Pengertian Disiplin Kerja Teori Disiplin Kerja

15 3 Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. 4 Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan. 5 Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan. Malayu SP Hasibuan 2000: 193 mengatakan kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak. Edy Sutrisno 2011: 87 mengatakan disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetepan perusahaan. Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa disiplin adalah suatu sikap kesediaan yang ada dalam diri karyawan dalam menyesuaikan diri dengan perusahaan dan selalu patuh dan hormat terhadap ketetapan dan peraturan perusahaan serta sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Siswanto 2003: 291 disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan- peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta 16 sanggupmenjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Sementara Henry Simamora 2006: 610 menyatakan bahwa disiplin kerja adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam suatu organisasi. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak terulis serta menunjukan tingkat kesungguhan tim kerja dalam suatu organisasi. Menurut Mangkunegara 2009: 129 ada 2 bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif. 1 Disiplin preventif Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan. 2 Disiplin korektif Disiplin korektif adalah disiplin yang dimaksudkan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku dan memeperbaikinya untuk masa yang akan datang. 17 Bentuk disiplin kerja preventif dan korektif, keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu menggerakan dan mengarahkan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi peraturan. Pembinaan disiplin kerja mempunyai tujuan secara umum dan khusus. Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan pembinaan disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan sesuai dengan motif perusahaan. Secara khusus tujuan pembinaan disiplin kerja para tenaga kerja, antara lain: 1 Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen. 2 Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya. 3 Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya. 4 Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan. 5 Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pembinaan disiplin kerja dilakukan agar pegawai semakin mematuhi peraturan, melaksanakan pekerjaan dan memelihara sarana prasarana dengan baik, 18 bertindak sesuai dengan norma, serta mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi. Menurut Sondang P. Siagian 2002: 86 bentuk disiplin akan tercermin pada suasana di lingkungan organisasi sekolah, yaitu: 1 Tingginya rasa kepedulian guru terhadap pencapaian visi dan misi sekolah. 2 Tingginya semangat, gairah kerja, dan inisiatif para guru dalam mengajar. 3 Besarnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. 4 Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan guru. 5 Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin guru di sekolah dapat tercermin pada kepedulian terhadap visi misi, semangat kerja dalam mengajar, tanggung jawab pelaksanaan tugas, solidaritas antar guru, serta produktivitas kerja. Pada umumnya sebagai pegangan manajer meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan sanksi disiplin ringan Siswanto, 2003: 293. 1 Sanksi Disiplin Berat Sanksi disiplin berat misalnya: a Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatanpekerjaan yang diberikan sebelumnya. b Pembebasan dari jabatanpekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga kerja biasa bagi yang memegang jabatan. c Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri tenaga kerja yang bersangkutan. 19 d Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai tenaga kerja di perusahaan. 2 Sanksi Disiplin Sedang Sanksi disiplin sedang misalnya: a Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancangkan sebagaimana tenaga kerja lainnya. b Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan harian, mingguan atau bulanan. c Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada jabatan yang lebih tinggi. 3 Sanksi Disiplin Ringan Sanksi disiplin ringan misalnya: a Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan. b Teguran tertulis. c Pernyataan tidak puas secara tertulis. Kesimpulannya adalah sanksi disiplin telah digolongkan berdasarakan tindak disiplin yang dilanggar oleh pegawai. Tingkat dan jenis sanksi disiplin tersebut meliputi sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan sanksi disiplin ringan. Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin itu antara lain: 1 Peraturan jam masuk, pulang, dan jam istirahat. 2 Peraturan dasar tenang berpakaian. 3 Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja lain. 4 Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai selama dalam oganisasi dan sebagainya Edy Sutrisno, 2011: 94 20 Peraturan-peraturan tersebut menjadi dasar disiplin kerja dalam halnya tata tertib baik dalam perusahaan, organisasi umum, maupun organisasi pendidikan. Hal yang paling mendasar dari tata terbit yaitu ketepatan waktu. Menurut Abdurrahmat Fathoni 2006: 127 banyak indikator yang memengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya ialah: 1 Tujuan dan kemampuan 2 Teladan pimpinan 3 Balas jasa 4 Keadilan 5 Waskat pengawasan melekat 6 Sanksi hukuman 7 Ketegasan 8 Hubungan kemanusiaan. Dari indikator-indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berdisiplin. Indikator dapat berasal dari internal dan eksternal. Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan lebih condong ke arah eksternal.

B. Teori Guru

Dokumen yang terkait

Kinerja Guru Bersertifikasi Pendidik di Sekolah Dasar Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas

0 3 131

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN.

0 1 15

Kontribusi Usahatani Durian terhadap Total Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Desa Kebarongan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.

0 1 169

MOTIVASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU SERTIFIKASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS.

0 0 135

KONTRIBUSI USAHA TANI DURIAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA ALASMALANG KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS.

1 6 134

PERAN KELOMPOK WANITA TANI “SARI MAKMUR” DALAM PEMBERDAYAAN WANITA DI DESA ALASMALANG KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS

0 0 16

PERAN KELOMPOK WANITA TANI “SARI MAKMUR” DALAM PEMBERDAYAAN WANITA DI DESA ALASMALANG KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 3 19

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS

0 0 15

KAJIAN TENTANG PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA MASYARAKAT DI DESA PAGERALANG KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 17

PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN MADRASAH WATHONIYAH ISLAMIYAH (MWI) DESA KEBARONGAN KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS PERIODE 1980-2013

0 1 14