a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan b.
Memberikan kredit c.
Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Selain bidang usaha yang telah diuraikan di atas, ada beberapa pembatasan atau larangan bagi Bank Perkreditan Rakyat dalam menjalankan kegiatan operasinya yang
meliputi : a.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing b.
Menerima simpanan giro c.
Melakukan penyertaan modal d.
Melakukan kegiatan perasuransian.
2.1.2. Fungsi Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan memberikan
pelayanan dalam bentuk jasa –jasa perbankan.
Gambar 2.1 Fungsi Utama Bank
Sumber: Ismail, Akuntansi Bank, Salemba empat, Jakarta, 2009, hal. 12
Dari gambar 2.1 di atas, bank memiliki tiga fungsi utama, yaitu melakukan aktivitas dalam penghimpunan dana kepada pihak ketiga, melakukan aktivitas dana
kepada pihak yang membutuhkan dana, dan aktivitas bank dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Dari ketiga fungsi tersebut, bank dapat
mengembangkan dalam berbagai macam produk bank, yairu produk bank yang berkaitan dengan penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa.
a. Penghimpunan dana
Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, masyarakat memercayai bank sebagai tempat yang aman untuk menyimpan uang. Bank akan
membayar sejumlah tertentu atas penghimpunan dana masyarakat yang besarnya bergantung pada jenis simpanan masyarakat, antara lain simpanan giro, tabungan, dan
deposito. Masing –masing jenis simpanan ini memiliki karakteristik yang berbeda.
Giro dan tabungan merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap BANK
Penghimpunan Dana Penyaluran Dana
Pelayanan Jasa
saat. Deposito merupakan jenis simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan antara bank dan
nasabah penyimpan. Dalam perkembangannya penghimpunan dana tidak hanya dengan menawarkan produk giro, tabungan, dan deposito, akan tetapi produk
penghimpunan dana lainnya, misalnya surat berharga, pasar uang antarbank, dan obligasi.
Penghimpunan dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan merupakan sumber dana bank yang terbesar. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi,
bank dapat menghimpun dana secara langsung dari masyarakat. Masyarakat dapat menempatkan dananya kapanpun dan juga dapat menarik dananya kapanpun, sesuai
dengan jenis simpanan yang dimilikinya. b.
Penyaluran Dana Fungsi bank yang kedua adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang
membutuhkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank sebagian besar dalam bentuk kreditpinjaman. Atas kreditpinjaman yang diberikan oleh bank kepada
debitur peminjam, bank akan memperoleh balas jasa berupa bunga untuk bank konvensional danatau bagi hasil dan balas jasa lain bagi bank syariah. Penyaluran
dana kepada pihak yang membutuhkan juga mengalami perkembangan yang cukup pesat antara lain, bank dapat menyalurkan dananya dengan membeli sertifikat bank
Indonesia, menyalurkan dana melalui pasar uang antarbank, surat –surat berharga,
obligasi, dan lain –lain. Bank menyalurkan dananya dalam aktiva produktif, yaitu
aktiva yang dapat menghasilkan keuntungan.
c. Pelayanan Jasa
Pelayanan jasa bank merupakan aktivitas pendukung yang dapat diberikan oleh bank. Pelayanan jasa bank dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jasa bank dalam
negeri dan jasa bank luar negeri. Jasa bank dalam negeri adalah merupakan jenis pelayanan jasa yang diberikan oleh bank terkait dengan transaksi
–transaksi antarbank dalam negeri. Beberapa contoh jasa bank dalam negeri misalnya, jasa pengiriman
uang transfer, pemindahbukuan, kliring, save deposit box, penagihan warkat kliring, surat
–surat berharga, dan lain–lain. Jasa bank luar negeri merupakan jenis pelayanan jasa yang diberikan oleh bank terkait dengan transaksi-transaksi dengan bank
koresponden bank asing yang berlokasi di luar negeri yang memiliki hubungan kerja sama dengan bank yang terdapat di Indonesia, Misalnya letter of credit, travelers
check, swift, negosiasi wesel ekspor, dan jasa lain –lain. Imbalan atas pelayanan jasa
perbankan dan merupakan pendapatan fee dan komisi. Pendapatan fee dan komisi atas jasa pelayanan bank kepada nasabah disebut fee based income. Fee based income
merupakan pendapatan yang diperoleh bank atas pelayanan jasa yang diberikan kepada masyarakat.
2.1.3. Laporan keuangan Bank
Laporan keuangan bank merupakan bentuk pertanggung jawaban manajemen terhadap pihak
–pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu. Tujuan laporan keuangan bank adalah untuk memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas, dan informasi lainnya
yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan komitmen dan
kontingensi, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
2.2. ControlPengawasan
Schermerhorn mengemukakan bahwa:
Pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut controlling is the process of measuring performance and taking action to
ensure desired results
4
Suatu sistem perbankan setidaknya memiliki otoritas pengatur dan pengawasi.
Namun kedudukan, struktur, kekuatan pengaturan dan penegakan hukum, serta tanggung jawab spesifik dari masing
–masing kewenangan yang berbeda. Variasi ini biasanya akibat dari tradisi dan dari lingkungan hukum atau ekonomi suatu Negara
tertentu. Otoritas pengawas tidak dapat menjamin bahwa bank tidak akan mengalami kegagalan. Potensi kegagalan bank merupakan bagian integral dari pengambilan
resiko. Tanggung jawab pengawas adalah membuat kesepakatan yang dapat memfasilitasi jalan keluar bagi bank bermasalah dengan tingkat kerusakan sistem
4
Ernie Tisnawati Sule Kurniawan, Pengantar Manajemen, Edisi Pertama, Jakarta, 2005,
hal. 317