42 interaksi sosial siswa di kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together merupakan salah satu strategi yang melibatkan interaksi siswa karena pembelajaran didasarkan atas kerja sama kelompok dimana masing-
masing individu memeiliki tnggungjawab yang sama dalam mencapai tujuan kelompok.
Langkah-langkah pelaksanaan dalam pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together yaitu penomoran, penugasan, diskusi kelompok,
dan guru menyebutkan salah satu nomor anggota kelompok. Penerapannya yaitu membagi siswa dalam kelompok yang terdiri empat orang siswa dan
setiap kelompoknya mempunyai tingkat kemampuan yang beragam. Kemudian setiap anggota kelompok diberikan tanggungjawab dan diberi
kebebasan dalam mengeluarkan pendapat tanpa merasa takut salah. Oleh karena itu, tidak tampak lagi mana siswa yang unggul karena semuanya
berbaur dalam satu kelompok dan sama-sama bertanggung jawab terhadap kelompoknya tersebut.
Dengan demikian, diharapkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT akan lebih meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran, bekerja sama dengan teman secara efektif, dan berinteraksi dengan guru sehingga suasana kelas akan menjadi kondusif untuk belajar dan
diharapkan hasil belajar siswa meningkat.
43
D. Pertanyaan Peneitian
Dari pembahasan kajian teori dan kerangka berfikir di atas akan dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Bagaimanakan cara
meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Alat Ukur di SMK PIRI Sleman dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
tipe NHT Numbered Head Together ?
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan action research Suharsimi Arikunto menyatakan
2006:90 penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat
dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan. Model penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan
oleh konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok Suharsimi Arikunto 2006:92 yang terdiri dari:
1. Perancanaan atau planning 2. Tindakan atau acting
3. Pengamatan atau observating, dan 4. Refleksi atau reflecting
Dari keempat komponen tersebut merupakan kesatuan yang saling berhubungan satu sama lainya, sehingga tidak bisa dipisahkan dan
membentuk siklus. Dalam praktiknya penelitian tindakan membutuhkan siklus yang berulang sehingga akan didapatkan sebuah hasil yang
diinginkan.
45
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, yaitu suatu penelitian yang dilakukan berdasarkan permasalahan yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas. Menurut Suharsimi Arikunto 2006:91 penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian ini
mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan yaitu tindakan menekankan pada proses maupun hasil dari perubahan-
perubahan strategi dan teknik yang digunakan. Dalam penelitian tindakan, partisipasi merupakan prinsip pokok secara operasional antara guru, siswa
dan peneliti yang berupaya memperoleh hasil optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif.
Melalui pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat menemukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa saat
mengikuti pembelajaran
yang berimplikasi
pada meningkatnya
penguasaan materi belajar siswa. Maka dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi rancangan dan pelaksanaan untuk
meningkatkan hasil dan efektifitas suatu rancangan dan desain pembelajaran yang dilaksanakan.
Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart Suharsimi Arikunto, 2006: 93. Bagan model spiral Kemmis dan
Mc Taggart digambarkan sebagai berikut:
46 Gambar 1. Proses penelitian tindakan
Model Kemmis M Taggart Dari Gambar Proses penelitian tindakan model Kemmis Mc
Taggart terdapat empat langkah yang merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan seterusnya.meskipun
sifatnya berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga pengamat, mungkin
pengamatan dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Dengan kata lain, objek pengamatan sudah lampau
terjadi.