DISIPLIN KERJA GURUSEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS.

(1)

i

DISIPLIN KERJA GURU SEKOLAH DASAR

DI KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Siti Masriyah NIM 10101244029

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

Rahasia dari disiplin adalah motivasi. Jika seseorang termotivasi dengan cukup, disiplin akan berjalan dengan sendirinya.”

-Sir Alexander Peterson-

“Jangan biarkan waktumu dipermainkan oleh kemalasanmu tapi ciptakanlah waktu lewat kedisiplinanmu.”

-Mario Teguh-

“Berpikirlah akan selalu berhasil. Dengan displin akan waktu, jujur dalam bicara, dan tulus dalam tindakan.”


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Atas rahmat Allah SWT, saya persembahkan karya ini untuk:

 Kedua orang tua, Bapak M. Achyadi dan Ibu Hariyah yang tidak pernah

lelah menyayangi, serta memberikan dukungan baik spiritual maupun material. Terima kasih untuk pengorbanan dan setiap doa kalian untuk ananda sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

 Adikku yang kusayangi Syaiful Chafidz, terima kasih untuk doa dan

semangat yang diberikan.


(7)

vii

DISIPLIN KERJA GURUSEKOLAH DASAR

DI KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS

Oleh Siti Masriyah NIM 10101244029

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui disiplin kerja guru sekolah dasar di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas yang ditinjau dari pelaksanaan tugas pokok guru dan pelaksanaan tata tertib sekolah.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas dengan jumlah 4 sekolah dasar yang terdiri dari 2 sekolah dasar negeri dan 2 sekolah dasar swasta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di 4 sekolah dasar di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas yang berjumlah 34 guru dan 4 kepala sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket yang digunakan sebagai teknik utama dan wawancara, observasi serta dokumentasi yang digunakan sebagai teknik pendukung. Uji

validitas instrumen dengan menggunakan rumus Product Moment, dan uji

reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.Teknik analisis data

diolah menggunakan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja guru sekolah dasar di Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas dalam melaksanakan tugas pokok guru yang mencakup merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai dan mengevaluasi pembelajaran, serta membimbing dan melatih peserta didiktermasuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 88,44 %, dan disiplin kerja guru dalam melaksanakan tata tertib sekolah yang mencakup jam mengajar, jam kerja, tugas piket, dan pemakaian seragam termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 88,52 %.


(8)

(9)

(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Batasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Disiplin Kerja ... 14

1. Pengertian Disiplin ... 14

2. Pengertian Disiplin Kerja ... 16


(11)

xi

hal

1. Pengertian Guru ... 20

2. Status Guru ... 21

3. Syarat Guru ... 22

4. Tugas Pokok dan Fungsi ... 24

5. Hak dan Kewajiban Guru ... 30

6. Kode Etik Guru ... 33

7. Kompetensi Guru ... 34

8. Disiplin Kerja Guru ... 35

9. Pengukuran Disiplin Kerja Guru ... 38

C. Penelitian yang Relevan ... 39

D. Kerangka Berpikir ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 43

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operational ... 44

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

D. Populasi Penelitian ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Instrumen Penelitian ... 48

G. Uji Coba Instrumen ... 50

H. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 57

B. Hasil Penelitian ... 58

C. Pembahasan ... 112

D. Keterbatasan Penelitian ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 122

B. Saran ... 123


(12)

xii

hal

DAFTAR PUSTAKA ... 125 LAMPIRAN ... 128


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Hasil Ujian Nasional SD Per Unit Pendidikan Kecamatan

(UPK) Kabupaten Bayumas Tahun Ajaran 2012/2013 ... 2

Tabel 2. Sekolah Dasar Negeri di UPK Kemranjen sesuai dengan peringkat Ujian Nasional ... 8

Tabel 3. Sekolah Dasar Swasta di UPK Kemranjen sesuai dengan peringkat Ujian Nasional ... 9

Tabel 4. Peran dan Tugas Guru ... 28

Tabel 5. Populasi Penelitian ... 45

Tabel 6. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen ... 49

Tabel 7. Kisi-kisi Angket Pelaksanaan Disiplin Kerja Guru ... 50

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 52

Tabel 9. Koefisien Reliabilitas Instrumen ... 53

Tabel 10. Skor Butir Pernyataan Angket ... 55

Tabel 11. Kategori untuk Jawaban Responden ... 56

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar ... 59

Tabel 13. Kategorisasi Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar di KecamatanKemranjen Kabupaten Banyumas ... 60

Tabel 14. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Sub Variabel ... 61

Tabel 15. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan TugasPokok Guru ... 63

Tabel 16. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tugas Pokok Guru Tiap Pernyataan ... 65

Tabel 17. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah ... 68

Tabel 18. Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah Tiap Pernyataan ... 70

Tabel 19. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tugas Pokok Guru SD N Gunungmujil ... 73


(14)

xiv

hal Tabel 20. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tugas

Pokok Guru Tiap Pernyataan SD N Gunungmujil ... 75 Tabel 21. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tata

Tertib Sekolah SD N Gunungmujil ... 78 Tabel 22. Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah

Tiap Pernyataan SD N Gunungmujil ... 80 Tabel 23. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan

Tugas Pokok Guru SD N 2 Kebarongan ... 83 Tabel 24. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tugas

Pokok Guru Tiap Pernyataan SD N 2 Kebarongan ... 85 Tabel 25. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tata

Tertib Sekolah SD N 2 Kebarongan ... 88 Tabel 26. Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah

Tiap Pernyataan SD N 2 Kebarongan ... 90 Tabel 27. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan

Tugas Pokok Guru MI Tasmirussibyan Sidamulya ... 94 Tabel 28. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tugas

Pokok Guru Tiap Pernyataan MI Tasmirussibyan Sidamulya ... 95 Tabel 29. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tata

Tertib Sekolah MI Tasmirussibyan Sidamulya ... 99 Tabel 30. Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah

Tiap Pernyataan MI Tasmirussibyan Sidamulya ... 101 Tabel 31. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan

Tugas Pokok Guru MI At Tauhid Pageralang ... 104 Tabel 32. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tugas

Pokok Guru Tiap Pernyataan MI At Tauhid Pageralang ... 106 Tabel 33. Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar dalam Melaksanakan Tata

Tertib Sekolah MI At Tauhid Pageralang... 109 Tabel 34. Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 40 Gambar 2. Diagram Disiplin Kerja Guru SD di Kecamatan Kemranjen ... 61 Gambar 3. Diagram Disiplin Kerja Guru dalam melaksanakan Tugas

PokokGuru SD di Kecamatan Kemranjen ... 64 Gambar 4. Diagram Butir Pernyataan Disiplin Kerja Guru dalam

Melaksanakan Tupok GuruSD di Kecamatan Kemranjen ... 66 Gambar 5.Diagram Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata Tertib

Sekolah di Kecamatan Kemranjen ... 69 Gambar 6. Diagram masing-masing Pernyataan Disiplin Kerja Guru

pada Aspek Tata Tertib Sekolah ... 71 Gambar 7. Diagram Disiplin Kerja Guru dalam melaksanakan Tugas Pokok

Guru SD di SD N Gunungmujil ... 74 Gambar 8. Diagram Butir Pernyataan Disiplin Kerja Guru dalam

Melaksanakan Tupok GuruSD di SD N Gunungmujil... 76 Gambar 9. Diagram Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata Tertib

Sekolah di SD N Gunungmujil ... 79 Gambar 10. Diagram masing-masing Pernyataan Disiplin Kerja Guru

pada Aspek Tata Tertib Sekolah SD Gunungmujil ... 81 Gambar 11. Diagram Disiplin Kerja Guru dalam melaksanakan Tugas

PokokGuru SD di SD N 2 Kebarongan ... 84 Gambar 12. Diagram Butir Pernyataan Disiplin Kerja Guru dalam

Melaksanakan Tupok GuruSD di SD N 2 Kebarongan ... 86 Gambar 13.Diagram Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata Tertib

Sekolah di SD N 2 Kebarongan ... 89 Gambar 14. Diagram masing-masing Pernyataan Disiplin Kerja Guru

pada Aspek Tata Tertib Sekolah SD N 2 Kebarongan ... 91 Gambar 15. Diagram Disiplin Kerja Guru dalam melaksanakan Tugas


(16)

xvi

hal Gambar 16. Diagram Butir Pernyataan Disiplin Kerja Guru dalam

Melaksanakan Tupok GuruSD di MI Tasmirussibyan

Sidamulya ... 97 Gambar 17.Diagram Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata

Tertib Sekolah di MI Tasmirussibyan Sidamulya ... 99 Gambar 18. Diagram masing-masing Pernyataan Disiplin Kerja Guru

pada Aspek Tata Tertib Sekolah MI Tasmirussibyan

Sidamulya ... 103 Gambar 19. Diagram Disiplin Kerja Guru dalam melaksanakan Tugas

PokokGuru SD di MI At Tauhid Pegeralang ... 105 Gambar 20. Diagram Butir Pernyataan Disiplin Kerja Guru dalam

Melaksanakan Tupok GuruSD di MI At Tauhid

Pageralang ... 107 Gambar 21.Diagram Disiplin Kerja Guru dalam Melaksanakan Tata

Tertib Sekolah di MI At Tauhid Pegeralang ... 109 Gambar 22. Diagram masing-masing Pernyataan Disiplin Kerja Guru


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Angket Uji Coba Penelitian ... 129

Lampiran 2. Angket Penelitian ... 134

Lampiran 3. Pedoman Dokumentasi Penelitian ... 139

Lampiran 4. Panduan Observasi Penelitian ... 141

Lampiran 5. Data Uji Coba Instrumen ... 143

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 147

Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 154

Lampiran 8. Tabulasi Data penelitian ... 156

Lampiran 9. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ... 160


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan sebagai dasar untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas, dan mampu bersaing dalam kehidupan. Secara efisiensi internal, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang tujuan institusi dan kurikulernya dapat tercapai. Sedangkan jika dilihat dari kesesuaian, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang kemampuan lulusannya sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di pasaran dan sesuai dengan kriteria pada pengguna lulusan. Mutu pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai layanan institusi pendidikan kepada siswa maupun staf pengajar untuk terjadinya proses pendidikan yang bermutu sehingga akan menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan untuk terjun ke lingkungan masyarakat (Nur Zazin, 2011: 66).

Dalam prespektif pendidikan, mutu pendidikan dapat dilihat dari sisi prestasi siswa, proses pembelajaran, kemampuan lulusan dalam mengembangkan potensinya di masyarakat. Prestasi siswa dapat dilihat dari hasil rapor setiap


(19)

2

semester dan Ujian Nasional. Berikut ini adalah hasil Ujian Nasional SD Per Unit Pendidikan Kecamatan (UPK) Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2012/2013:

Tabel 1. Hasil Ujian Nasional SD Per Unit Pendidikan Kecamatan (UPK) Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2012/2013

(Sumber: Dindik Kab. Banyumas Tahun 2013)

Berdasarkan tabel hasil ujian nasional sekolah dasar di atas dapat dilihat di Kabupaten Banyumas terdapat 27 Unit Pendidikan Kecamatan dengan Sekolah Dasar berjumlah 819 sekolah dasar. Mayoritas hasil ujian nasional yang di diperoleh oleh masing-masing Unit Pendidikan Kecamatan terbilang cukup rendah dikarenakan kurang dari 24 dengan rata-rata 8. Pada peringkat pertama diduduki oleh Unit Pendidikan Kecamatan Somagede dengan jumlah rata-rata Ujian Nasional untuk 19 Sekolah Dasar adalah 23,67. Sedangkan pada peringkat terakhir diduduki oleh Unit Pendidikan Kecamatan Kemranjen dengan jumlah

Jumlah

SD Terdaftar Ikut Lulus % Tidak Lulus % BIN MAT IPA Jumlah

1 09 UPK Somagede 19 554 554 554 100 - - 8,67 7,81 7,19 23,67 1 2 20 UPK Baturraden 27 696 696 696 100 - - 8,33 7,85 6,85 23,03 2 3 19 UPK Kedungbanteng 28 768 768 768 100 - - 8,39 7,58 6,86 22,83 3 4 10 UPK Kalibagor 21 750 750 750 100 - - 8,42 7,47 6,92 22,81 4 5 25 UPK Purwokerto Barat 23 772 772 772 100 - - 8,42 7,44 6,86 22,72 5 6 08 UPK Tambak 27 608 608 608 100 - - 8,22 7,49 6,93 22,64 6 7 01 UPK Lumbir 35 820 820 819 100 1 0,12 8,22 7,31 6,97 22,50 7 8 24 UPK Purwokerto Selatan 27 921 920 918 100 2 0,22 8,50 7,06 6,75 22,31 8 9 11 UPK Banyumas 33 830 828 828 100 - - 8,42 7,10 6,72 22,24 9 10 26 UPK Purwokerto Timur 36 1.545 1.544 1.544 100 - - 8,50 6,98 6,72 22,20 10 11 27 UPK Purwokerto Utara 22 627 626 626 100 - - 8,34 7,05 6,61 22,00 11 12 23 UPK Sokaraja 31 1.147 1.147 1.145 100 2 0,17 8,32 6,90 6,76 21,98 12 13 03 UPK Jatilawang 45 1.040 1.040 1.036 100 4 0,38 8,26 7,02 6,67 21,95 13 14 21 UPK Sumbang 37 1.305 1.305 1.298 99 7 0,54 8,26 7,00 6,68 21,94 14 15 02 UPK Wangon 45 1.276 1.276 1.276 100 - - 8,17 7,04 6,65 21,86 15 16 17 UPK Cilongok 44 1.508 1.508 1.506 100 2 0,13 8,27 6,90 6,62 21,79 16 17 04 UPK Rawalo 23 680 679 677 100 2 0,29 8,07 6,91 6,79 21,77 17 18 13 UPK Purwojati 20 536 536 534 100 2 0,37 8,16 6,93 6,66 21,75 18 19 15 UPK Gumelar 32 766 763 763 100 - - 8,23 6,85 6,66 21,74 19 20 12 UPK Patikraja 28 730 730 730 100 - - 8,16 6,69 6,78 21,63 20 21 16 UPK Pekuncen 35 934 934 934 100 - - 8,23 6,74 6,66 21,63 21 22 07 UPK Sumpiuh 30 785 785 783 100 2 0,25 8,14 6,91 6,56 21,61 22 23 14 UPK Ajibarang 33 1.272 1.270 1.270 100 - - 8,20 6,72 6,46 21,38 23 24 05 UPK Kebasen 29 970 970 968 100 2 0,21 8,08 6,77 6,50 21,35 24 25 22 UPK Kembaran 29 1.027 1.024 1.020 100 4 0,39 8,11 6,57 6,57 21,25 25 26 18 UPK Karanglewas 26 671 671 671 100 - - 8,13 6,56 6,51 21,20 26 27 06 UPK Kemranjen 34 838 838 835 100 3 0,36 8,06 6,43 6,50 20,99 27 No. Nama Sekolah Jumlah peserta Nilai Rata-rata UN Peringkat


(20)

3

rata-rata Ujian Nasional untuk 34 Sekolah Dasar adalah 20,99. Mutu pedidikan khususnya prestasi siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kualitas guru, sarana dan prasarana, suasana belajar, kurikulum dan pengelolaan sekolah. Beberapa faktor tersebut mempunyai satu kesatuan peran bila dilihat dari segi proses. Kualitas guru menjadi salah satu faktor yang paling kuat pengaruhnya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru yang mempunyai kualitas baik dan profesional dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam rangka tercapainya mutu pendidikan. Sebaliknya apabila guru tidak berkualias dan tidak profesional, mutu pendidikan tidak akan tercapai.

Menurut SE Mendikbud dan Kepala BAKN No. 57689/MPK/1989, guru merupakan pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah, termasuk hak yang melekat dalam jabatan. Guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar peserta didik agar dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan tugas kehidupannya yang selaras dengan kodratnya sebagai manusia yang lebih baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan. Tugas mendidik guru berkaitan dengan transformasi nilai-nilai dan pembentukan pribadi, sedangkan tugas mengajar berkaitan dengan transformasi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik. Namun bagi guru kelas, tugas mendidik dan mengajar merupakan tugas yang terpadu dan saling berkaitan.

Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan, seorang guru diharapkan mampu menciptakan suasanan belajar yang terarah dan teratur, sehingga anak dapat belajar dengan baik sesuai dengan yang diinginkan. Oleh sebab itu,


(21)

4

pelaksanaan proses belajar mengajar harus dilandasi oleh peraturan tertentu yang akan mengatur dan mengarahkan kegiatan belajar tersebut. Aturan-aturan ini tidak hanya untuk siswa juga berlaku untuk guru dan yang lainnya. Masalah disiplin bukan hanya dalam kehidupan tetapi pada setiap orang. Dalam manajemen baik diri maupun organisasi memerlukan disiplin. Disiplin yang tinggi akan meningkatkan organisasi yang efektif dan efisien. Untuk bisa menjadi disiplin yang tinggi perlu adanya pembinaan dari organisasi.

Sebagai pendidik, guru harus menanamkan sikap disiplin kerja yang berhubungan erat dengan kepatuhan terhadap peraturan sekolah. Dari hal itu, guru mentransfer nilai kedisiplinan dan dapat menjadi contoh bagi peserta didiknya. Sikap disiplin akan mendorong seorang guru untuk bekerja sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Seorang guru yang disiplin akan menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Disiplin kerja yang tinggi akan menghasilkan kinerja guru juga tinggi. Disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan (Edy Sutrisno, 2011: 87).

Pada umumnya disiplin ini dapat dilihat dari indikator seperti guru datang ke tempat kerja tepat waktu, berpakaian rapih, sopan, memperhatikan etika cara berpakaian sebagaimana mestinya seorang pegawai, guru mempergunakan alat-alat dan perlengkapan sesuai ketentuan, mereka bekerja penuh semangat dan bekerja sesuai dengan aturan yang ditetapkan lembaga. Kebiasaan-kebiasaan di atas akan terwujud kalau para pegawainya mempunyai disiplin yang baik.


(22)

5

Penanaman disiplin ini tentunya perlu diterapkan oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya untuk menciptakan kualitas kerja yang baik.

Seorang guru yang baik tidak akan bisa menegakkan disiplin kepada siswanya, jika dirinya tidak disiplin. Artinya, agar guru dapat menanamkan kesadaran dan nilai-nilai akan arti penting disiplin kepada siswa, terlebih dahulu guru harus membiasakan dirinya taat dan patuh terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku. Sehingga ia dapat menjadi contoh bagi siswa dan yang lainnya. Oleh sebab itu guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan contoh-contoh yang baik kepada siswa. Salah satu komponen yang harus dimiliki guru dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional adalah memiliki disiplin kerja yang baik. Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalakannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinyaapabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Siswanto Sastro Hadipaworo, 2003: 291).

Dalam Undang–Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal

20, kewajiban seorang guru adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran,


(23)

6

menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika, dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Selain itu kode etik guru dalam Dwi Siswoyo,dkk (2008: 128) yang telah dirumuskan oleh Sunaryo Kartadinata dan Nyoman Dantes tahun 1997 juga mengatur tentang apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam menjalankan tugas profesionalnya yaitu :

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat

sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan

mutu dan martabat profesinya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan

kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan organisasi PGRI,

sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Guru dalam kedudukannya sebagai Pegawai Negeri Sipil terikat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Dalam kaitannya dengan kerja, disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang


(24)

7

berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Seorang guru yang memiliki disiplin kerja tinggi akan mengerjakan semua tugasnya dengan baik secara suka rela, tanpa adanya paksaan.

Dirjen Dikdasmen (1996: 10) yang menjelaskan bahwa dalam rangka peningkatan disiplin guru, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru, yaitu kehadiran, pelaksanaan tugas (kegiatan), dan program tindak lanjut. Dalam hal kehadiran guru dituntut untuk hadir 15 menit sebelum pelajaran dimulai dan pulang setelah jam pelajaran selesai serta hadir dan meninggalkan kelas tepat waktu. Pada pelaksanaan tugas, guru melaksanakan semua tugasnya secara tertib dan teratur, membuat persiapan mengajar sebelum mengajar dan menyelesaikan administrasi kelas secara baik dan teratur. Sedangkan untuk program tindak lanjut, guru dituntut untuk memeriksa kebersihan anak secara berkala, membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memberikan program pengayaan kepada yang mempunyai kecakapan lebih, mengatur pemindahan tempat duduk siswa secara berkala. Namun semua hal tersebut tidak serta merta guru menjalankan tugasnya dengan baik.

Kecamatan Kemranjen merupakan salah satu daerah yang terletak di Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kemranjen memiliki 34 Sekolah Dasar Negeri dan 17 MI Swasta dengan total jumlah guru 410 orang. Data tersebut diperoleh dari UPK (Unit Pendidikan Kecamatan) Kemranjen.


(25)

8

Tabel 2. Sekolah Dasar Negeri di UPK Kemranjen sesuai dengan peringkat Ujian Nasional

No. Kode Nama Sekolah Peringkat

1 200 SDN Gunungmujil 1

2 195 SDN 2 Grujugan 2

3 207 SDN 2 Karanggintung 3

4 178 SDN Bengkelung 4

5 177 SDN 2 Nusamangir 5

6 174 SDN 2 Kecila 6

7 198 SDN Kedungpring 7

8 185 SDN 1 Karangsalam 8

9 203 SDN Petarangan 9

10 171 SDN 1 Karangjati 10

11 184 SDN 2 Alasmalang 11

12 193 SDN Kalikembang 12

13 190 SDN 1 Pageralang 13

14 194 SDN 1 Grujugan 14

15 197 SDN Karanglo 15

16 173 SDN 1 Kecila 16

17 196 SDN Sirau 17

18 206 SDN 1 Karanggintung 18

19 192 SDN 3 Pageralang 19

20 189 SDN Sidamulya 20

21 187 SDN 3 Karangsalam 21

22 181 SDN 1 Kebarongan 22

23 176 SDN 1 Nusamangir 23

24 179 SDN 1 Sibalung 24

25 183 SDN 1 Alasmalang 25

26 188 SDN Manggungan 26

27 205 SDN Karangsari 27

28 180 SDN 2 Sibalung 28

29 201 SDN 1 Sibrama 29

30 202 SDN 2 Sibrama 30

31 172 SDN 2 Karangjati 31

32 186 SDN 2 Karangsalam 32

33 191 SDN 2 Pageralang 33

34 182 SDN 2 Kebarongan 34


(26)

9

Tabel 3. Sekolah Dasar Swasta di UPK Kemranjen sesuai dengan peringkat Ujian Nasional

(Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Tahun 2013)

Pemilihan tempat observasi ini berdasarkan data peringkat Ujian Nasional SD Se- Kecamatan Kemranjen, dimana sekolah yang menjadi objek observasi merupakan sekolah yang berada dibawah rata-rata. Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan guru secara umum. Observasi awal dilakukan pada tanggal 5 Maret 2014 dan observasi lanjutan dilakukan pada tanggal 20 Maret 2014. Pada tanggal 5 Maret 2014 observasi dilakukan di UPK Kemranjen untuk mengetahui daftar peringkat Sekolah Dasar Se-Kecamatan Kemranjen. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Kepala Sekolah, guru dan murid di SD N 1 Sibrama, SD N 2 Sibrama, dan MI Darussalam Sibrama, pada tanggal 20 Maret 2014 menunjukan bahwa belum optimalnya kedisiplinan yang tercipta dari diri guru. Hal itu dapat terlihat pada kehadiran guru yang datang terlambat, mengulur waktu masuk kelas, menghentikan pelajaran sebelum jam habis, menunda

No. Kode Nama Sekolah Peringkat

1 029 MI Tasmuirusibyan Sidamulya 1

2 030 MWI Kebarongan 2

3 031 MI Muhammadiyah Sidamulya 3

4 032 MI Nurul Falah Grujugan 4

5 033 MI Muhammadiyah 1 Sirau 5

6 034 MI Nahdlatun Nasyiin Sirau 6

7 035 MI Muhammadiyah 2 Sirau 7

8 036 MI Fathul Ulum Sirau 8

9 037 MI Islamiyah Sirau 9

10 038 MI Tarbiyatul Aulad Sibalung 10

11 039 MI Tarbiyatul Ulum Sibalung 11

12 040 MI Salafiyah Kebarongan 12

13 041 MI Tarbiyatul Athfal Kebarongan 13

14 043 MI Darussalam Sibrama 14

15 044 MI Syafi’iyah Kecila 15

16 045 MI Al-Hidayah Karanggintung 16


(27)

10

pekerjaan administrasi, kurang mengoptimalkan media pembelajaran, dan kurang mempersiapkan Rencana Program Pembelajaran.

Kehadiran guru yang datang terlambat itu dapat menyebabkan guru masuk jam mengajar pertama pun terlambat. Hal tersebut membuat guru lebih mengulur waktu masuk kelas dikarenakan ketika guru datang, ia tidak bergegas untuk mengajar, tetapi mengobrol dengan sesama rekan guru ataupun untuk sekedar minum teh sembari melepas lelah. Selain itu membuat siswa menjadi gaduh dikelas, karena tidak ada yang mengendalikannya. Gurupun kerap menghentikan pembelajaran sebelum waktunya, dengan alasan materi yang disampaikan telah cukup.

Selain mengajar, guru juga bertugas dalam administrasi. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, guru tidak melakukannya dengan cekatan, namun

suka menunda pekerjaan, apabila sudah mendekati “deadline”, mereka baru

bergegas mengerjakannya. Hal itu yang membuat jam mengajar tersita. Dalam mengajar guru terkadang hanya mengandalkan buku teori tanpa menggunakan media pembelajaran serta tidak membuat RPP sebagai acuannya dalam mengajar.

Berdasarkan uraian diatas dan mengingat pentingnya disiplin pada organisasi serta untuk mengetahui lebih lanjut mengenai disiplin kerja guru, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaskanaan disiplin kerja guru sekolah dasar negeri dan swasta di Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dengan objek penelitian sekolah dasar negeri tertinggi dan terendah, dan begitu pula untuk sekolah swasta. Dasar pemilihan objek penelitian adalah peneliti ingin mengetahui disiplin kerja guru jika dilihat dari set


(28)

11

yang berbeda, tidak hanya sekolah unggul yang menjadi objek namun sekolah dengan peringkat terendah pun menjadi objek penelitian. Jadi penelitian akan dilaksanakan di empat sekolah dasar, yaitu SDN Gunungmujil, SDN 2 Kebarongan, MI Tasmuirusibyan Sidamulya, dan MI At-Tauhid Pageralang.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas dapat ditemukan identifikasi masalah antara lain:

1. Guru terkadang datang terlambat datang ke sekolah dan menyebabkan

terlambat pula masuk kelas.

2. Guru mengulur waktu masuk kelas, yaitu ketika istirahat usai terkesan tidak

bergegas untuk masuk kelas melainkan berbincang-bincang dengan rekan guru lainnya.

3. Guru terkadang tidak terlalu berkompeten dalam beberapa materi yang

diajarkan.

4. Guru suka menunda dan menumpuk pekerjaan misalnya dalam melakukan

tugas administratif, membuat laporan kelas.

5. Dalam mengajar, guru tidak selalu menggunakan media pembelajaran.

6. Guru tidak selalu membuat RPP.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan berbagai macam masalah yang ada, penelitian ini memberi batasan hanya padakedisiplinan guru yang mengacu pada tata tertib sekolah yang meliputi kehadiran, serta pelaksanaan tugas guru.


(29)

12 D. Rumusan Masalah

Bertolak berdasarkan latar belakang yang ada peneliti memberikan rumusan masalah antara lain:

1. Bagaimana disiplin kerja guru dalam melaksanakan tugas pokok guru?

2. Bagaimana disiplin kerja guru dalam melaksanakan tata tertib sekolah?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui disiplin kerja guru dalam melaksanakan tugas pokok guru.

2. Mengetahui disiplin kerja guru dalam melaksanakan tata tertib sekolah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Teoretis

Masuk dalam bidang garapan MP pada Manajemen Personalia. Sebagai bahan pengetahuan dan menambah wawasan serta dapat menjadi bahan untuk penelitian yang terkait.

2. Praktis a. Sekolah

Dapat dijadikan sebagai bahan info dan referensi tambahan dalam rangka peningkatan disiplin kerja bagi guru-guru dan dapat dijadikan salah satu acuan dalam mengembangkan kualitas guru sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai secara optimal serta dapat meningkatkan mutu lulusan.


(30)

13 b. Guru

Dapat dijadikan umpan balik bagaimana keberhasilan tugas mereka selama ini, dan dapat dijadikan saran atau acuan untuk perbaikan disiplin kerja di masa yang akan datang.

c. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Dapat dijadikan sebagai referensi bagaimana disiplin kerja guru selama ini serta dapat dijadikan sebagai masukan dalam pembinaan dan pengembangan guru.


(31)

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin

Menurut Alma Buchari (2003: 186) mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai suatu sikap patuh, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik lisan maupun tertulis. Sementara Sinungan Muchdarsyah (2003: 135) mendefinisikan disiplin sebagai sikap kejiwaan dari seseorang atau sekelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti/mematuhi segala aturan keputusan yang telah ditetapkan.

Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian bila peraturan atau ketetapan yanga ada dalam perusahaan itu diabaikan, atau sering dilanggar, maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk. Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada ketetapan perusahaan menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik. Dalam arti yang lebih sempit dan lebih banyak dipakai, disiplin berarti tindakan yang diambil dengan penyeliaan untuk mengoreksi perilaku dan sikap yang salah pada sementara karyawan (Siagian, 2002) dalam Edy Sutrisno (2011: 86). Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana, yaitu:

1) Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

2) Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam


(32)

15

3) Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya.

4) Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan

karyawan.

5) Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan.

Malayu SP Hasibuan (2000: 193) mengatakan kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak. Edy Sutrisno (2011: 87) mengatakan disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetepan perusahaan.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa disiplin adalah suatu sikap kesediaan yang ada dalam diri karyawan dalam menyesuaikan diri dengan perusahaan dan selalu patuh dan hormat terhadap ketetapan dan peraturan perusahaan serta sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.

2. Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Siswanto (2003: 291) disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta


(33)

16

sanggupmenjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Sementara Henry Simamora (2006: 610) menyatakan bahwa disiplin kerja adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam suatu organisasi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak terulis serta menunjukan tingkat kesungguhan tim kerja dalam suatu organisasi.

Menurut Mangkunegara (2009: 129) ada 2 bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif.

1) Disiplin preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.

2) Disiplin korektif

Disiplin korektif adalah disiplin yang dimaksudkan untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku dan memeperbaikinya untuk masa yang akan datang.


(34)

17

Bentuk disiplin kerja preventif dan korektif, keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu menggerakan dan mengarahkan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi peraturan.

Pembinaan disiplin kerja mempunyai tujuan secara umum dan khusus. Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan pembinaan disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan sesuai dengan motif perusahaan. Secara khusus tujuan pembinaan disiplin kerja para tenaga kerja, antara lain:

1) Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan

ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen.

2) Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu

memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.

3) Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa

perusahaan dengan sebaik-baiknya.

4) Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku

pada perusahaan.

5) Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan

harapan perusahaan, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pembinaan disiplin kerja dilakukan agar pegawai semakin mematuhi peraturan, melaksanakan pekerjaan dan memelihara sarana prasarana dengan baik,


(35)

18

bertindak sesuai dengan norma, serta mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Menurut Sondang P. Siagian (2002: 86) bentuk disiplin akan tercermin pada suasana di lingkungan organisasi sekolah, yaitu:

1) Tingginya rasa kepedulian guru terhadap pencapaian visi dan misi sekolah.

2) Tingginya semangat, gairah kerja, dan inisiatif para guru dalam mengajar.

3) Besarnya rasa tanggung jawab guru untuk melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya.

4) Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan

guru.

5) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin guru di sekolah dapat tercermin pada kepedulian terhadap visi misi, semangat kerja dalam mengajar, tanggung jawab pelaksanaan tugas, solidaritas antar guru, serta produktivitas kerja.

Pada umumnya sebagai pegangan manajer meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan sanksi disiplin ringan (Siswanto, 2003: 293).

1) Sanksi Disiplin Berat

Sanksi disiplin berat misalnya:

a) Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan/pekerjaan yang

diberikan sebelumnya.

b) Pembebasan dari jabatan/pekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga kerja

biasa bagi yang memegang jabatan.

c) Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri tenaga


(36)

19

d) Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai tenaga kerja di

perusahaan.

2) Sanksi Disiplin Sedang

Sanksi disiplin sedang misalnya:

a) Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancangkan

sebagaimana tenaga kerja lainnya.

b) Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan harian,

mingguan atau bulanan.

c) Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada

jabatan yang lebih tinggi.

3) Sanksi Disiplin Ringan

Sanksi disiplin ringan misalnya:

a) Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan.

b) Teguran tertulis.

c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.

Kesimpulannya adalah sanksi disiplin telah digolongkan berdasarakan tindak disiplin yang dilanggar oleh pegawai. Tingkat dan jenis sanksi disiplin tersebut meliputi sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan sanksi disiplin ringan.

Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin itu antara lain:

1) Peraturan jam masuk, pulang, dan jam istirahat.

2) Peraturan dasar tenang berpakaian.

3) Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja

lain.

4) Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh

para pegawai selama dalam oganisasi dan sebagainya (Edy Sutrisno, 2011: 94)


(37)

20

Peraturan-peraturan tersebut menjadi dasar disiplin kerja dalam halnya tata tertib baik dalam perusahaan, organisasi umum, maupun organisasi pendidikan. Hal yang paling mendasar dari tata terbit yaitu ketepatan waktu.

Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006: 127) banyak indikator yang memengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya ialah:

1) Tujuan dan kemampuan

2) Teladan pimpinan

3) Balas jasa

4) Keadilan

5) Waskat (pengawasan melekat)

6) Sanksi hukuman

7) Ketegasan

8) Hubungan kemanusiaan.

Dari indikator-indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berdisiplin. Indikator dapat berasal dari internal dan eksternal. Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan lebih condong ke arah eksternal.

B. Teori Guru 1. Pengertian Guru

Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan tentang guru:

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan menengah”.

Sedangkan menurut Suparlan (2005: 12) guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.


(38)

21

Kemudian menurut Sardiman (2006: 125), “guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang turut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”.

Dari pengertian guru di atas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi peseta didik dalam berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan.

2. Status Guru

Menurut Suparlan (2005: 16) dalam melaksanakan peran dan tugasnya, guru memiliki berbagai status, antara lain pegawai negeri sipil atau pegawai swasta, tenaga profesi dan pemimpin sosial.

1) Guru Sebagai Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Swasta

Seseorang akan memperoleh status Guru ketika memperoleh Surat Keputusan (SK), baik yang diperoleh dari pemerintah maupun lembaga penyedia pelayanan pendidikan. Dengan SK tersebut seseorang akan memperoleh hak dan kewajiban yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2) Guru Sebagai Profesi

Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya Guru menyandang persyaratan tertentu. Pengertian Guru sebagai profesi secara khusus tertuang dalam

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 39 (1) dan (2) ditanyakan bahwa:

Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Guru sesungguhnya memiliki status yang sederajat dengan profesi lain seperti halnya dokter, hakim, akuntan, arsitek dan masih banyak profesi lainnya. Sesungguhnya Guru juga sering disebut sebagai ibu dari semua profesi. Hal ini dapat dimengerti karena semua Guru dapat menghasilkan profesi lainnya.

3) Guru Sebagai Pemimpin Sosial

Guru sering disebut juga sebagai pemimpin masyarakat. Dalam masyarakat pedesaan, guru sering didudukkan pada status sebagai sumber pengetahuan ketika media informasi masih amat terbatas. Dalam masyarakat paguyuban,


(39)

22

antara warga yang satu dengan warga yang lain masih terikat perasaan kebersmaan yang amat kental.

Dari urian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru mempunyai 3 status yaitu guru sebagai pegawai swasta atau pegawai negeri sipil ketika memperoleh SK, guru sebagai profesi sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003, pendidik merupakan tenaga profesional yang merencanakan, melaksanakan, membimbing, melatih, menilai hasil pembelajaran serta melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat, sedangkan guru sebagai pemimpin sosial, guru didudukan pada status sebagai sumber pengetahuan.

3. Syarat Guru

Syarat guru dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam pasal 28.

“Syarat guru yaitu:

1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2) Kualifikasi sebagaimana dimaksud di atas adalah tingkat pedidikan minimum

yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan yang berlaku.

3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi:

a) Kompetensi pedagogik.

b) Kompetensi profesional

c) Kompetensi sosial.

d) Kompetensi kepribadian.

4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian

sebagaimana dimaksud di atas tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan”.

Dari syarat yang disebutkan di atas, guru harus memiliki kualifikasi dan kompetensi untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Selain kedua syarat tersebut, kesehatan jasmani dan rohanipun menjadi syarat guru. Akan walaupun hanya


(40)

23

memiliki kemampuan khusus dan telah melewati uji kelayakan dan kesejahteraan dapat menjadi guru.

Istilah profesi selalu menyangkut tentang pekerjaan. Tetapi tidaksemua pekerjaan dapat disebut sebagai suatu profesi. Guru sebagai suatu profesi harus memenuhi kriteria profesional menurut (Oemar Hamalik, 2003: 36 dari hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung).

“Kriteria profesional tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1) Fisik, meliputi: sehat jasmani dan rohani, tidak mempunyai cacat tubuh yang

bisa menimbulkan ejekan atau cemoohan maupun rasa kasihan dari peserta didik.

2) Mental atau kepribadian, meliputi: berjiwa Pancasila; menghayati GBHN;

mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada peserta didik; berbudi pekerti luhur; berjiwa kreatif dapat memanfaatkan rasa kependidikan yang ada secara maksimal; mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa; mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya; mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi; bersifat terbuka, peka dan inovatif; menunjukkan rasa

cinta kepada profesinya; ketaatan akan disiplin; dan memiliki sense of humor.

3) Keilmiahan atau pengetahuan, meliputi: memahami ilmu yang dapat

melandasi pembetukan pribadi; memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik; memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan lain; senang membaca bukubuku ilmiah; mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi; dan memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar.

4) Keterampilan, meliputi: mampu berperan sebagai organisator proses belajar

mengajar; mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan

struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi; mampu

menyusun GBPP; mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan; mampu merencanakan dan mengevaluasi pendidikan; dan memahami dan melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah”.

Dari beberapa syarat guru di atas, implikasinya adalah guru dituntut untuk mempunyai kompetensi dan keterampilan. Kompetensi dan keterampilan tersebut dapat dilihat melaui kualifikasi yang dimilikinya Selain itu ada pada faktor fisik,


(41)

24

guru harus menjaga kesehatan jasamani dan rohaninya untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Guru

Guru memiliki tugas beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Menurut Moh Uzer Usman (2006: 7) menyebutkan bahwa tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai–nilai hidup dan

kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan–

keterampilan pada siswa.

Untuk dapat melaksankan tugas sebagai profesi tersebut, guru dituntut untuk memiliki kompetensi atau kemampuan sedemikian rupa sehingga tugas guru dapat terlaksana dengan maksimal. Kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi: (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi profesional, (c) kompetensi kepribadian, dan (d) kompetensi sosial.

Kewajiban guru sesuai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 35 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta membimbing dan melatih peserta didik. Gambaran dari masing-masing kegiatan pokok guru diatas adalah sebagai berikut:


(42)

25

a. Merencanakan Pembelajaran

Merencanakan pembelajaran merupakan kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya serta alat atau media apa yang diperlukan. Kegiatan yang dilakukan dalam mrencanakan pembelajaran yaitu menyusun analisis materi pelajaran (AMP), menyusun program semesteran dan program tahunan, menyusun RPP, memilih metode mengajar, memilih sarana/alat pendidikan, dan memilih strategi evaluasi.

b. Melaksanakan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dimana terjadi interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru, kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka yang sebenarnya. Guru melaksanakan tatap muka atau pembelajaran dengan tahapan kegiatan berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan dalam melaksanakan pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru sebelum penyampaian materi pelajaran. Kegiatan pendahuluan antara lain mencakup kegiatan pengecekan dan atau penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat administrasi. Selain itu pengecekan kesiapan peserta didik pun dilakukan yaitu dengan cara melakukan apresepi misalnya dengan mengaitkan dengan pelajaran yaang sebelumnya telah diajarkan.

2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti terjadi interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru

dapat dilakukan secara “face to face” atau menggunakan media lain seperti

video, modul mandiri, kegiatan observasi/ekplorasi. Interaksi edukatif yang dimaksud adalah guru menyampaikan materi pembelajaran mulai dari pokok pelajaran sampai menguraikan pokok materi pelajaran tersebut.

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan ketika guru telah menyelesaikan penyampaian materi. Kegiatan tersebut antara lain mencakup refleksi terhadap peserta didik dari materi yang telah diajarakan, membuat


(43)

26

rangkuman selama proses pembelajaran, serta membuat rencana tindak lanjut yang akan dilakukan untuk pembelajaran berikutnya.

c. Menilai Hasil Pembelajaran

Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk menilai peserta didik maupun dalam pengambilan keputusan lainnya. Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes. Penilaian non tes dapat dibagi menjadi pengamatan dan pengukuran sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik, atau produk jasa.

1) Penilaian dengan tes.

Penilaian tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ujian akhir semester, tengah semester atau ulangan harian, dilaksanakan sesuai kalender akademik atau jadwal yang telah ditentukan.

2) Penilaian non tes berupa pengamatan dan pengukuran sikap.

Penilaian ini merupakan penilaian sikap dari masing-masing siswa selama di sekolah. Penilaian dapat dilakukan selama proses pembelajaran di dalam kelas maupun ketika siswa berkegiatan diluar kelas.

3) Penilaian non tes berupa penilaian hasil karya.

Penilaian hasil karya adalah penilaian terhadap tugas siswa ketika membuat suatu karya. Hasil karya siswa tersebut bisa dalam bentuk tugas, proyek atau produk, portofolio maupun bentuk lainnya.

d. Membimbing dan Melatih Peserta Didik

Membimbing dapat diartikan dengan menyampaikan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan menggunakan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan individual masing-masing. Membimbing dapat pula diartikan dengan pemberian motivasi dan pembinaan terhadap peserta didik. Melatih pada hakekatnya adalah suatu proses kegiatan untuk membantu peserta


(44)

27

didik mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam usahanya mencapai tujuan tertentu. Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga yaitu membimbing atau melatih peserta didik dalam pembelajaran, intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Seorang guru juga sering disebut sebagai seorang administrator, maksudnya adalah guru memiliki peran untuk melaksanakan administrasi sekolah seperti melaksanakan rencana mengajar, menyiapkan buku presensi siswa, daftar nilai siswa, program semester, program tahunan, buku rapor dan buku penilaian.

Peranan guru sebagai manajer dalam proses pengajaran yaitu:

a. Merencanakan, yaitu menyusun tujuan pengajaran.

b. Mengorganisasikan, yaitu menghubungkan seluruh sumber daya belajar

mengajar.

c. Memimpin, yaitu memberi motivasi para peserta didik.

d. Mengawasi, apakah kegiatan itu mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Suparlan (2005:36) mengemukakan peran dan tugas guru dalam tabel berikut.


(45)

28

Tabel 4. Peran dan Tugas Guru

No. Peranan Tugas Pokok

1. Pendidik a. Mengembangkan kepribadian

b. Membina budi pekerti

2. Pengajar a. Menyampaikan ilmu pengetahuan

b. Melatih keterampilan, memberikan panduan

atau petunjuk

c. Perpaduan antara memberikan pengetahuan,

bimbingan dan keterampilan

d. Meranjancang pengajaran

e. Melaksanakan pembelajaran

f. Menilai aktivitas pembelajaran

3. Fasilitator a. Memotivasi siswa

b. Membantu siswa

c. Membimbing siswa dalam proses

pembelajaran di dalam dan di luar kelas

d. Menggunakan strategi san metode

pembelajaran yang sesuai.

e. Menggunakan pertanyaan yang merangsang

siswa untuk belajar

f. Menyediakan bahan pengajaran

g. Mendorong siswa untuk mencari bahan ajar

h. Menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai

alat pendidikan

i. Mewujudkan disiplin

4. Pembimbing a. Memberi petunjuk atau bimbingan tentang

gaya pembelajaran siswa

b. Mencari kekuatan dan kelemahan siswa

c. Memberi latihan

d. Memberikan penghargaan kepada siswa

e. Mengenal permasalahan yang dihadapi siswa

dan menemukan cara permasalahannya

f. Membantu siswa untuk menemukan bakat

dan minat siswa

g. Mengenali perbedaan individual siswa

5. Pelayan a. Memberikan layanan pembelajaran yang

nyaman dan aman sesuai dengan perbedaan individual siswa

b. Menyediakan fasilitas pembelajaran dari

sekolah seperti ruang belajar, meja kursi, papan tulis, almari, alat peraga, papan pengumuman


(46)

29

6. Perancang a. Menyusun program pengajaran dan

pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku

b. Menyusun rencana mengajar

c. Menentukan strategi dan metode

pembelajaran sesuai dengan konsep PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan)

7. Pengelola a. Melaksanakan administrasi kelas

b. Melaksanakan presensi kelas

c. Memilih strategi dan metode pembelajaran

yang efektif

8. Inovator a. Menemukan strategi dan metode mengajar

yang efektif

b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan

dalam penggunaan strategi dan metode mengajar.

c. Mau mencoba dan menerapkan strategi dan

metode pembelajaran yang baru

9. Penilai a. Menyusun tes dan instrumen penilaian lain

b. Melaksanakan penilaian terhadap siswa

secara objektif

c. Mengadakan pembelajaran remidial

d. Mengadakan pengayaan dalam pembelajaran

Dari berbagai pendapat diatas mengenai tugas guru dapat disimpulkan bahwa guru mempunyai banyak tugas dalam bidang profesi, kemanusiaan dan kemasyarakatan. Dalam bidang profesi guru mempunyai tugas mengajar, mendidik, dan melatih. Guru dalam mengajar mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluai pembelajaran serta membimbing dan melatih peserta didik baik dalam pembelajaran, intrakulikuler dan ekstrakulikuler.

5. Hak dan Kewajiban Guru

Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan tentang hak-hak pendidik dan tenaga kependidikan sebagai berikut:


(47)

30

Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:

a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan

memadai.

b. Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

c. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atau hasil

kekayaan intelektual.

d. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas

pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

Guru harus dapat menunjukkan hak-hak yang akan diperoleh haruslah setara dengan kewajiban yang diberikan dalam pelaksanaan tugasnya dengan demikian tuntutan hak harus diikuti dengan semangat untuk melaksanakan kewajiban dengan baik.

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis, dan dialogis.

b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu

pendidikan

c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Pelaksanaan hak dan kewajiban guru dalam proses pendidikan harus selaras dan seimbang dengan pelaksanaan hak dan kewajiban peserta didik. Kejelasan tentang hak dan kewajiban ini sangat diperlukan untuk dapat memberikan jaminan


(48)

31

tentang penghargaan dan perlindungan terhadap guru sebagai tenaga profesi termasuk di dalamnya perlindungan dalam segi hukum.

Sedangkan dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tantang Guru dan Dosen, disebutkan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berhak:

a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial.

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai tugas dan prestasi kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas

kekeyaan intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk

menunjuang kelancaran tugas keprofesionalan.

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan

kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundangan.

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan

tugas.

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam menentukan kebijakan

pendidikan.

j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan

kualifikasi akademik dan kompetensi.

k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Kewajiban Guru dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 disebutkan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi perserta didik dalam pembelajaran.


(49)

32

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik

guru, serta nilai-nilai agama dan etika, dan memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Dari hak dan kewajiban tersebut di atas, guru dapat memperoleh penghasilan atau mendapatkan hak guru yang lainnya haru memenuhi kewajibannya terlebih dahulu seperti merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

6. Kode Etik guru

Suparlan (2005: 44) menjelaskan salah satu syarat profesi guru adalah harus memiliki kode etik yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan profesinya. Kode etik tersebut disusun oleh organisasi profesi, yang di Indonesia adalah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Kode etik tersebut mengatur tentang apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan guru dalam menjalankan tugas profesionalnya. Berikut ini adalah kode etik guru Indonesia yang dirumuskan oleh Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) :

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasilnya proses belajar mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat

sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan

mutu dan martabat profesiya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan


(50)

33

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan organisasi PGRI,

sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Sebagai tenaga kependidikan guru juga memiliki kode etik sebagai ketentuan dasar yang harus dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Kode etik tersebut disusun oleh organisasi profesi, di Indonesia adalah PGRI seperti yang telah dijabarkan diatas. Keikutseraan guru dalam organisasi profesi tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu profesionilsme guru.

7. Kompetensi Guru

Adanya kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru tentunya mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang berimbas pada berbagai aspek kependidikan. Pentingnya kompetensi guru tersebut menurut Oemar Hamalik (2003: 35) bagi dunia pendidikan antara lain: (1) kompetensi guru sebagai alat seleksi penerimaan guru, (2) kompetensi guru penting dalam rangka pembinaan guru, (3) kompetensi guru penting dalam rangka penyusunan kurikulum, (4) kompetensi guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan dan hasil belajar siswa.

Kompetensi merupakan kemampuan seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Dalam Mulyasa (2007: 26) kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang


(51)

34

ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Sedangkan kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Penguasaan materi dalam kompetensi guru berguna dalam hal guru dapat memilih, menetapkan dan mengembangkan alternatif strategi dari berbagai sumber belajar yang mendukung. Guru harus mempunyai standar kompetensi tertentu untuk berbagai hal, meliputi ketika penerimaan, pembinaan, dan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran.

8. Disiplin Kerja Guru

Sebagian besar guru adalah pegawai negeri sipil, maka dari itu ia wajib menjalankan disiplin sebagaimana peraturan yang tercantum dalam Undang-Undang Pokok Kepegawaian nomor 8 tahun 1974. Aturan-aturan yang disebutkan dalam undang-undang tersebut yaitu:

1) Setiap pegawai negeri wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,

Undang-undang Dasar 1945, negara dan pemerintah.

2) Setiap pegawai negeri wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

3) Setiap pegawai negeri wajib melaksanakan tugas kedinasan yang

dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian kesadaran dan tanggung.


(52)

35

4) Setiap pegawai negeri wajib menyimpan rahasia jabatan.

5) Setiap pegawai negeri wajib bekerja secara jujur, tertib, cermat dan

bersemangat.

Menurut Ali Imron (1995: 186) yang dimaksud dengan peraturan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan pegawai negeri sipil yang melanggar ketentuan peraturn pegawai negeri sipil, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada pegawai negeri sipil karena melanggar peraturan disiplin pegawai negeri sipil.

MenurutMiftah Thoha (2007: 42) tingkat hukuman pegawai negeri sipil yaitu:

1) Hukuman disiplin ringan.

Hukuman disiplin ringan terdiri atas :

a) Teguran lisan.

b) Teguran tertulis.

c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.

2) Hukuman disiplin sedang.

Hukuman disiplin sedang terdiri atas :

a) Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lambat selama 1 tahun.

b) Penundaan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling

lama 1 tahun.

c) Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 tahun.

3) Hukuman disiplin berat.

Hukuman disiplin berat terdiri atas:

a) Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk

paling lama 1 tahun.

b) Pembebasan dari jabatan.

c) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai

pegawai negeri sipil.


(53)

36

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

Kewajiban PNS sebagaimana diatur dalam Bab II pasal 3 antara lain :

1) Mengucapkan sumpah/janji PNS;

2) Mengucapkan sumpah/janji jabatan;

3) Setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Pemerintah;

4) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

5) Melaksanakan tugas kedinasan penuh pengabdian, dan tanggung jawab;

6) Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;

7) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri ;

8) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya harus dirahasiakan;

9) Bekerja jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;

10)Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;

11)Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

12)Menggunakan barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

13)Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;

14)Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

15)Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;

16)Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Kemudian larangan bagi PNS sebagaimana yang diatur dalam Bab II pasal 4 antara lain :

1) Menyalahgunakan wewenang;

2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan orang lain;

3) Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;

4) Bekerja pada perusahaan, konsultan asing, atau LSM asing;

5) Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang

berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;

6) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;

7) Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;

8) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPD

atau DPRD;

9) Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon Kepala


(54)

37

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa disiplin kerja guru dapat diartikan sebagai tindakan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran kepada peserta didik yang dilandasi dengan usaha sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab berdasarkan peraturan yang berlaku. Dalam disiplin kerja terdapat unsur-unsur sebagai berikut: (1) kesetiaan; (2) ketaatan; (3) tanggung jawab; (4) kepribadian; dan (5) prestasi kerja.

9. Pengukuran Disiplin Kerja Guru

Cece Wijaya & Tabrani Rusyan (1992: 18), mengemukakan bahwa ada beberapa indikator pengukuran agar disiplin dapat dibina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan sehingga waktu pendidikan dapat ditingkatkan yaitu sebagai berikut :

a. Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru atau siswa karena tata

tertib yang berlaku merupakan aturan ketentuan yang harus diaati oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan tersebut yang meliputi:

1) Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan

2) Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau satu

lembaga tertentu

3) Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku

4) Tidak membohong

5) Tingkah laku yang menyenangkan

6) Rutin dalam mengajar

7) Tidak suka malas dalam mengajar

8) Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi dirinya

9) Tepat waktu dalam belajar mengajar

10)Tidak pernah keluar dalam belajar-mengajar

11)Tidak pernah membolos dalam belajar mengajar

b. Taat terhadap kebijakan atau kebijaksanaan yang berlaku:

1) Menerima, menganalisis dan mengkaji berbagai pembaharuan pendidikan

2) Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pendidikan yang

ada.

3) Tidak membuat keributan di dalam kelas

4) Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

5) Membantu kelancaran proses belajar mengajar


(55)

38

Sedangkan menurut Sujono (1981: 67), ada beberapa indikator disiplin kerja yang dapat dijadikan sebagai ukuran kedisiplinan, yaitu:

a. Ketepatan waktu meliputi ketepatan jam pulang.

b. Kesetiaan atau patuh pada peraturan dan tata tertib yang ada, meliputi

kepatuhan untuk memakai seragam dan kepatuhan terhadap peraturan tata tertib dan komitmen yang telah disepakati.

c. Mempergunakan dan memelihara peralatan kantor.

Menurut Moenir (1982: 261), disiplin kerja guru ditunjukkan terhadap aturan yang menyangkut waktu dan perbuatan :

a. Disiplin yang menuntut terhadap kegiatan/perbuatan:

1) Mengenai cara mengerjakan suatu pekerjaan terutama dalam bidang kerja

yang tetap dan berulang;

2) Mengenai prosedur penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tertentu;

3) Mengenai pelaksanaan pada umumnya tugas kegiatan yang dibebankan

kepadanya;

4) Mengenai pengawasan dan perawatan terhadap manusia ataubenda yang

tidak tergantung waktu (relatip);

b. Disiplin yang menuntut terhadap ketepatan waktu:

1) Keberangkatan dan kedatangan suatu jenis angkutan (kereta api,

bus/taksi, kapal laut, kapan terbang, kendaraan antar jemput dan lain-lain);

2) Datang dan kembali ke/dari tempat kerja;

3) Beribadah

4) Dalam penyelenggaraan suatu kegiatan yang berbatas waktu.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga peneliti yang bertemakan sama seperti peneliti sebelumnya dapat terbantu atau terdukung dalam meneliti atau membuat laporan.

1. Penelitian atau skripsi dari Yohana Dwi Utami, Mahasiswa Administrasi

Perkantoran, UNY dengan judul “Pelaksanaan Disiplin Kerja Guru di SMK

Piri 3 Yogyakarta” 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan disiplin kerja guru di SMK Piri 3 Yogyakarta yang meliputi disiplin kerja guru terhadap tata tertib sekolah, peraturan pegawai negeri sipil, profesional guru


(56)

39

dan penggunaan alat-alat kerja. Desain penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena bertitik tolak pada anggapan bahwa semua gejala dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka. Pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, dokumentasi dan angket dengan subjek penelitian adalah seluruh furu di SMK Piri 3 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan disiplin kerja guru di SMK Piri 3 Yogyakarta meliputi 1) tata tertib sekolah masuk dalam kategori baik sebanyak 24 responden (35,8%) dan kategori sangat baik sebanyak 24 responden (35,8%), 2) peraturan pegawai negeri sipil masuk dalam kategori cukup sebanyak 18 responden (26,9%), 3) profesional guru masuk dalam kategori sangat baik sebanyak 30 responden (44,8%), 4)

penggunaan alat – alat kerja masuk dalam kategori sangat baik sebnayak 48

responden (71,6%). Disiplin kerja di SMK Piri 3 Yogyakarta secara keseluruhan pada kategori baik.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Keke T. Aritonang, M.Pd dengan judul

kompesasi kerja, disiplin kerja guru, dam kinerja guru SMP Kristen BPK Penabur Jakarta Tahun 2005.

Penelitian ini menjelaskan kompensasi kerja disiplin kerja guru, dalamhubungannya dengan kinerja guru di SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta.Penelitian dengan metode survey dan teknik korelasional ini dilakukanterhadap guru-guru di delapan SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta,dengan sampel 60 responden yang dipilih secara acak. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima dalam arti bahwa terdapathubungan positif antara kedua variable bebas dengan variable terikat baiksecara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Penelitian ini jugamenyimpulkan bahwa kompensasi kerja memberikan sumbangan sebesar 6,76 % terhadap kinerja guru, disiplin kerja guru memberikan sumbangan sebesar77,44 %. Sedangkan kompensasi kerja dan disiplin kerja guru secara bersama-samamemberikan sumbangan sebesar 77,60 % terhadap kinerja guru. Dengandemikian sebagai saran untuk meningkatkan kinerja guru yang tinggi perluditingkatkan kompensasi kerja dan disiplin kerjanya.


(57)

40 D. Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Mutu pendidikan dapat dilihat berdasarkan prestasi siswanya. Siswa akan berprestasi baik jika dididik oleh guru yang baik pula. Guru sebagai bagian dari komponen sistem pendidikan nasional memiliki peran dan tugas yang sangat MUTU PENDIDIKAN

DISIPLIN KERJA TENAGA PENDIDIK

TATA TERTIB:

1. Jam Mengajar

2. Jam Kerja

3. Tugas Piket

4. Pemakaian seragam

Tugas pokok guru

1. Merencanakan

pembelajaran

2. Melaksanakan

pembelajaran

3. Menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran.

4. Membimbing dan

melatih peserta didik. UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 35 ayat 1 mengenai


(58)

41

strategis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu seorang guru dituntut memiliki sikap disiplin dalam melakasanakan tugasnya. Disiplin adalah suatu kesediaan yang ada dalam diri karyawan dalam menyesuaikan diri dengan perusahaan dan selalu patuh dan hormat terhadap ketetapan dan peraturan perusahaan serta sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.

Disiplin kerja guru sangat diperlukan oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Kedisiplinan adalah fungsi operatif yang paling penting karena semakin baik suatu kedisiplinan karyawan maka semakin tinggi disiplin kerja yang bisa diraih. Disiplin kerja guru menginginkan untuk dilaksanakannya semua peraturan yang sudah ada dan jika terjadi pelanggaran maka harus diambil tindakan. Tindakan atas kesalahan yang dilakukan bisa berupa hukuman atau sanksi yang tegas serta tidak bisa ditawar. Unsur yang terkait dakam disiplin kerja guru adalah adanya peraturan, pedoman pelaksanaan, sanksi dan hukuman, serta kesediaan untuk mentaati dan memperteguh pedoman organisasi.

Pada umumnya disiplin ini dapat dilihat dari indikator seperti guru datang ke tempat kerja tepat waktu; berpakaian rapih, sopan, memperhatikan etika cara berpakaian sebagaimana mestinya seorang pegawai; guru mempergunakan alat-alat dan perlengkapan sesuai ketentuan, mereka bekerja penuh semangat dan bekerja sesuai dengan aturan yang ditetapkan lembaga. Kebiasaan-kebiasaan di atas akan terwujud kalau para pegawainya mempunyai disiplin yang baik. Penanaman disiplin ini tentunya perlu diterapkan oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya untuk menciptakan kualitas kerja yang baik.


(59)

42

Dalam penelitian ini, disiplin akan dibahas mengenai pelaksanaan disiplin kerja guru terhadap tata tertib sekolah dan tugas pokok guru. Dalam hal tata tertib meliputi jam mengajar, jam kerja, tugas piket, dan pemakaian seragam. Sedangkan dalam hal tugas pokok dan fungsi guru dalam mengajar yang meliputi merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.


(60)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dirancang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka yang kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi yang ilmiah (Nanang Martono, 2011: 20). Sebagaimana yang dijelasakan oleh Asep Hermawan (2005: 18) bahwa

pendekatan kuantitatif adalah “suatu pendekatan penelitian yang bersifat obyektif,

mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik”.

Berdasarkan definisi diatas penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif karena dimaksudkan untuk menggambarkan pelaksanaan disiplin kerja guru sekolah dasar negeri dan swasta di Kecamatan Kemranjen. Pelaksanaan disiplin kerja guru dari aspek tugas guru dan tata tertib sekolah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010:58) adalah segala sesuatuyang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitianinihanyaadasatuvariabel, yaitu pelaksanaan disiplin kerja guru sekolah dasar. Menurut Siswanto (2003: 291) disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup


(61)

44

menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Disiplin kerja guru sangat diperlukan oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Disiplin kerja guru menginginkan untuk dilaksanakannya semua peraturan yang sudah ada dan jika terjadi pelanggaran maka harus diambil tindakan.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pelaksanaan disiplin kerja guru sekolah dasar adalah kedisiplinan guru dalam menaati peraturan yang telah dibuat untuk seorang guru. Untuk menghindari salah tafsir dan pemahaman dalam penelitian ini,maka peneliti menetapkan definisi operasional sebagai berikut:

1. Pelaksanaan disiplin kerja guru terhadap tugas pokok guru.

Dalam hal tugas pokok guru dalam mengajar yang meliputi:

a. Merencanakan pembelajaran

b. Melaksanakan pembelajaran

c. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran

d. Membimbing dan melatih peserta didik

2. Pelaksanaan disiplin kerja guru terhadap tata tertib sekolah

Dalam hal tata tertib meliputi:

a. Kehadiran

b. Ketepatan waktu mengajar,

c. Tugas piket


(62)

45

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan September sampai November 2014. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN Gunungmujil, SDN 2 Kebarongan, MI Tasmuirusibyan Sidamulya, dan MI At-Tauhid Pageralang.

E. Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:108). Senada dengan pendapat Sugiyono (2011: 119), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sekolah Dasar Negeri maupun Swasta di UPK Kecamatan Kemranjen berjumlah 51 yang terdiri dari 34 Sekolah Dasar Negeri dan 17 Sekolah Dasar swasta. Dari 51 sekolah tersebut dalam penelitian ini diambil empat sekolah berdasarkan peringkat UN yaitu SDN Gunungmujil, SDN 2 Kebarongan, MI Tasmuirusibyan Sidamulya, dan MI At-Tauhid Pageralang.

Tabel 5. Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Kepala Sekolah

1. SDN Gunungmujil 7 1

2. SDN 2 Kebarongan 7 1

3. MI Tasmuirusibyan Sidamulya 11 1

4 MI At-Tauhid Pageralang 9 1

Jumlah Responden 34 4

Dikarenakan jumlah populasi yang tidak terlalu banyak, maka penelitian ini menggunakan populasi. Jadi responden dalam penelitian ini sebanyak 38 orang yang terdiri dari 34 guru dan 4 kepala sekolah.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Kinerja Guru Bersertifikasi Pendidik di Sekolah Dasar Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas

0 3 131

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KOMPENSASI TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN.

0 1 15

Kontribusi Usahatani Durian terhadap Total Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga di Desa Kebarongan Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.

0 1 169

MOTIVASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU SERTIFIKASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS.

0 0 135

KONTRIBUSI USAHA TANI DURIAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA ALASMALANG KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS.

1 6 134

PERAN KELOMPOK WANITA TANI “SARI MAKMUR” DALAM PEMBERDAYAAN WANITA DI DESA ALASMALANG KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS

0 0 16

PERAN KELOMPOK WANITA TANI “SARI MAKMUR” DALAM PEMBERDAYAAN WANITA DI DESA ALASMALANG KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 3 19

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN ASI EKSKLUSIF DAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS

0 0 15

KAJIAN TENTANG PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA MASYARAKAT DI DESA PAGERALANG KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 17

PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN MADRASAH WATHONIYAH ISLAMIYAH (MWI) DESA KEBARONGAN KECAMATAN KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS PERIODE 1980-2013

0 1 14