Karakteristik Mahasiswa Karakteristik Perkembangan Mahasiswa 1. Pengertian Mahasiswa

50 seseorang maka semakin rendah perilaku prokrastinasi akademik seseorang. Dengan demikian bahwa munculnya fenomena perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa BK UNY yang sedang menyusun skripsi ada hubungannya dengan self control dan self efficacy mahasiswa yang rendah.

F. Hubungan antara Self Control dan Self Efficacy dengan Prokrastinasi Akademik

Penyusunan tugas akhir skripsi merupakan bagian dari tugas akademik yang diwajibkan oleh setiap mahasiswa sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Namun untuk mendapatkan gelar sarjana bagi sebagian mahasiswa bukan suatu hal yang mudah. Tak sedikit mahasiwa yang lama menyelesaikan studi karena penyusunan skripsi yang belum selesai. Banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa sehingga mahasiswa menyelesaikan skripsi lebih dari 1 semester. Lamanya penyusunan skripsi ini menunjukkan adanya perilaku penundaan atau disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik merupakan perilaku yang tidak disiplin dalam menggunakan waktu untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan tugas akademis. Prokrastinataor cenderung tidak segera mengerjakan ataupun menyelesaikan tugas karena berbagai alasan dengan melakukan aktivitas lain tidak penting dibanding mengerjakan tugas yang prioritas. Prokrastinasi bisa sebagai bentuk penghindaran atas ketidaksukaan terhadap tugas-tugas yang diberikan, terlebih jika tugas yang dirasa sulit. Perasaan takut gagal juga membuat seseorang akan cenderung menghindari 51 tugas-tugas yang diberikan. Adanya keyakinan irasional yang memandang bahwa tugas yang diberikan harus dikerjakan dengan sempurna juga membuat seseorang menangguhkan pengerjaan tugas. Prokrastinator baru akan mengerjakan jika dirinya benar-benar sudah merasa siap. Sehingga, menunda membuatnya merasa lebih aman daripada segera dikerjakan namun hasilnya tidak maksimal. Terlebih tidak ada konsekuensi negatif yang memberikan efek jera, perilaku prokrastinasi akan semakin dikukuhkan. Dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik merupakan perilaku menunda-nunda dengan tidak segera mengerjakan ataupun menyelesaikan tugas yang berhubungan tugas akademik terkait dengan penyusunan skripsi. Mahasiswa yang prokrastinasi akademik cenderung tidak segera menyelesaikan, mereka mengerjakan sedikit demi sedikit pelan-pelan yang penting selesai dan baru akan mengerjakan skripsi dengan menunggu saat yang tepat atau jika dirinya benar-benar siap. Kondisi internal individu seperti rendahnya self control dan self efficacy turut mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik seseorang. Self control merupakan kemampuan individu untuk mengatur dan mengarahkan pada tindakan yang seharunya dilakukan. Individu yang memiliki self control rendah orientasinya cenderung jangka pendek. Individu cenderung mengejar kesenangan yang membuatnya merasa puas meski hanya sesaat. Berbeda dengan individu yang memiliki self control tinggi, mereka mampu merespon situasi yang terjadi dilingkungan sekitar. Ketika dihadapkan pada berbagai situasi yang sulit individu tersebut dapat menginterpretasikan stimulus yang 52 diterima, dapat menafsirkan suatu keadaan sehingga mampu mempertimbangkan dan mampu membuat keputusan dengan tepat dan orientasinya untuk jangka panjang. Individu dengan kontrol diri rendah ketika dihadapkan pada suatu pilihan akan cenderung mengikuti dorongan untuk melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan dirinya, dengan mencari berbagai cara untuk mendapat kepuasan tanpa memikirkan dampak kedepannya. Dengan kata lain mereka tidak mampu menginterpretasikan atau merespon stimulus dengan baik, justru akan menimbulkan penyesalan dikemudian hari. Jadi, mahasiswa yang memiliki kontrol diri tinggi akan menjauhkan tindakannya pada hal-hal yang merugikan dirinya. Mahasiswa yang memiliki kontrol diri tinggi akan menggunakan waktu sebagai mana mestinya. Jika tugasnya adalah mengerjakan skripsi, maka mahasiswa tersebut akan fokus pada proses penyusunan skripsi sekalipun tugas atau revisi yang diberikan cukup sulit. Sedangkan, mahasiswa yang kontrol dirinya rendah akan cenderung melakukan hal-hal yang lebih menyenangkan seperti bermain, nge- game, nongkrong, bekerja dan menghabiskan waktu dengan melakukan hal yang kurang bermanfaat daripada mengerjakan skripsi. Di dalam membuat suatu keputusan pun individu cenderung menghindari situasi yang dirasa melampaui batas kemampuannya. Hal tersebut tergantung pada keyakinan diri individu dengan mencoba seberapa lama individu tersebut mampu menghadapi kesulitan-kesulitan yang ada atau yang disebut dengan self efficacy efikasi diri. Self efficacy merupakan proses