Fungsi Audit sebagai Alat Kontrol

standar profesi dank ode etik serta aturan lain yang berkaitan, berikut ini adalah ringkasan dari standar profesi dan kope etik pemeriksaan intern yang dibuat oleh IIA.

1. Independensi : pemeriksaan intern harus bebas dan terpisah dari

aktivitas yang diperiksanya a. Status organisasi dari pemeriksa intern harus memberikan kebebasan untuk memenuhi tanggung jawab pemeriksaan yang dibebankan kepadanya

b. Pemeriksaan intern dalam melaksanakan tugasnya harus objektif

2. Kepampuan Profesional: pemeriksaan intern harus mempergunakan

keahlian dan ketelitian dalam menjalankan profesinya 3. Kegiatan Pelaksanaan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan evaluasi informasi, pemberitahuan hasil dan tindak lanjut a. Perencanaan pemeriksaan: pemeriksaan intern harus membuat perencanaan untuk setiap penugasan yang dilakukannya.

b. Pengujian dan pengevaluasian informasi: pemeriksaan intern harus

mengumpulkan, menganalisis, mengiterprestasikan dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan.

c. Penyampaian hasil pemeriksaan yaitu harus mencakup pernyataan

bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan, Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan, Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan, Pelaporan informasi rahasia apabila ada

d. Tindak Lanjut hasil pemeriksaan adalah langkah-langkah yang

harus diambil oleh auditor setelah laporan audit deserahkan kepada auditee, dan merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kemajuan auditee dalam melaksanakan rekomendasi audit, berupa temuan audit, simpulan, dan rekomendasi yang tepat. 13 Auditor internal harus mengingat bahwa audit yang baik tidak bisa dihafal dan dilakukan di luar kepala. Tidak ada dua organisasi yang benar-benar sama, juga tidak ada organisasi yang sama baik pada saat ini maupun pada masa yang lalu. Para 13 Akmal; Pemeriksaan managemen Internal Audit, Cetakan Pertama, Indeks; Jakarta, 2009, hal 21 manager diganti, supervisor ditugaskan, karyawan baru dipekerjakan, dan prosedur direvisi. Kontrol yang baik tergantung pada orang –orang yang baik, yang memiliki motivasi dan menjalani pelatihan yang memadai, tetapi motivasi dan pelatihan mereka bisa berubah. Kontrol yang baik dapat rusak, baik karena kolusi pegawai atau penolakan manajemen. Di sisi lain, kontrol yang bagus bisa jadi terlalu bagus, lebih banyak biaya yang dikeluarkan dibandingkan kerugian yang ingin dikendalikan. Kontrol bisa jadi berlebihan, atau bisa terlalu kaku sehingga membatasi imajinasi, inisiatif dan motivasi karyawan. Auditor internal harus menelaah alat kontrol dengan menggunakan cara pandang manajemen serta tetap mempertimbangkan orang, waktu, lingkungan, risiko, dan kondisi.

2.5. Pengertian Efektivitas dan efisiensi

Menurut F. Drucker dalam buku Sugiyono menyatakan bahwa: “Effectiveness is the foundation of success; efficiency, is concerned with doing things. Effectiveness is doing the right things ”. 14 Efektivitas merupakan landasan untuk mencapai sukses, dan efisiensi merupakan sumber daya minimal yang digunakan untuk mencapai kesuksesan itu. Efisiensi berkenaan dengan cara mengerjakan sesuatu dengan betul, sedangkan efektivitas dengan pekerjaan yang betul dikerjakan. Bila dalam organisasi hanya pekerjaan yang betul sesuai rencana dikerjakan, maka akan muncul efektivitas, dan bila cara yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan yang betul itu tepat maka akan menghasilkan efisiensi. 14 Sugiyono, Op.Cit, hal. 23