yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan komitmen dan
kontingensi, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
2.2. ControlPengawasan
Schermerhorn mengemukakan bahwa:
Pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut controlling is the process of measuring performance and taking action to
ensure desired results
4
Suatu sistem perbankan setidaknya memiliki otoritas pengatur dan pengawasi.
Namun kedudukan, struktur, kekuatan pengaturan dan penegakan hukum, serta tanggung jawab spesifik dari masing
–masing kewenangan yang berbeda. Variasi ini biasanya akibat dari tradisi dan dari lingkungan hukum atau ekonomi suatu Negara
tertentu. Otoritas pengawas tidak dapat menjamin bahwa bank tidak akan mengalami kegagalan. Potensi kegagalan bank merupakan bagian integral dari pengambilan
resiko. Tanggung jawab pengawas adalah membuat kesepakatan yang dapat memfasilitasi jalan keluar bagi bank bermasalah dengan tingkat kerusakan sistem
4
Ernie Tisnawati Sule Kurniawan, Pengantar Manajemen, Edisi Pertama, Jakarta, 2005,
hal. 317
minimum. Agar sistem pengawasan perbankan efektif maka ada 2 dua bentuk pengawasan yaitu
1. Pengawasan Off-Site
2. Pengawasan On-Site
Menurut Henni van Greuning dalam bukunya Analisis Risiko Perbankan, Bahwa
Pengawasan Off-site, pada dasarnya merupakan perangkat peringatan
dini yang didasarkan pada analisis data keuangan yang diberikan oleh bank. Dan Pengawasan
On-Site merupakan tindak lanjut dan berdasarkan pengawasan
Off-site serta memungkinkan otoritas pengawasan untuk memeriksa rincian dan menilai viabilitas masa depan bank
5
Pengawasan off-site bertujuan untuk memantau kondisi keuangan bank dan
sistem perbankan, serta memberikan identifikasi dini dari masalah dan kegagalan bank. Ini paling efektif dengan menggunakan kuesioner dan penjelasan masukan
untuk perekonomian dan pembuatan kebijakan moneter. Pengawasan on-site bertujuan untuk memantau kondisi keuangan, kinerja, dan
viabilitas masing –masing bank di masa akan datang dengan memberikan
rekomendasi kepada manajemen terhadap tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan. Ini dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan dan diskusi
dengan manajemen bank dan dengan staf yang bertanggung jawab.
5
Henni van Greuning: Analisis Risiko Perbankan, edisi Ketiga, Jakarta,2011, hal. 314