F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Sistim hukum Indonesia pada awalnya menganut sistim hukum Eropah Kontinental yang diadopsi dari Belanda. Namun, pada perkembangan selanjutnya
pengaruh unsur-unsur hukum dalam sistim hukum Anglo Saxon banyak mewarnai perkembangan hukum di Indonesia khususnya hukum bisnis, yang salah satu
diantaranya adalah Hukum Kepailitan di Indonesia. Pada UU No. 4 Tahun 1998 maupun UU No. 37 Tahun 2004 sudah dipengaruhi oleh sistem hukum Anglo Saxon,
diantaranya adalah pembentukan Pengadilan Niaga, adanya kurator pemerintah, dan kurator swasta, serta pemberian kewenangan mengajukan permohonan PKPU oleh
kreditur dalam UU No. 37 Tahun 2004. Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini,
digunakan teori yang dikemukakan oleh Aristoteles dan John Rawls, yakni teori keadilan. Untuk mengetahui apa yang adil dan apa yang tidak adil terlihat, bukan
merupakan kebijakan yang besar, lebih-lebih lagi jika keadilan diasosiasikan dengan aturan hukum positif, bagaimana suatu tindakan harus dilakukan dan pendistribusian
menegakkan keadilan, serta bagaimana memajukan keadilan. Aristoteles
mendefinisikan keadilan sebagai berikut:
15
“Justice is a political virtue, by the rules of it, the state is regulated and these rules the criterion of what is right
.”
15
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum Legal Theory dan Teori Peradilan Judicialprudence, Termasuk Interpretasi Undang-Undang Legisprudence
, Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group, 2009, hal. 223.
Universitas Sumatera Utara
Keadilan diuraikan secara mendasar oleh Aristoteles dalam Buku ke V buku Nicomachean Ethics.
16
Untuk mengetahui tentang keadilan dan ketidakadilan harus dibahas tiga hal utama yaitu 1 tindakan apa yang terkait dengan istilah tersebut, 2
apa arti keadilan, dan 3 diantara dua titik ekstrim, apakah keadilan itu terletak.
17
Menurut Aristoteles, arti keadilan ada 2 dua, yakni:
18
1. Keadilan Dalam Arti Umum Keadilan sering diartikan sebagai suatu sikap dan karakter. Sikap dan karakter
yang membuat orang melakukan perbuatan dan berharap atas keadilan adalah keadilan, sedangkan sikap dan karakter yang membuat orang bertindak dan berharap
ketidakadilan adalah ketidakadilan. Secara umum, dikatakan bahwa orang yang tidak adil adalah orang yang tidak
patuh terhadap hukum unlawful, lawless dan orang yang tidak fair unfair, maka orang yang adil adalah orang yang patuh terhadap hukum law-abiding dan fair.
Karena tindakan memenuhimematuhi hukum adalah adil, maka semua tindakan pembuatan hukum oleh legislatif sesuai dengan aturan yang ada adalah adil.
Tujuan pembuatan hukum adalah untuk mencapai kemajuan kebahagiaan masyarakat. Maka, semua tindakan yang cenderung untuk memproduksi dan
mempertahankan kebahagiaan masyarakat adalah adil. Dengan demikian, keadilan
16
Aristoteles, Nicomachean Ethics, translated by W.D. Ross, http:bocc.ubi.pt pagAristoteles- nicomachaen.html, diakses pada tanggal 20 Juni 2011.
17
Ibid ., hal. 2.
18
Ibid., hal. 3.
Universitas Sumatera Utara
bisa disamakan dengan nilai-nilai dasar sosial. Keadilan yang lengkap bukan hanya mencapai kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga kebahagian orang lain.
2. Keadilan Dalam Arti Khusus