Jenis Ikan Dalam Keramba Jaring Apung

82

3.2.6 Jenis Ikan Dalam Keramba Jaring Apung

Di era tahun 1960 an, perairan Danau Toba sangat kaya dengan sumber daya alamnya. Ikan mujair yang berlimpah menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat pinggiran Danau Toba. Sedangkan dari sungai-sungai yang ada di sana juga turut membantu perekonomian masyarakat setempat dengan banyaknya ikan yang terdapat seperti ikan kecil atau ikan kepala putih, ikan lele, dan ikan mas yang dipelihara di sawah setelah panen padi selesai. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi pertanian, penggunaan pestisida dan insektisida mulai banyak digunakan petani, menyebabkan populasi ikan menurun tajam bahkan sangat susah ditemukan. Parahnya lagi, dengan beroperasinya kapal-kapal bermesin diesel dan pembuangan oli-oli bekas ke danau mempercepat rusaknya biota danau termasuk ikan-ikan. “Sekitar tahun 1990-1996, itulah awal terpuruknya ekonomi masyarakat Danau Toba. Ikan mujair dan kaporas tidak lagi bisa diandalkan sebagai pemberi nafkah bagi keluarga di Danau Toba. Keberadaannya mulai langka. Danau Toba hanya menyisakan udang kecil dan ikan-ikan kecil yang jarang dikonsumsi masyarakat karena sulit ditangkap serta rasanya juga kurang enak,” Gerhard Saragih, 56 Tahun Hal ini kemudian mendorong terjadinya pembudidayaan ikan. Disamping karena terpuruknya ekonomi pariwisata dan pertanian, pembudidayaan ini sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein. Mulanya jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan Mas Cyprinus carpio, Mujair Tilapia mossambica, Nila Oreochromis sp dan kaporas Pora-pora. Universitas Sumatera Utara 83 Dalam satu petak kerambakolam dapat diisi dengan dua jenis ikan yakni ikan mas dan ikan nila. Dengan luasan 4×4 meter dapat menampung dua puluh ribu ikan bibit dan lima ribu ikan ukuran sedang serta seribu ikan ukuran besar. Seiring perkembangannya masyarakat kemudian membudidayakan ikan lele yang didekat kolam. Ikan lele ini dimanfaatkan keberadaannya oleh petani sebagai pemakan bangkai ikan-ikan dalam kolam. jadi setiap kali ada ikan yang mati maka akan di buat kedalam kolam ikan lele. Dahulu petani Haranggaol memelihara ikan mas sebagai komuditas utama, sampai mendapat julukan sebagai sentra penghasil ikan mas terbesar di Sumatera Utara pada tahun 2002. Alasannya ikan mas merupakan jenis ikan yang tahan terhadap situasi alam di Danau Toba, perawatannya pun tidak rumit. Namun paskah terjadi serangan virus tahun 2004, para petani mengganti jenis ikan dengan ikan nila karena menurut informasi yang di dapat dari sesama petani ikan nila lebih tahan dari ikan mas. Pertumbuhannya pun lebih cepat dari ikan mas. Hingga saat ini ikan nila menjadi jenis ikan yang paling utama namun petani tetap mmemilihara ikan mas karena permintaan pasar sangat tinggi terhadap ikan ini.

3.2.7 Jenis Pakan Yang Diberikan