Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Efficacy

48 tugas perkembangan masa dewasa awal diantaranya mencari dan menemukan calon pasangan hidup, membina kehidupan rumah tangga, meniti karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga dan menjadi warga negara yang bertanggungjawab.

E. Penelitian Terdahulu

Prokrastinasi merupakan masalah yang hampir dilakukan oleh setiap individu, baik dari kategori demografi, pekerjaan, usia, dan jenis kelamin, bahkan termasuk orang yang memiliki intelegensi sekalipun. Perilaku prokrastinasi sendiri banyak dipengaruhi oleh faktor internal individu seperti self control dan self efficacy. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu atau sebelumnya juga menunjukkan bahwa self control dan self efficacy menjadi penentu munculnya perilaku prokrastinasi akademik. Pada hasil penelitian Fajar Indah Lestari tahun 2010 pada mahasiswa psikologi UAD menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi ada 2, yaitu faktor internal dan faktor eksetrnal. Faktor internal berkaitan dengan takut gagal, rendahnya motivasi berprestasi, kurangnya kontrol diri, dan merasa sulit mengerjakan skripsi. Faktor eksternal berkaitan dengan berkaitan dengan literatur yang langka. Sedangkan hasil penelitian Indon Muhammad Zakki menunjukkan bahwa kontrol diri mahasiswa ada hubungan negatif dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa psikologi UGM dengan r sebesar 0,441 p0,01, dengan memberikan sumbangan 19,5 terhadap prokrastinasi mahasiswa. 49 Penelitian yang sama juga dilakukan Nela Regar Ursia, Ide Bagus Siaputra dan Nadia Sutanto pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya menunjukkan ada korelasi negatif self-control dengan prokrastinasi akademik pada penyusunan skripsi sebesar r = -0,504 dan p= 0,01. Sementara itu hasil penelitian Khusnul Eka Sandra juga menunjukkan ada korelasi negatif sebesar r = -376 dengan p=0,01 antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA. Hasil penelitian Abdul Muhid pada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara self control dengan prokrastinasi akademik r sebesar -0,640 dan r sebesar -0,633 antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik, serta ada hubungan yang signifikan pada hipotesis mayor antara self control dan self efficacy dengan prokrastinasi akademik sebesar r=0,644 dengan p=0,000. Berdasarkan paparan penelitian terdahulu di atas, self control dan self efficacy merupakan prediktor munculnya perilaku prokrastinasi akademik seseorang. Dengan kata lain, self control dan self efficacy berhubungan dengan perilaku prokrastinasi akademik. Self control dan self efficacy berhubungan negatif perilaku prokrastinasi akademik, yang artinya semakin tinggi self control seseorang maka semakin rendah perilaku prokrastinasi akademiknya dan semakin rendah self control seseorang maka semakin tinggi perilaku prokrastinasi akademiknya. Begitu pula dengan semakin rendah self efficacy seseorang maka semakin tinggi prokrastinasi akademik yang dilakukan dan sebaliknya, jika semakin tinggi self efficacy atau self control