya berdasarkan spiritual atau berpedoman pada agama.
f Rumah singgah: bisa dikatakan tempat singgah sementara yang
diciptakan senyaman mungkin sehingga anak jalanan nyaman.
27
Fungsinya adalah tempat berlindung anak dari resiko di jalan, tempat bermain anak, tempat tinggal anak sehingga pendamping
lebih mudah melakukan pendampingan dan monitoring aktifitas dan perkembangan anak dan orang tua mereka.
g Pos-pos kegiatan adalah tempat-tempat yang disepakati oleh para
pendamping dan orang yang didampingi sehingga di antara mereka merasakan nyaman dan aman. Biasanya dilakukan di
perempatan lampu merah, terminal, di bawah jembatan atau tempat-tempat di mana anak jalanan sering melakukan aktivitas
mereka. Dengan metode ini diharapkan pendampingan lebih fleksibel.
h Kelompok kerja partisipasi masyarakat, metode yang melibatkan
masyarakat untuk ikut berpartisipasi melakukan pendampingan anak jalanan. misalnya masyarakat sendiri yang melakukan
pendampingan anak jalanan di wilayahnya masing-masing, bisa menjadi relawan untuk mengajar anak, menyediakan ruang dan
fasilitas belajar anak. Semua model dilakukan dengan satu tujuan yang sama yaitu
berusaha melakukan pendampingan kepada anak jalanan dan berusaha membantu mereka keluar dari jalan atau setidaknya mengurangi waktu
mereka di jalan, membantu memenuhi hak anak jalanan, melindungi mereka dari berbagai tindak kekerasan ataupun kriminal.
28
e. Bentuk-bentuk pendampingan