Maksud Dan Tujuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

meliputi pembayaran sebagian atau seluruh hutangnya dengan cara dan prosedur yang disetujui oleh para Kreditur. 116

A. Maksud Dan Tujuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Maksud dan Tujuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang adalah sesuai dengan yang tercantum dalam ketentuan Pasal 222 ayat 2 dan 3 UU No. 37 Tahun 2004, yakni: “2 Debitur yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat melanjutkan membayar utang-utangya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditur. 3 Kreditur yang memperkirakan bahwa debitur tidak dapat melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon agar kepada debitur diberi penundaan kewajiban pembayaran utang, untuk memungkinkan debitur mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada krediturnya.” Dari Pasal tersebut dapat diartikan bahwa secara umum, maksud dari PKPU adalah untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditur konkuren, sedangkan tujuannya adalah untuk memungkinkan seorang debitur meneruskan usahanya meskipun ada kesukaran pembayaran dan untuk menghindari kepailitan. 117 116 Sunarmi, Hukum Kepailitan, Op. Cit., hal 160. 117 Roy Sanjaya, http:Roy Sanjaya.blogspot.com201101penundaan-kewajiban-pembayaran- utang.html., diakses tanggal 7 Juni 2011. Universitas Sumatera Utara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU adalah suatu masa yang diberikan oleh Hakim Pengadilan Niaga kepada Debitur dan Kreditur untuk menegosiasikan cara-cara pembayaran utang debitur, baik sebagian maupun seluruhnya termasuk apabila perlu dalam merestrukturisasi utang tersebut. Diberikannya kesempatan bagi debitur untuk menunda kewajiban pembayaran utang- utangnya, maka kemungkinan bagi debitur untuk melanjutkan usahanya, asset-aset dan kekayaan akan tetap dapat dipertahankan oleh debitur sehingga dapat memberi suatu jaminan bagi pelunasan utang-utang kepada seluruh krediturnya, dan juga memberi kesempatan kepada debitur untuk merestrukturisasi utang-utangnya; sedangkan bagi kreditur, PKPU yang telah diberikan kepada debitur juga dimaksudkan agar kreditur memperoleh kepastian mengenai tagihannya, dan utang piutangnya akan dapat dilunasi oleh debitur. 118 Pada hakekatnya, pemberian PKPU kepada debitur yang berada dalam keadaan insolvensi mempunyai kesempatan untuk mengajukan Rencana Perdamaian, baik berupa tawaran untuk pembayaran utang secara keseluruhan ataupun sebagian dari utang tersebut. Dalam UUK yang lama, permohonan PKPU dapat diajukan oleh debitur yang sedang menghadapi Permohonan Pernyataan Pailit dari krediturnya atau debiturnya sendiri yang memohon agar kepada dirinya diberikan PKPU tanpa adanya Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh debitur. Namun, berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004 ini, kreditur juga telah diberikan hak untuk mengajukan PKPU 118 Sriwijiastuti, http: eprints.undip.ac.id23774isrijiastuti.pdt.,diakses tanggal 18 Juni 2011. Universitas Sumatera Utara terhadap debiturnya tanpa terlebih dahulu mengajukan Permohonan Pernyataan Pailit terhadap debiturnya. 119 Dalam hal PKPU ini sedang berlangsung, secara tegas UU No. 37 Tahun 2007 menyatakan bahwa si debitur itu tidak dapat diajukan Permohonan Pernyataan Pailit, dan apabila terdapat Permohonan Pernyataan Pailit dan Permohonan PKPU yang diajukan dan diperiksa pada saat yang bersamaan, maka Pengadilan Niaga wajib memberikan Putusan atas Permohonan PKPU terlebih dulu dibandingkan Permohonan Pernyataan Pailit. 120

B. Prosedur Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

Dokumen yang terkait

Asas Pembuktian Secara Sederhana Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Pkpu) Pada Putusan Ma Ri No. 586 K/Pdt.Sus-Pailit/2013

13 131 117

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Kewenangan Kreditur Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Niaga No. 05/ PKPU/ 2010/ PN. Niaga – Medan)

2 52 135

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan Dan Manfaatnya Bagi Pihak Debitor Dan Kreditor. (Studi Kasus Di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat)

0 45 211

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan

2 59 2

Penetapan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Tetap Oleh Pengadilan Niaga Terkait Adanya Kreditor Separatis Menuurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 (Studi Putusan Nomor 134K/Pdt. Sus-/PKPU/2014)

5 99 90

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 12