Status Hukum Debitur Selama Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

sedikit 23 dua pertiga bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut; dan 2. Persetujuan lebih dari ½ satu perdua jumlah kreditur yang piutangnya dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, yang hadir dan mewakili paling sedikit 23 dua pertiga bagian dari seluruh tagihan dari Kreditur atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut.

D. Status Hukum Debitur Selama Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Dengan ditetapkannya PKPU, maka selama berlangsungnya PKPU, Debitur tanpa persetujuan Pengurus tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atas perusahaannya dan tidak pula berhak memindahkan hak atas sesuatu bagian dari hartanya; 165 Apabila Debitur melanggar ketentuan ini, Pengurus berhak untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk memastikan agar tidak terjadi kerugian terhadap harta Debitur sebagai akibat tindakan Debitur tersebut. 166 Menurut Pasal 240 ayat 3 UU No. 37 Tahun 2004, kewajiban-kewajiban Debitur yang timbul setelah dimulainya PKPU, yang dilakukan Debitur tanpa persetujuan dari Pengurus, hanya dapat dilaksanakan atas beban harta Debitur sepanjang hal yang demikian itu menguntungkan bagi harta Debitur. 165 Pasal 240 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004. 166 Pasal 240 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004. Universitas Sumatera Utara Selama berlangsungnya PKPU, menurut Pasal 242 ayat 1, Debitur tidak dapat dipaksa untuk membayar utang-utangnya. Selain itu, semua tindakan eksekusi yang telah dimulai dalam rangka pelunasan utang, harus ditangguhkan, keadaan ini disebut “stands” atau “stay” atau keadaan diam. 167 Atas permintaan Pengurus, semua sita jaminan terhadap harta Debitur berakhir setelah ditetapkannya Putusan PKPU, dan setelah persetujuan atas perdamaian telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dan atas permintaan Pengurus atau Hakim Pengawas. 168 Pengadilan, jika masih diperlukan, wajib menetapkan pengangkatan sita yang telah dipasang atas barang-barang yang termasuk harta Debitur; ketentuan Pasal 242 ayat 2 tersebut berlaku pula terhadap eksekusi dan sita yang telah dimulai atas barang yang tidak dibebani hak agunan, sekalipun eksekusi dan sitaan tersebut berkenaan dengan tagihan Kreditur yang dijamin dengan hak yang harus diistimewakan berkaitan dengan kekayaan tertentu berdasarkan Pasal 242 ayat 3 UU No. 37 Tahun 2004. 167 M. Hadi Shubban, Op.Cit, hal. 145. 168 Herna Pardede, http:hernathesis.multiply.comjournalitem18. Diakses tanggal 6 Oktober 2005. Universitas Sumatera Utara

E. Akibat Hukum Perdamaian Dan Pembatalan Perdamaian Dalam

Dokumen yang terkait

Asas Pembuktian Secara Sederhana Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Pkpu) Pada Putusan Ma Ri No. 586 K/Pdt.Sus-Pailit/2013

13 131 117

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Kewenangan Kreditur Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Niaga No. 05/ PKPU/ 2010/ PN. Niaga – Medan)

2 52 135

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan Dan Manfaatnya Bagi Pihak Debitor Dan Kreditor. (Studi Kasus Di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat)

0 45 211

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan

2 59 2

Penetapan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Tetap Oleh Pengadilan Niaga Terkait Adanya Kreditor Separatis Menuurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 (Studi Putusan Nomor 134K/Pdt. Sus-/PKPU/2014)

5 99 90

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 12