Pendampingan Pemenuhan Kebutuhan Sosial

67 terpenuhi. Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendamping sebagai berikut : “kita hanya memberi pedampingan awal berupan arahan selanjutnya mereka sendiri yang melakukan. haranpan mengajarkan anak untuk mandiri, percaya diri agar kebutuhan emosional mereka terpenuhi sesuai dengan tujuan PKSA akan tetapi dalam prosesnya tetap kita awasi serta berupaya memberi rasa nyaman dan aman dengan rumah singgah”. CW. 4, 10-10- 2014. Hal serupa di ungkapkan oleh “TI” selaku pendamping anak jalanan mengatakan sebagai berikut : “anak tidak kita manjakan mas, dalam artian tidak selamanya semuanya kita dampingi melainkan kita ajarkan mereka kemandirian akan tetapi tetap dalam pengawasan mas apabila anak mengalami kebingungan serta berupaya memberi rasa nyaman kepada anak ”. CW. 3, 9-10-2014. Dari hasil wawancara di atas para pendamping Rumah Singgah Ahmad Dahlan melakukan pendampingan dengan cara mengedepankan anak yang aktif bukan pendamping yang aktif dengan harapan kedepan anak lebih mandiri dan percaya diri dalam melakukan apapun yang mereka lakukan. Serta memberikan kenyamanan dan rasa aman kepada anak dengan rumah singgah Sehingga terpenuhinya kebutuhan emosional mereka terpenuhi.

d. Pendampingan Pemenuhan Kebutuhan Sosial

Rumah Singgah Ahmad Dahlan juga berupaya memberikan pendampingan untuk anak jalanan dalam hal ini untuk pemenuhan kebutuhan sosial mereka. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk saling berinteraksi antara manusia satu dengan yang lainya. Karena anak 68 jalanan masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat maka kebutuhan sosial anak jalanan sangatlah perlu biar mereka tidak dikucilkan oleh masyarakat dan diterima dimasyarakat. Oleh karena itu Rumah Singgah Ahmad Dahlan berupaya memberikan pendampingan pemenuhan kebutuhan sosial bagi anak jalanan binaanya khusunya penerima bantuan PKSA dengan berbagai program. Seperti yang diungkapkan oleh bapak “AU” selaku pendampin anak jalanan sebagai berikut : “untuk pemenuhan kebutuhan sosial mereka kita sering ikutkan mereka dalam kegiatan bermasyarakat, kita latih berinteraksi dengan orang diluar sana seperti kita ajak untuk kerja bakti, bertamasya, out bond agar mereka bisa belajar saling berinteraksi dengan orang lain”. CW. 4, 10-10-2014. Hal serupa diungkapkan oleh bapak “YD” selaku pengelola Rumah Singgah Ahmad Dahlan sebagai berikut : “kita juga mengajak anak bertamasya ke tempat-tempat wisata, mengajak mereka out bond harapanya mereka bisa belajar berinteraksi didunia luar, dan supaya memberikan pengertian bahwa mereka juga layak untuk berinteraksi dengan banyak orang, dan tidak mlinder karena asumsi masyarakat yang memandang sebelah mata anak jalanan”. CW. 3, 9-10-2014. Ibu “TI” juga mengungkapkan hal yang sama tentang hal itu sebagai berikut : “...mengajak anak jalanan untuk masuk dalam kegiatan masyarakat, dan bertamasya juga salah satu pendampingan yang kita lakukan agar anak belajar berinteraksi dan bersosialisasi di masyarakat..”. CW. 3, 9-10-2014. Kesimpulan dari wawancara di atas adalah Rumah Singgah Ahmad Dahlan melalui pendamping dan pengelola mengajak anak untuk ikut 69 dalam kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, dan memberikan mereka liburantamasya dengan harapan mereka juga bisa berinteraksi dengan masyarakat sehingga anggapan bahwa anak jalanan masih menjadi oknum tindakan kriminal, mengotori kota dimasyarakat bisa sedikit-demi sedikit terhapuskan. Harapanya anak jalanan bisa keluar dari dunia jalan dan bisa diterima dimasyarakat lagi tanpa mendiskriminasikan mereka.

e. Home Visit