Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang maka berlaku mutatis mutandis ketentuan yang ada dalam Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 UUK dan PKPU.
131
Pasal 11 mengatur mengenai upaya hukum yang dapat dilakukan terhadap putusan
pengakhiran PKPU adalah kasasi ke Mahkamah Agung. Pasal 9 UU No 37 Tahun 2004, yang mengatur prosedur kasasi, dimana pemohon kasasi wajib menyampaikan
memori kasasi, dan Pasal 13 mengatur prosedur kasasi ke Mahkamah Agung dimana dalam waktu 60 hari Mahkamah Agung harus sudah memutus kasasi tersebut, serta
Pasal 14 mengatur tentang kemungkinan dilakukannya upaya hukum Peninjauan Kembali.
132
C. Perdamaian Accord dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Dalam kepailitan ada 2 dua accord, yaitu:
133
a. Accord yang ditawarkan dalam Kepailitan yaitu pada saat rapat verifikasi,
b. Accord yang ditawarkan dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, yaitu
sebelum Debitur dinyatakan pailit. Accord
yang ditawarkan oleh si Debitur Pailit itu berisi beberapa kemungkinan atau alternatif yang akan dipilih oleh para Kreditur, yaitu
134
:
131
Pasal 273 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004.
132
M. hadi Shubban, Op. Cit., hal. 152.
133
Sunarmi, Op. Cit., hal. 161.
134
Sunarmi, Op.cit, hal, 165
Universitas Sumatera Utara
1. Mungkin si Pailit menawarkan kepada Krediturnya, bahwa ia akan membayar
sanggup membayar dalam jumlah tertentu dari utangnya namun tidak dalam jumlah keseluruhannya;
2. Mungkin si Pailit akan menawarkan accord likuidasi liquidatie accord, yakni si
Pailit menyediakan hartanya bagi kepentingan para kreditur untuk dijual di bawah pengawasan seorang pengawas, dan hasil penjualannya dibagi untuk para
kreditur. Apabila hasil penjualan itu tidak mencukupi, maka si Pailit dibebaskan dari membayar sisa yang belum terbayar;
3. Mungkin si Debitur Pailit menawarkan untuk meminta Penundaan Pembayaran,
dan diperbolehkan mengangsur utangnya untuk beberapa waktu: a.
Pada saat si debitur sendiri dengan itikad baiknya dahulu mengajukan Permohonan PKPU terhadap krediturnya, maka dalam Permohonan PKPUnya
telah berisi Rencana Perdamaian atau boleh juga setelah putusan Permohonan PKPU Sementara oleh Pengadilan baru diajukan Rencana Perdamaian kepada
para krediturnya. Namun, apabila Rencana Perdamaian tidak disetujui oleh para krediturnya dan bila PKPU Tetap tidak dapat ditetapkan, maka
berlakulah Pasal 230 UUK seperti pada point a di atas. b.
Sedangkan bila para kreditur mengajukan Permohonan Pernyataan Pailit terhadap debiturnya, maka si debitur dapat mengajukan Rencana Perdamaian
kepada para krediturnya sebagai tangkisan terhadap Permohonan Pernyataan Pailit para krediturnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Zainal Asikin, dengan dibukanya kemungkinan untuk mengadakan accord
, maka hak itu akan dapat menguntungkan kedua belah pihak, karena:
135
1. Bagi para kreditur, jikalau harta pailit dijual dilelang atau dilakukan
pemberesan dengan perantaraan Hakim, dan hasilnya dibagi menurut imbangan jumlah piutang kreditur, maka belum tentu para kreditur itu akan mendapat
pembayaran yang lebih tinggi seperti yang ditawarkan di dalam accord. Jadi, penawaran di dalam accord mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan
pembagian melalui pemberesan oleh Hakim; 2.
Bagi Debitur Pailit, ia akan membayar sejumlah utang yang telah disetujui dalam accord yang lebih kecil dari utang sebenarnya, sedangkan sisanya tidak
menjadi beban bagi Debitur untuk melunasinya. Apabila accord telah dipenuhi, maka berakhirlah Kepailitan. Hal ini berbeda dengan pemberesan oleh Hakim,
yakni apabila dari hasil pelelangan itu belum atau tidak cukup untuk melunasi utang-utang si Pailit secara penuh, maka sisanya akan tetap menjadi utang si
Pailit yang pelunasannya dengan harta pailit yang masih akan ada.
136
Adapun tata cara pengajuan perdamaian dalam rangka PKPU:
137
1 Rencana Perdamaian diajukan dapat bersamaan dengan diajukannya permohonan PKPU.
135
Zainal Asidikin, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang di Indonesia,
Jakarta: Rajawali Pers, 1991, hal. 179.
136
Pasal 1131 KUHPerdata.
137
Jono, Op. Cit., hal. 170.
Universitas Sumatera Utara
2 Apabila Rencana Perdamaian diajukan sesudah permohonan PKPU diajukan, haruslah sebelum jatuhnya hari sidang selambat-lambatnya menurut ketetapan
PKPU sementara yakni sebelum lewat batas waktu 45 hari, dan rencana perdamaian sebagaimana dimaksudkan tersebut harus disediakan di
kepaniteraan untuk dapat diperiksa oleh siapapun tanpa dikenakan dipungut biaya
138
dan harus disampaikan kepada Hakim pengawas, pengurus dan ahli, bila ada secepat mungkin setelah rencana tersebut tersedia.
3 Apabila Rencana Perdamaian dilampirkan pada permohonan penundaan sementara kewajiban pembayaran utang, atau telah disampaikan oleh debitur
sebelum sidang, maka hakim pengawas harus menentukan; 1 Hari terakhir harus disampaikan kepada pengurus
139
, 2 Tanggal dan waktu rencana perdamaian yang diusutkan itu akan dibicarakan dan diputuskan dalam rapat
kreditur yang dipimpin oleh hakim pengawas
140
, 3 Batas tenggang waktu antara point 1 dan 2 paling sedikit 14 empat belas hari.
141
4 Pengurus wajib memberitahukan hal-hal yang disebut di atas point c kepada semua kreditur yang dikenal baik dengan surat tercatat maupun melalui
kurir.
142
138
Pasal 229 ayat 3 UU No. 37 Tahun 2004.
139
Pasal 268 ayat 1 huruf a UU No. 37 Tahun 2004.
140
Pasal 268 ayat 1 huruf b UU No. 37 Tahun 2004.
141
Pasal 268 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004.
142
Pasal 225 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
5 Atas seluruh tagihan yang diajukan kepada pengurus dengan cara menyerahkan surat tagihan atau bukti-bukti tertulis lainnya yang menyebutkan sifat dan
jumlah tagihan disertai bukti yang mendukung dan atas tagihan yang diajukan kepada pengurus, kreditur dapat meminta tanda terima dari pengurus.
143
6 Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud di atas tidak dapat dipenuhi, atau jika kreditur karena belum dapat memberikan suara mereka mengenai rencana
perdamaian, maka atas permintaan debitur para kreditur harus menentukan penerimaan atau penolakan penundaan kewajiban pembayaran utang secara
tetap dengan maksud untuk memungkinkan debitor, pengurus dan para kreditur untuk mempertimbangkan dan menyetujui perdamaian pada rapat atau sidang
yang diadakan selanjutnya.
144
7 Apabila penundaan kewajiban pembayaran utang secara tetap sebagaimana yang dimaksud di atas disetujui, maka penundaan tersebut berikut
perpanjangannya tidak boleh melebihi 270 hari terhitung sejak putusan penundaan kewajiban pembayaran uang sementara ditetapkan.
145
143
Pasal 270 ayat 1 dan 2 UU No. 37 Tahun 2004.
144
Pasal 228 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004.
145
Pasal 228 ayat 6 UU No. 37 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
8 Rencana Perdamaian akan gugur demi hukum apabila sebelum putusan penundaan kewajiban pembayaran utang berkekuatan hukum tetap, ternyata
kemudian datang keputusan yang berisikan penghentian PKPU tersebut.
146
Dalam Rencana Perdamaian tersebut, harus jelas alternatif perdamaian dimaksud, sehingga Kreditur mempersiapkan diri untuk mempertimbangkan dalam
rapat yang bersangkutan. Isi Rencana Perdamaian Kemungkinan:
147
1 Utang akan dibayar sebagian,
2 Utang akan dibayar dicicil,
3 Utang akan dibayar sebagian dan sisanya dicicil.
Dalam UU No. 37 Tahun 2004 menentukan bahwa si debitur berhak untuk menawarkan suatu perdamaian kepada semua kreditur dan terdapat Jangka waktu
bagi Debitur Pailit untuk mengajukan perdamaian, yakni: 1
Apabila Debitur Pailit mengajukan Rencana Perdamaian dan paling lambat 8 delapan hari sebelum rapat pencocokan piutang yang disediakan di
Kepaniteraan Pengadilan agar dapat dilihat dengan cuma-cuma oleh setiap orang yang berkepentingan, dan rencana perdamaian tersebut wajib dibicarakan dan
diambil keputusan segera setelah selesainya pencocokan piutang,
148
146
Pasal 267 UU No. 37 Tahun 2004.
147
H. Man S. Sastrwidjaja, Op. Cit., hal. 178.
148
Pasal 145 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
2 Bersamaan dengan penyediaan Rencana Perdamaian tersebut di Kepaniteraan
Pengadilan, maka salinannya wajib dikirimkan kepada masing-masing anggota Kreditor Sementara.
149
Kurator dan Panitia Kreditur Sementara masing-masing wajib memberikan pendapat tertulis tentang Rencana Perdamaian dalam rapat tersebut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 145,
150
pembicaraan dan keputusan mengenai Rencana Perdamaian tersebut, ditunda sampai rapat yang berikut yang tanggalnya ditetapkan
oleh Hakim Pengawas paling lambat 21 dua puluh satu hari kemudian, dalam hal: a.
Apabila dalam rapat diangkat Panitia Kreditur Tetap yang tidak terdiri atas orang- orang yang sama seperti Panitia Kreditur Sementara, sedangkan jumlah terbanyak
Kreditur menghendaki dari Panitia Kreditur Tetap memberikan pendapat tertulis tentang perdamaian yang diusulkan tersebut; atau
b. Apabila Rencana Perdamaian tidak disediakan di Kepaniteraan Pengadilan dalam
waktu yang ditentukan, sedangkan jumlah terbanyak Kreditur yang hadir menghendaki pengunduran rapat.
151
Dalam hal pembicaraan dan pemungutan suara mengenai Rencana Perdamaian ditunda sampai rapat berikutnya, Kurator dalam jangka waktu 7 tujuh
hari setelah tanggal rapat terakhir harus memberitahukan kepada Kreditur yang diakui atau Kreditur yang untuk sementara diakui yang tidak hadir pada rapat pencocokan
149
Pasal 145 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004.
150
Pasal 146 UU No. 37 Tahun 2004.
151
Pasal 147 UU No. 37 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
piutang, pemberitahuan mana dilakukan dengan surat yang memuat secara singkat isi Rencana Perdamaian tersebut.
152
Pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya dan Kreditur yang diistimewakan termasuk Kreditur yang
mempunyai hak didahulukan yang dibantah, tidak boleh mengeluarkan suara berkenaan dengan Rencana Perdamaian, kecuali bila mereka telah melepaskan
haknya untuk didahulukan dengan kepentingan harta pailit sebelum diadakannya pemungutan suara tentang Rencana Perdamaian tersebut. Dengan pelepasan hak
tersebut mereka menjadi kreditur konkuren, juga dalam hal perdamaian tersebut tidak diterima.
153
Dari ketentuan di atas, diketahui bahwa perdamaian ini hanya berlaku terhadap kreditur konkuren bersaing. Hanya kreditur konkurenlah yang berhak
untuk mengeluarkan suara terhadap Rencana Perdamaian yang ditawarkan oleh Debitor Pailit. Kreditur separatis, kreditur preferens dengan hak untuk didahulukan
tidak berhak memberikan suaranya dalam rapat tentang Rencana Perdamaian tersebut. Apabila kreditur separatis dan kreditur preferens ini memberikan suaranya
dalam rapat Rencana Perdamaian, maka berarti bahwa Kreditur tersebut telah melepaskan hak istimewanya, dan selanjutnya berubah menjadi kreditur konkuren,
meskipun jika pada akhirnya Rencana Perdamaian tersebut tidak diterima.
152
Pasal 148 UU No. 37 Tahun 2004.
153
Pasal 149 UU No. 37 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
Debitur Pailit berhak untuk memberikan keterangan mengenai Rencana Perdamaian dan membelanya, serta berhak mengubah perdamaian tersebut selama
berlangsungnya perundingan.
154
Ketentuan Rencana Perdamaian yang melibatkan persetujuan kreditur separatis merupakan ketentuan baru. Dalam UUK 1998 tidak ada ketentuan yang
demikian. Menurut Fred B. G. Tumbuan ketentuan ini merupakan terobosan besar UUK 2004 ini. Lebih lanjut Fred B. G. Tumbuan mengemukakan bahwa PKPU kita
membuat terobosan yang memungkinkan restrukturisasi dengan mengizinkan kreditur separatis yang mempunyai agunan ikut menentukan perdamaian tapi lalu terikat.
Sehingga kreditur separatis tidak bisa nanti membuyarkan meniadakan perdamaian dalam rangka restrukturisasi. Itu justru terobosan dalam PKPU berdasarkan Undang-
Undang atau katakanlah revisi Undang-Undang Kepailitan.
155
Perdamaian yang telah disetujui oleh para kreditur, harus dihomologasikan di Pengadilan. Pengadilan dalam memeriksa permohonan homologasi bisa menerima
bisa pula menolaknya. Alasan yang dapat dijadikan landasan untuk menolak adalah:
156
1 Harta debitur, termasuk barang-barang dengan hak retensi, jauh lebih besar
daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian;
154
Pasal 150 UU No. 37 Tahun 2004.
155
Fred B. G. Tumbuan dalam www.hukumonline.com,tanggal 11 Oktober 2004, pukul 21.00 WIB.
156
Pasal 285 ayat 2 UU No. 37 tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
2 Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin;
3 Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau sekongkol dengan satu atau
lebih kreditur, atau karena pemakaian upaya-upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah debitur atau pihak lain bekerja sama untuk
mencapai hal itu; 4
Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh para ahli dan pengurus belum dibayar atau tidak diberikan jaminan untuk pembayarannya.
Putusan pengesahan perdamaian tersebut mengikat bagi para pihak, baik debitur maupun para kreditur yang setuju maupun yang tidak setuju terhadap
perdamaian tersebut.
157
Dalam hal Rencana Perdamaian ditolak dalam rapat pemungutan suara, Hakim pengawas wajib segera memberitahukan penolakan itu kepada Pengadilan
Niaga dengan menyerahkan risalah rapat. Dalam hal demikian, Pengadilan harus menyatakan debitur pailit selambat-lambatnya satu hari setelah pengadilan menerima
pemberitahuan dari Hakim pengawas.
158
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 mempunyai kelemahan, yakni tidak adanya insolvency test yang dapat membuktikan bahwa debitur benar-benar dalam
keadaan insolven dari sisi finansial, sehingga kepailitan debitur sesuai dengan filosofi
157
Pasal 286 UU No. 37 Tahun 2004.
158
Pasal 289 UU No. 37 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
hukum kepailitan. Insolvency test penting dilakukan agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran dalam putusan Hakim yang pada akhirnya menimbulkan
ketidakpastian hukum. Kelemahan yang lainnya, yakni kesiapan sumber daya manusia, dimana Pengadilan Niaga banyak melahirkan putusan-putusan yang
inkonsisten sehingga terjadi disinkronisasi antara satu putusan dengan putusan yang lainnya.
159
Selama sidang, Kreditur dapat menyampaikan kepada Hakim Pengawas alasan-alasan yang menyebabkan mereka menghendaki ditolaknya pengesahan
Rencana Perdamaian.
160
Pada hari yang ditetapkan, Hakim Pengawas dalam sidang terbuka memberikan laporan tertulis, sedangkan tiap-tiap Kreditur, baik sendiri maupun
Kuasanya, dapat menjelaskan alasan-alasan yang menyebabkan ia menghendaki pengesahan perdamaian atau menolak perdamaian. Debitur Pailit juga berhak
mengemukakan alasan guna membela kepentingannya.
161
Pada sidang tersebut, paling lambat 7 tujuh hari setelah tanggal sidang, Pengadilan wajib memberikan
penetapan disertai alasannya.
159
M. Hadi Shubban, Op. Cit., hal. 355.
160
Pasal 157 UU No. 37 Tahun 2004.
161
Pasal 158 UU No. 37 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
Pengadilan wajib menolak pengesahan perdamaian, apabila:
162
1. Harta Debitur, termasuk benda untuk mana dilaksanakan hak kreditur untuk
menahan suatu benda, jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujui dalam perdamaian;
2. Pelaksanaan perdamaian tidak cukup terjamin;
3. Perdamaian itu dicapai karena penipuan, atau persekongkolan dengan satu
atau lebih kreditur, atau karena pemakaian upaya-upaya lain yang tidak jujur dan tanpa menghiraukan apakah debitur atau pihak lain bekerja sama untuk
mencapai hal ini. Dalam hal pengesahan perdamaian ditolak, baik kreditur yang menyetujui
rencana perdamaian maupun Debitur Pailit, dimana dalam waktu 8 delapan hari setelah tanggal Putusan Pengadilan diucapkan, dapat mengajukan Kasasi. Apabila
dalam hal pengesahan perdamaian dikabulkan, dalam waktu 8 delapan hari setelah tanggal Putusan Pengadilan diucapkan, dapat diajukan Kasasi oleh:
2 Kreditur yang menolak perdamaian atau yang tidak hadir pada saat diadakan
pemungutan suara; 3
Kreditur yang menyetujui perdamaian setelah mengetahui bahwa perdamaian tersebut dicapai berdasarkan alasan bagaimana dimaksud dalam Pasal 159 ayat
2 huruf c Pasal 160 UU No. 37 Tahun 2004. Perdamaian accord dalam tahapan PKPU yang paling penting, karena dalam
perdamaian tersebut, si debitur akan menawarkan rencana perdamaiannya kepada
162
Pasal 159 UU No. 37 Tahun 2004.
Universitas Sumatera Utara
para Kreditur. Dalam perdamaian tersebut dimungkinkan adanya restrukturisasi utang tersebut, antara lain:
163
1. Moratorium, yakni yang merupakan penundaan pembayaran yang sudah
jatuh tempo; 2.
Haircut, merupakan pemotongan pokok pinjaman dan bunga; 3.
Pengurangan tingkat suku bunga; 4.
Perpanjangan jangka waktu pelunasan; 5.
Konversi utang ke saham; 6.
Debt forgiveness pembebasan utang; 7.
Bailout, yakni pengambilalihan utang-utang, misalnya pemngambilalihan utang-utang swasta oleh pemerintah;
8. Write-off, yakni penghapusbukuan utang-utang.
Jika perdamaian disetujui oleh para Kreditur, maka PKPU demi hukum akan berakhir. Perdamaian hanya dapat diterima apabila memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
164
1. Persetujuan lebih dari ½ satu perdua jumlah kreditur konkuren yang haknya
diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat kreditur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 268 UUK dan PKPU termasuk kreditur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 280 UUK dan PKPU, yang bersama-sama mewakili paling
163
Munir Fuady, Op. Cit., hal. 209.
164
Jono, Op. cit., hal. 184.
Universitas Sumatera Utara
sedikit 23 dua pertiga bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut; dan
2. Persetujuan lebih dari ½ satu perdua jumlah kreditur yang piutangnya dijamin
dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, yang hadir dan mewakili paling sedikit 23 dua pertiga
bagian dari seluruh tagihan dari Kreditur atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut.
D. Status Hukum Debitur Selama Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang