Karakteristik Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah Deskriptif Panelis

windamelisa280891yahoo.com

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah

Berdasarkan kedua perlakuan yang berbeda terhadap biskuit dengan penambahan tepung bit merah dan hasil parutan bit merah maka dihasilkan biskuit yang berbeda. Perbedaan kedua biskuit yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.1 dan tabel 4.1 berikut ini Gambar 4.1 Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah Tabel 4.1. Karakteristik Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Karakteristik Biskuit A 1 A 2 Aroma Khas biskuit Khas biskuit Warna Cokelat Merah Muda Rasa Khas bit Khas Biskuit Tekstur Sedikit keras Renyah Keterangan : A 1 : Penambahan Tepung Bit Merah 20 A 2 : Penambahan Hasil Parutan Bit Merah 20 Universitas Sumatera Utara windamelisa280891yahoo.com

4.2. Deskriptif Panelis

Panelis adalah 30 orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sumatera Utara USU yang masih aktif kuliah dari jalur SLTA maupun jalur Ekstensi. Panelis terdiri dari laki-laki dan perempuan. Umur panelis berkisar antara 18-42 tahun. Pada saat dimintai tanggapanpenilaiannya, secara visual panelis tidak dalam keadaan sakit, tidak mengalami cacat fisik pada organ yang dipakai untuk menilai dan dalam keadaan emosional yang stabil. 4.3. Analisis Organoleptik Aroma Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah Hasil analisis organoleptik aroma biskuit dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2. Hasil Analisis Organoleptik Aroma Biskuit Aroma Biskuit Kriteria Skor A 1 A 2 Panelis Skor Panelis Skor Sangat Suka 4 5 20 16,7 12 48 40,0 Suka 3 16 48 40,0 14 42 35,0 Kurang Suka 2 9 18 15,0 4 8 6,7 Tidak Suka 1 Total 30 86 71,7 30 98 81,7 Keterangan : A 1 : Penambahan Tepung Bit Merah 20 A 2 : Penambahan Hasil Parutan Bit Merah 20 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat dari total skor kedua perlakuan dalam uji organoleptik terhadap aroma, biskuit A 2 memiliki total skor tertinggi yaitu 98 81,7. Apabila dilihat dari kriteria kesukaan, kedua sampel memiliki kriteria suka. Untuk melihat perbedaan persentase jumlah skor setiap sampel dapat dilihat seperti pada pada gambar 4.2 berikut ini. Universitas Sumatera Utara windamelisa280891yahoo.com Gambar 4.2. Histogram Hasil Analisis Organoleptik Aroma Biskuit Hasil analisa sidik ragam terhadap aroma biskuit bit dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Aroma Sumber Keragaman db JK JKR F hitung F tabel Keterangan Perlakuan 1 2,43 2,43 4,26 4,18 Ada Perbedaan Panelis 29 10,73 0,37 Error 29 16,57 0,57 Total 59 29,73 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.3, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap aroma biskuit bit merah A 1 dan A 2 , dengan nilai F Hitung 4,26 ternyata lebih besar dari F Tabel 4,18. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung bit merah dan hasil parutan bit merah memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara kedua perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 4.4 : 16.7 40 15 40 35 6.7 10 20 30 40 50 Sangat Suka Suka Kurang Suka Tidak Suka Persentase Skala Hedonik Organoleptik Aroma A1 A2 Universitas Sumatera Utara windamelisa280891yahoo.com Tabel 4.4. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Aroma Perlakuan A 1 A 2 Rata-rata 2,87 3,27 A 2- A 1 = 3,27-2,87 = 0,4 0,37 Jadi, A 2 A 1 Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma biskuit hasil parutan bit merah A 2 20 tidak sama dengan aroma biskuit tepung bit merah A 1 20. 4.4. Analisis Organoleptik Warna Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah Warna makanan yang menarik dapat memengaruhi tingkat kesukaan panelis dan membangkitkan selera makan. Hasil analisis organoleptik warna biskuit dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5. Hasil Analisis Organoleptik Warna Biskuit Warna Biskuit Kriteria Skor A 1 A 2 Panelis Skor Panelis Skor Sangat Suka 4 11 44 36,7 10 40 33,3 Suka 3 9 27 22,5 13 39 32,5 Kurang Suka 2 10 20 16,7 6 12 10,0 Tidak Suka 1 1 1 0,83 Total 30 91 75,9 30 92 76,63 Keterangan : A 1 : Penambahan Tepung Bit Merah 20 A 2 : Penambahan Hasil Parutan Bit Merah 20 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat dari total skor kedua perlakuan dalam uji organoleptik terhadap warna, pada sampel A 1 dan A 2 yaitu hampir sama yaitu, 91 dan 92. Apabila dilihat dari kriteria kesukaan, kedua sampel memiliki kriteria suka. Untuk melihat perbedaan persentase jumlah skor setiap sampel dapat dilihat seperti pada pada gambar 4.3 berikut ini. Universitas Sumatera Utara windamelisa280891yahoo.com Gambar 4.3. Histogram Hasil Analisis Organoleptik Warna Biskuit Hasil analisa sidik ragam terhadap warna biskuit bit dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Warna Sumber Keragaman Db JK JKR F hitung F tabel Keterangan Perlakuan 1 0,15 0,15 0,15 4,18 Tidak ada perbedaan Panelis 29 14,35 0,49 Error 29 28,35 0,98 Total 59 42,85 Berdasarkan tabel analisis di atas, dapat dilihat bahwa Fhitung Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan warna pada setiap perlakuan. 4.5. Analisis Organoleptik Rasa Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah Hasil analisis organoleptik rasa biskuit dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini. 36.7 22.5 16.7 33.3 32.5 10 0.83 10 20 30 40 Sangat Suka Suka Kurang Suka Tidak Suka Persentase Skala Hedonik Organoleptik Warna A1 A2 Universitas Sumatera Utara windamelisa280891yahoo.com Tabel 4.7. Hasil Analisis Organoleptik Rasa Biskuit Rasa Biskuit Kriteria Skor A 1 A 2 Panelis Skor Panelis Skor Sangat Suka 4 6 24 20,0 17 68 56,7 Suka 3 15 45 37,5 8 24 20,0 Kurang Suka 2 9 18 15,0 10 10 8,3 Tidak Suka 1 Total 30 87 72,5 30 102 85 Keterangan : A 1 : Penambahan Tepung Bit Merah 20 A 2 : Penambahan Hasil Parutan Bit Merah 20 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat dari total kedua skor perlakuan dalam uji organoleptik terhadap rasa, biskuit A 2 memiliki total skor tertinggi yaitu 102 85 dengan kriteria sangat suka. Hal ini menunjukkan bahwa rasa biskuit A 2 lebih disukai dibandingkan dengan rasa biskuit A 1. Untuk melihat adanya perbedaan persentase jumlah skor setiap sampel dapat dilihat seperti pada pada gambar 4.4. Gambar 4.4. Histogram Hasil Analisis Organoleptik Rasa Biskuit Hasil analisa sidik ragam terhadap rasa biskuit bit dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini. 20 37.5 15 56.7 20 8.3 10 20 30 40 50 60 Sangat Suka Suka Kurang Suka Tidak Suka Persentase Skala Hedonik Organoleptik Rasa A1 A2 Universitas Sumatera Utara windamelisa280891yahoo.com Tabel 4.8. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Rasa Sumber Keragaman Db JK JKR F hitung F tabel Keterangan Perlakuan 1 5,4 5,4 7,60 4,18 Ada perbedaan Panelis 29 13,4 0,46 Error 29 20,6 0,71 Total 59 39,4 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.8, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap rasa biskuit bit merah A 1 dan A 2 , dengan nilai F Hitung 7,60 ternyata lebih besar dari F Tabel 4,18. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung bit merah dan hasil parutan bit merah memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara kedua perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 4.9 : Tabel 4.9. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Rasa Perlakuan A 1 A 2 Rata-rata 2,8 3,4 A 2- A 1 = 3,4-2,8 = -0,6 0,42 Jadi, A 2 A 1 Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa biskuit hasil parutan bit merah A 2 20 tidak sama dengan rasa biskuit tepung bit merah A 1 20. 4.6. Analisis Organoleptik Tekstur Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah Hasil analisis organoleptik tekstur biskuit dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara windamelisa280891yahoo.com Tabel 4.10. Hasil Analisis Organoleptik Tekstur Biskuit Tekstur Biskuit Kriteria Skor A 1 A 2 Panelis Skor Panelis Skor Sangat Suka 4 3 12 10,0 11 44 36,7 Suka 3 15 45 37,5 14 42 35,0 Kurang Suka 2 10 20 16,7 4 8 6,7 Tidak Suka 1 2 2 1,7 1 1 0,83 Total 30 79 65,9 30 95 79,23 Keterangan : A 1 : Penambahan Tepung Bit Merah 20 A 2 : Penambahan Hasil Parutan Bit Merah 20 Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat dilihat dari total skor kedua perlakuan dalam uji organoleptik terhadap tekstur, biskuit A 2 memiliki total skor tertinggi yaitu 95 79,23. Apabila dilihat dari kriteria kesukaan, kedua sampel memiliki kriteria suka. Untuk melihat perbedaan jumlah persentase skor setiap sampel dapat dilihat seperti pada pada gambar 4.5 berikut ini. Gambar 4.5. Histogram Hasil Analisis Organoleptik Tekstur Biskuit 10 37.5 16.7 1.7 36.7 35 6.7 2.8 5 10 15 20 25 30 35 40 Sangat Suka Suka Kurang Suka Tidak Suka Persentase Skala Hedonik Organoleptik Tesktur A1 A2 Universitas Sumatera Utara windamelisa280891yahoo.com Hasil analisa sidik ragam terhadap tekstur biskuit bit dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Tekstur Sumber Keragaman db JK JKR F hitung F tabel Keterangan Perlakuan 1 4,27 4,27 14,23 4,18 Ada Perbedaan Panelis 29 26,4 0,91 Error 29 28,35 0,30 Total 59 42,85 Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.11, bahwa ada perbedaan hasil penilaian terhadap tekstur biskuit bit merah A 1 dan A 2 , dengan nilai F Hitung 14,23 ternyata lebih besar dari F Tabel 4,18. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung bit merah dan hasil parutan bit merah memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur biskuit yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara kedua perlakuan tersebut, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 4.12 : Tabel 4.12. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Tekstur Perlakuan A 1 A 2 Rata-rata 2,63 3,17 A 2- A 1 = 3,17-2,63 = 0,54 0,283 Jadi, A 2 A 1 Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur biskuit hasil parutan bit merah A 2 20 tidak sama dengan tekstur biskuit tepung bit merah A 1 20.

4.7. Perhitungan Zat Gizi Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah