31
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Gambaran Umum Desa Haranggaol
Secara Administratif Desa Haranggaol termasuk dalam wilayah Kelurahan Haranggaol kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun. Luas desa ini
mencapai 1.493,8 Ha. Batas-batas wilayah Desa Haranggaol terdiri dari: 1.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bandar Saribu 2.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Danau Toba 3.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Siboro 4.
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tangga Batu
Selain Desa Haranggaol, Kelurahan Haranggaol terdiri dari beberapa desa lainnya yaitu Desa Sigunggung, Desa Tangga Batu, Desa Siboro, Desa Bandar
Saribu, Desa Purba Saribu, Desa Mariah Purba. Letak astronomi Desa Haranggaol secara umum terletak pada 2°48´46´´-2°52´31´´LU dan 98° 35´ 51´´-
94° 45´ 11´´ BT. Berada pada ketinggian 751-1400 meter diatas permukaan laut dengan rata-rata suhunya adalah 28-39°. Keadaan iklimnya adalah beriklim
dingin.
Desa Haranggaol merupakan sebuah kota Kecamatan Haranggaol Horisan. Desa ini berjarak 30 Km dari ibu kota kabupatennya yakni kota Raya. Keadaan
Universitas Sumatera Utara
32
alam Haranggaol di kelilingi hamparan pegunungan, sebelah selatannya berbatasan langsung dengan luasnya Danau Toba. Sementara kontruksi tanahnya
Desa Haranggaol adalah berbatu-batuan.
Sepanjang perjalan menuju Haranggaol, pemandangan yang tersaji adalah kosongnya lahan pertanian sehingga tampak gersang. Memang ada beberapa lahan
pertanian yang ditanami dengan tomat , akan tetapi tomat-tomat ini seperti hidup segan mati tak mau dan dibiarkan begitu saja. Tampak pula beberapa pohon
mangga di pinggir jalan yang kasusnya juga sama seperti tomat. Buah-buah kecil yang belum matang berjatuhan di jalanan, buah-buah itu masih mentah namun
sudah berjatuhan sehingga tidak menghasilkan.
Memasuki wilayah perkampungan, dapat dilihat perumahan yang bertingkat dengan bangunan batu berderet membelakangi Danau Toba. Tidak
tampak seperti wilayah pedesaan Batak yang terkenal dengan rumah-rumah panggung. Memang hampir seluruh perumahan Batak sudah berubah menjadi
perumahan yang lazim dilihat diperkotaan.
Haranggaol memiliki sebuah pasar tradisional bernama Tiga Langgiung yang artinya pasar di tepi danau, karena lokasinya yang berdekatan dengan danau.
Dahulu pasar dibuka dua kali seminggu setiap senin dan kamis. Sekarang, pasar tradisional ini dibuka sekali seminggu yakni setiap senin. Menurut warga hal ini
disebabkan tidak adanya hasil pertanian seperti waktu dulu ditambah merosotnya pariwisata.
Universitas Sumatera Utara
33
Dahulu Haranggaol merupakan daerah tujuan wisata yang cukup dihandalkan oleh Kabupaten Simalungun. Terdapat beberapa objek wisata di
tempat ini yakni pantai Sigunggung, pantai Sigumba. Dekat dengan pantai-pantai ini terdapat fasilitas penginapan. Akan tetapi penginapan ini sepertinya mati suri
saat ini, tidak ada wisatawan yang berkunjung bahkan karena tidak adanya pengunjung yang menginap menyebabkan para pengusaha hotel ini beralih mata
pencaharian menjadi petani keramba Skripsi Keristina Ginting, Peralihan Mata Pencaharian Masyarakat dari sektor pariwisata ke sektor perikanan, Sosiologi
USU, 2009.
Kini pemandangan yang terlihat setiap hari di Haranggaol adalah lalu lalangnya mobil pengangkut ikan hasil panen dan pengangkut bibit. Pada malam
hari, hasil panen akan dibawa ke kota sedangkan pagi hari mobil pickup pengangkut bibit sampai dari berbagai tempat seperti Rantau Parapat, Padang,
Palembang, Jawa dan lainnya. Namun ketika ruas kanan dan kiri berpapasan pickup penganggkut ikan, maka salah satu mobil harus mengalah dan
menyudutkan mobilnya hampir mendekati jurang. Hal ini terjadi karena jalan di desa ini tidak cukup untuk dilalui oleh dua mobil sekaligus.
2.2 Sejarah Desa Haranggaol