Menyesuaikan lingkup Audit. Penyesuaian atau perubahan lingkup

selama perencanaan awal kurang akurat dan kurang lengkap. Dalam situasi demikian, auditor harus membicarakan perubahan tersebut dengan manajemen.

c. Menggunakan pertimbangan professional, untuk menentukan lingkup

audit yang lebih khusus untuk merancang prosedur audit dalam rangka mencapai tujuan audit.

d. Mempertimbangkan karakteristik objek audit. Karakteristik objek

audit yang berbeda akan menentukan periode waktu audit yang berbeda pula. Dalam menentukan periode waktu yang tepat, auditor hendaknya mempertimbangkan hal –hal sebagai berikut: 1. Pendekatan audit yang digunakan termasuk sifat masalah yang akan diaudit, misalnya mengaudit proses dan mengaudit hasil.

2. Kondisi entitas yang diaudit, seperti adanya perubahan program

atau sistem sebelum atau selama audit. 3. Sifat dan tersedianya bukti, Bukti ini harus dikumpulkan dengan periode waktu yang memadai. Keputusan mengenai periode waktu audit yang tepat bergantung pada keputusan auditor di saat audit sedang berjalan dan bergantung pada bukti yang didapat dari audit.

4. Keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan, yaitu dengan melibatkan

seorang ahli dalam tim audit. 12

2.4. Fungsi Audit sebagai Alat Kontrol

Auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi alat kontrol dan menunjukkan kelemahan –kelemahan dalam kontrol oleh auditor internal. Auditor internal harus terus mengingat bahwa alat kontrol dirancang untuk mencapai tujuan manajemen. Tetapi harus diingat bahwa auditor internal membantu manajemen, bukan berarti berperan sebagai manager itu sendiri. Standar audit internal diperlukan sebagai dasar untuk mengukur apakah pekerjaan audit intern telah memadai atau tidak. Dengan bekerja mengikuti standar, auditor dapat mempertahankan diri dari tuduhan akan pelaksanaan audit yang tidak memadai. Dalam melakukan pekerjaannya, para pemeriksa intern harus mengikuti 12 I Gusti Agung Rai; Op.Cit, hal 107 standar profesi dank ode etik serta aturan lain yang berkaitan, berikut ini adalah ringkasan dari standar profesi dan kope etik pemeriksaan intern yang dibuat oleh IIA.

1. Independensi : pemeriksaan intern harus bebas dan terpisah dari

aktivitas yang diperiksanya a. Status organisasi dari pemeriksa intern harus memberikan kebebasan untuk memenuhi tanggung jawab pemeriksaan yang dibebankan kepadanya

b. Pemeriksaan intern dalam melaksanakan tugasnya harus objektif

2. Kepampuan Profesional: pemeriksaan intern harus mempergunakan

keahlian dan ketelitian dalam menjalankan profesinya 3. Kegiatan Pelaksanaan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan evaluasi informasi, pemberitahuan hasil dan tindak lanjut a. Perencanaan pemeriksaan: pemeriksaan intern harus membuat perencanaan untuk setiap penugasan yang dilakukannya.

b. Pengujian dan pengevaluasian informasi: pemeriksaan intern harus

mengumpulkan, menganalisis, mengiterprestasikan dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan.

c. Penyampaian hasil pemeriksaan yaitu harus mencakup pernyataan

bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan, Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan, Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan, Pelaporan informasi rahasia apabila ada

d. Tindak Lanjut hasil pemeriksaan adalah langkah-langkah yang

harus diambil oleh auditor setelah laporan audit deserahkan kepada auditee, dan merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kemajuan auditee dalam melaksanakan rekomendasi audit, berupa temuan audit, simpulan, dan rekomendasi yang tepat. 13 Auditor internal harus mengingat bahwa audit yang baik tidak bisa dihafal dan dilakukan di luar kepala. Tidak ada dua organisasi yang benar-benar sama, juga tidak ada organisasi yang sama baik pada saat ini maupun pada masa yang lalu. Para 13 Akmal; Pemeriksaan managemen Internal Audit, Cetakan Pertama, Indeks; Jakarta, 2009, hal 21