windamelisa280891yahoo.com
Cara kerja dalam menentukan kadar fosfor : 1.
Ditimbang 5 gram sampel 2.
Kemudian diabukan, sampai terbentuk abu putih 3.
Kemudian, abu ditambahkan dengan pereaksi amonium 4.
Setelah itu ditambahkan larutan standar Fosfor dan diamkan selama 10 menit sampai pengembangan warna terjadi
5. Lalu, intensitas warna diukur dengan spektropotometer pada panjang
gelombang 420 nm. 6.
Kemudian dibuat kurva standar dan dihitung kadar Fosfor Perhitungan :
Kadar Fosfor Dimana :
O = berat fosfor dari pembacaan kurva, yang dinyatakan dalam mg P = faktor pengenceran
W = berat sampel
3.4. Pengolahan dan Analisa Data
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada masing-masing perlakuan maka digunakan Analisa Sidik Ragam dan Uji Duncan.
Untuk mengetahui daya terima dari panelis dilakukan analisis deskriptif kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus dianalisis
dahulu untuk dijadikan data kuantitatif. Skor nilai untuk mendapatkan persentase dirumuskan sebagai berikut :
=
100 x
N n
Universitas Sumatera Utara
windamelisa280891yahoo.com
Keterangan = Skor persentase
n = Jumlah skor yang diperoleh
N = Skor ideal skor tertinggi x jumlah panelis
Untuk mengubah data skor persentase menjadi nilai kesukaan konsumen,
analisisnya sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
Nilai tertinggi = 4 suka
Nilai terendah = 1 tidak suka
Jumlah kriteria yang ditentukan = 4 kriteria
Jumlah panelis = 30 orang
a. Skor maximum
= jumlah panelis x nilai tertinggi = 30 x 4 = 120
b. Skor minimum
= jumlah panelis x nilai terndah = 30 x 1 = 30
c. Persentase maximum
= =
= 100 d.
Persentase minimum =
= = 25
e. Rentangan
= Persentase maximum – Persentase Minumim
= 100 - 25 = 75 f.
Interval persentase = Rentangan : Jumlah kriteria
= 74 : 4 = 18,75
Universitas Sumatera Utara
windamelisa280891yahoo.com
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dibuat interval persentase dan kriteria kesukaan sebagai berikut.
Tabel 3.3 Interval Persentase dan Kriteria Kesukaan
Persentase Kriteria Kesukaan
81,25 – 100,00
62,50 – 81,24
43,75 – 62,49
25,00 – 43,74
Sangat suka Suka
Kurang suka Tidak suka
Setelah mengetahui bagaimana penerimaan panelis terhadap biskuit yang
dihasilkan, langkah selanjutnya adalah mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada organoleptik biskuit, maka dapat dilakukan Uji Analisis Varians Anova.
Sumber Keragaman
db JK
JKR F
Hitung
F
Tabel Perlakuan
F, 5 Panelis
Error JK total
– JK perlakuan
– JK panelis
Total Keterangan :
db : derajat bebas
JK : Jumlah kuadrat
F : Uji F
t : Jumlah panelis
r : Jumlah Perlakuan
Rumus : 1.
Derajat Bebas db a.
db perlakuan : r-1
b. db panelis
: t-1 c.
db error : r-1 x t-1
d. db total
: rt-1
Universitas Sumatera Utara
windamelisa280891yahoo.com
2. Faktor Koreksi FK
Faktor koreksi : ∑Yi
2
r x t 3.
Jumlah Kuadrat JK a.
Jumlah kuadrat perlakuan : Yi
2
x Yi
2
t b.
Jumlah kuadrat panelis : ∑ Yi
2
r
c. Junlah kuadrat error
: JK total – JK perlakuan – JK panelis
4. Jumlah kuadrat rata-rata
a. Jumlah kuadrat perlakuan
: JK perlakuan : db perlakuan b.
Jumlah kuadrat panelis : JK panelis : db panelis
c. Jumlah kuadrat error
: JK error : db error 5.
F Hitung : JKR perlakuan : JKR error
Bandingkan F. Hitung dengan F. Tabel Bila F. Hitung F. Tabel = H
o
di tolak, H
a
di terima Bila F. Hitung F. Tabel = H
o
di terima, H
a
di tolak Bila F. Hitung F. Tabel berarti ada perbedaan antara perlakuan-perlakuan
tersebut. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan tiap-tiap perlakuan maka di lanjutkan dengan Uji Ganda Duncan
Duncan’s Multiple Range Test. FK
FK
Universitas Sumatera Utara
windamelisa280891yahoo.com
Dengan Uji Ganda Duncan maka dapat diketahui perlakuan mana yang paling berbeda dengan perlakuan lainnya dan perlakuan mana yang hanya sedikit berbeda
dengan perlakuan lainnya.
Sy =
Kemudian dilanjutkan dengan menghitung range tingkat nyata 5 dengan melihat derajat bebas galat dimana di peroleh
LSR = Range X Sy Standar Error Rata-rata.
Universitas Sumatera Utara
windamelisa280891yahoo.com
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Karakteristik Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah
Berdasarkan kedua perlakuan yang berbeda terhadap biskuit dengan penambahan tepung bit merah dan hasil parutan bit merah maka dihasilkan biskuit
yang berbeda. Perbedaan kedua biskuit yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.1 dan tabel 4.1 berikut ini
Gambar 4.1 Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit Merah
Tabel 4.1. Karakteristik Biskuit dengan Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil Parutan Bit
Karakteristik Biskuit
A
1
A
2
Aroma Khas biskuit
Khas biskuit Warna
Cokelat Merah Muda
Rasa Khas bit
Khas Biskuit Tekstur
Sedikit keras Renyah
Keterangan : A
1
: Penambahan Tepung Bit Merah 20 A
2
: Penambahan Hasil Parutan Bit Merah 20
Universitas Sumatera Utara