36
2.4 Pola Permukiman Penduduk dan Pemanfataan Ruang
Pola permukiman menunjukan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap serta melakukan kegiatan atau aktivitasnya sehari-harinya.
Permukiman dapat diartikan sebagai suatu daerah dimana penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan setempat untuk
mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan hidupnya. Begitu pula dengan desa Haranggaol telah mengalami beberapa kali perubahan permukiman
untuk mempertahankan, mengembangkan serta melangsungkan kehidupannya.
Persebaran bentuk permukiman pada desa ini berada di sekitar pinggiran Danau Toba. Bentuk rumah yang membelakangi danau dan saling berhadapan
dengan rumah lainnya. Adapula rumah yang membelakangi pegunungan seperti disekitar jalan Siboro, Desa Haranggaol jalan besar. Rumah-rumah tersebut
membelakangi perbukitan dan berhadapan dengan Tiga.
Menurut informasi yang peneliti kumpulkan di lapangan, kondisi rumah pada sekitar 1974-an berupa rumah bara
20
. Kemudian pada tahun 1990-an bentuk rumah berganti menjadi rumah semi permanen hingga saat ini sudah menjadi
rumah batu permanen bertingkat. Perubahan bentuk rumah ini disebabkan oleh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Anak-anak penduduk yang
mengadu nasib di kota kemudian membenahi rumahnya seperti bentuk-bentuk rumah di kota. Dan banyak diantara penduduk yang merubah rumahnya
20
Rumah bara adalah rumah panggung khas batak yang memiliki panggung, sehingga bagian bawah untuk tempat ternak
.
Universitas Sumatera Utara
37
disebabkan pendapatan dari sektor perikanan dalam keramba jaring apung di danau.
Pendapatan dari sektor jaring apung juga mengambil alih dalam perubahan yang terjadi di Haranggaol. Menurut beberapa informan ketika bertani, berdagang
dan berpariwisata, pendapatan mereka hanya cukup untuk sekolah anak, dan kebutuhan sehari-hari. Hingga kemudian saat beralih pada mata pencaharian
keramba jaring apung mereka mendapat keuntungan yang besar dan mulai bisa membangun perumahan, membeli kendaraan dan menambah aset lain.
Saat ini, seluruh rumah di Desa Haranggaol telah memakai jasa perusahaan listrik Negara PLN. Untuk mendapatkan air dahulu masyarakat
langsung memanfaatkan air sekitar danau. Namun, saat ini masyarakat tidak perlu kesusahan untuk mendapatkan air bersih tersebut. Sebab, di kelurahan ini telah
memiliki sarana air bersih yang dikelola oleh PAM dan di aliri kerumah-rumah penduduk.
Dahulu penduduk desa ini memanfaatkan lahan perbukitan sebagai pertanian bawang dan pisang serta mangga. Hingga pada tahun 2000-an
pemanfaatan lahan berkurang hampir 70. Penurunan ini terjadi setelah serangan hama pada tanaman pertanian. Saat ini pemanfaatan ruang di Desa Haranggaol
adalah memanfaatkan Danau Toba menjadi sentra perikanan ikan nila.
Universitas Sumatera Utara
38
Desa Haranggaol ini merupakan sebuah perkampungan yang bersifat geneologis territorial
21
. Selain dihuni oleh suku Simalungun, Haranggaol dihuni oleh penduduk pendatang seperti suku Batak Toba, Karo, Jawa, Padang. Dengan
demikian mayoritas suku di Haranggaol ini adalah suku Batak Simalungun dengan Marga Saragih, Sinaga , Purba dan sedikit bermarga Silalahi, Aritonang,
Sirait, Nainggolan dan lain-lain.
2.5 Sarana Jalan dan Angkutan