Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 proses pembelajaran menyebakan aktivitas belajar kurang sehingga
berdampak rendahnya prestasi belajar siswa. Model yang digunakan oleh guru pada umumnya merupakan model pembelajaran konvensional. Dalam
hal ini yang umum digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi yaitu menggunakan metode ceramah.
Penelitian ini dilakukan di SMK PIRI Sleman yang merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah tingkat atas yang merupakan
sekolah kejuruan dibawah naungan yayasan Perguruan Islam Republik Indonesia PIRI. Seperti halnya SMK lainnya, SMK PIRI Sleman juga
telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa
terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan KTSP. Salah satunya pada Mata Pelajaran Kerja Bangku yang membahas tentang Materi Alat Ukur
Presisi. Pembelajaran pada materi alat ukur tersebut belum menunjukan hasil yang optimal salah satu kendala utama adalah kurangnya antusiasme
siswa untuk belajar siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengemukakan
pertanyaan maupun pendapat. Hal ini dikarenakan oleh pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung menggunakan metode pembelajaran
konvensional yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Padahal dalam kerangka pembelajaran materi alat ukur, siswa wajib dilibatkan
secara mental, fisik dan sosial untuk membuktikan sendiri tentang kebenaran dari teori-teori yang telah dipelajarinya melalui proses ilmiah.
5 Jika hal ini tidak tercakup dalam proses pembelajaran dapat dipastikan
penguasaan konsep pembelajaran alat ukur akan kurang dan akan menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa yang pada akhirnya akan
mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya prestasi siswa pada materi alat ukur dapat menghambat
ketercapaian tujuan pendidikan. Rendahnya prestasi belajar siswa pada materi alat ukur dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain rendahnya
daya tangkap siswa terhadap materi yang diberikan, kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sarana yang kurang
mendukung dan metode ataupun media pembelajaran yang digunakan kurang sesuai.
Atas dugaan di atas maka peneliti menawarkan suatu tindakan alternatif untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan model
pembelajaran lain yang lebih mengutamakan aktivitas siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal.
Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif tumbuh dari suatu tradisi pendidikan yang menekankan berpikir dan latihan bertindak demokratis,
pembelajaran aktif, perilaku kooperatif, dan menghormati perbedaan dalam masyarakat multibudaya. Dalam pelaksanaannya pembelajaran
kooperatif dapat merubah peran guru dari peran terpusat pada guru ke peran pengelolah aktivitas kelompok kecil. Sehingga dengan demikian
6 peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan siswa akan
semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan permasalahan yang dianggap sulit sekalipun. Beberapa peneliti yang
terdahulu yang
menggunakan model
pembelajaran kooperatif
menyimpulkan bahwa model pembelajaran tersebut dengan beberapa tipe telah memberikan masukan yang berarti bagi sekolah, guru dan terutama
siswa dalam meningkatkan prestasi. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pembelajaran kooperatif melalui pendekatan struktural tipe
Numbered Heads Together NHT. Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa lebih bertanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda.
Setiap siswa dibebankan untuk menyelesaikan soal yang sesuai dengan nomor anggota mereka. Tetapi pada umumnya mereka harus mampu
mengetahui dan menyelesaikan semua soal yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe NHT juga dinilai lebih memudahkan
siswa berinteraksi dengan teman-teman dalam kelas dibandingkan dengan model pembelajaran langsung yang selama ini diterapkan oleh guru. Pada
model pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa duduk
berhadap-hadapan dengan guru dan terus memperhatikan gurunya. Berdasarkan uraian di atas maka, peneliti tertarik melaksanakan
penelitian tentang ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
7 Numbered Head Together Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
Belajar Siswa pada Materi Alat Ukur di SMK PIRI Sleman “