Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tidak memenuhi Debitur tidak dapat dinyatakan Pailit, jika tidak terjadi Perdamaian

Berdasarkan alasan-alasan dalam kronologis yang dikemukakan di atas dan bukti-bukti yang ada, Tuan THC selaku Pemohon dan PT. IAP selaku Kreditur lain memohon Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang terhadap Ibu BB selaku Termohon di Pengadilan Niaga - Medan, dan memohon agar Majelis Hakim pada Pengadilan Niaga – Medan memberikan putusan sebagai berikut: 1. Mengabulkan permohonan PKPU dari Pemohon PKPU, 2. Menetapkan Hakim Pengawas, 3. Menunjuk dan mengangkat Sdr. DP, S.H., LLM, yang beralamat di jalan SB, dengan izin Kurator dan Pengurus Dep. Hukum dan HAM No. AHU. AH. 04.03 sebagai Pengurus, 4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum.

B. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim dalam Perkara No. 05 PKPU 2010

PN. Niaga – Medan Majelis Hakim Pengadilan Niaga – Medan dalam Perkara No. 05 PKPU 2010 PN. Niaga – Mdn, memutuskan menolak permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU yang diajukan pemohon dengan pertimbangan hukum, sebagai berikut:

1. Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tidak memenuhi

persyaratan jumlah Kreditur Selama proses Rencana Perdamaian yang dilakukan oleh Pengurus dan Hakim Pengawas yang telah dihadiri oleh Kuasa Pemohon Kreditur dan Kuasa Universitas Sumatera Utara Termohon Debitur ternyata Termohon tidak mengajukan Rencana Perdamaian dengan alasan karena PT. IAP tidak dapat ditarik sebagai Kreditur dalam permohonan PKPU yang diajukan oleh Pemohon PKPU, sebab terhadap PT. IAP telah terdapat Putusan Pengadilan, yakni Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 443 Pdt 2009, tanggal 11 Januari 2010 dalam perkara antara Termohon dengan PT. IAP yang dinyatakan bahwa antara Termohon dengan PT. IAP tidak ada hubungan hukum. PT. IAP, yang ditarik sebagai kreditur lain oleh Pemohon untuk memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat 1 UU.No.37 Tahun 2004 ternyata telah diajukan gugatan Perdata dan telah diputus, baik oleh Pengadilan Negeri Medan dan Pengadilan Tinggi Sumatera Utara sehingga dengan demikian terbukti hanya ada satu kreditur yakni Pemohon sendiri

2. Debitur tidak dapat dinyatakan Pailit, jika tidak terjadi Perdamaian

Oleh karena yang mengajukan PKPU adalah pihak Kreditur maka harus dipertimbangkan lebih lanjut apakah Debitur dapat dinyatakan pailit jika tidak terjadi perdamaian; dengan memperhatikan bunyi ketentuan Pasal 228 ayat 5, 4, 3 dan Pasal 224 ayat 2 UU. No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundan Kewajiban Pembayaran Utang, Majelis berpendapat bahwa perkara Permohonan PKPU yang diajukan oleh Kreditur tidak dapat secara otomatis diterapkan ketentuan tersebut, namun demikian Majelis tetap akan mempertimbangkan hal- hal yang berkenaan dengan Kepailitan; untuk penjatuhan Kepailitan telah ditentukan secara limitatif di dalam Pasal 2 ayat 1 serta mempunyai sifat Universitas Sumatera Utara sebagaimana yang ditentukan pada Pasal 8 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

3. Sifat Utang Tidak Didasarkan Atas Suatu Perjanjian

Dokumen yang terkait

Asas Pembuktian Secara Sederhana Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Pkpu) Pada Putusan Ma Ri No. 586 K/Pdt.Sus-Pailit/2013

13 131 117

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Kewenangan Kreditur Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Niaga No. 05/ PKPU/ 2010/ PN. Niaga – Medan)

2 52 135

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Sewa Menyewa Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

13 163 123

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan Dan Manfaatnya Bagi Pihak Debitor Dan Kreditor. (Studi Kasus Di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat)

0 45 211

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan

2 59 2

Penetapan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Tetap Oleh Pengadilan Niaga Terkait Adanya Kreditor Separatis Menuurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 (Studi Putusan Nomor 134K/Pdt. Sus-/PKPU/2014)

5 99 90

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 12