Pemahaman Guru Kelas IVB SDN Tlacap Mengenai Penilaian Otentik

75

1. Pemahaman Guru Kelas IVB SDN Tlacap Mengenai Penilaian Otentik

dalam Kurikulum 2013 a. Pemahaman Guru Kelas IVB SDN Tlacap Mengenai Penilaian Otentik Dalam Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya. Hal ini bagus untuk pembelajaran maupun dalam penerapan sehari-hari. Kurikulum 2013 mendorong siswa agar berani dalam mengemukakan pendapat, bekerja kelompok, dan mengkomunikasikan. Pelaksanaan Kurikulum 2013 sangat bergantung pada guru. Guru harus memotivasi siswa agar kreativitas siswa muncul dengan sendirinya. Guru juga harus bisa menguasai IT, karena guru yang kurang menguasai IT akan mengalami kesulitan dalam memotivasi siswa. Akan tetapi, muatan materi di dalam Kurikulum 2013 dianggap kurang mendalam sehingga guru harus memperdalam sendiri materi yang diajarkan kepada siswa. Kurikulum 2013 dianggap lebih lengkap daripada Kurikulum KTSP karena terdiri dari empat Kompetensi Dasar. Sebagaimana dinyatakan oleh guru kelas IVB sebagai narasumber dalam wawancara pada tanggal 10 November 2015. “Kurikulum 2013 lebih komplit daripada KTSP karena ada empat KD, sikap, sikap, keterampilan dan pengetahuan.yang ketiga aspek itu dulu belum ada di KTSP. Jadi penilaiannya lebih terpadu. Tidak hanya menilai pengetahuan siswa, tidak hanya kemampuan siswa secara akademis, tetapi juga menilai sikap siswa, mahirnya siswa di keterampilan, dan lain-lain .” Wawancara Guru, 10 November 2015. 76 Kompetensi Dasar yang terdapat dalam Kurikulum 2013 adalah kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Penilaian di dalam Kurikulum 2013 lebih terpadu. Kurikulum 2013 tidak hanya menilai kemampuan pengetahuan siswa tetapi juga sikap dan keterampilan siswa. Pemahaman Kepala Sekolah dan guru SDN Tlacap mengenai Kurikulum 2013 diperoleh dari diklat Kurikulum 2013 yang diberikan oleh LPMP dan Dinas Propinsi. Selain diklat, pemahaman diperoleh melalui pertemuan forum Kurikulum 2013 dan sharing antar guru di dalam grup. Forum Kurikulum 2013 diadakan oleh tiga belas sekolah dasar di Kabupaten Sleman yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013. Sharing antar guru kelas dilakukan bersama Kepala Sekolah dan dengan pengawas sekolah. Sharing dilakukan di dalam rapat guru. Para guru saling bertukar informasi mengenai administrasi pembelajaran seperti RPP dan media pembelajaran. Kurikulum 2013 memiliki beberapa perbedaan dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan Saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 bersifat tematik yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Penilaian dalam Kurikulum 2013 dilakukan dalam tiga ranah, yaitu afektif, psikomotor, dan kognitif. Materi pembelajaran di dalam Kurikulum 2013 lebih sederhana dibandingkan dengan Kurikulum KTSP, karena itu guru harus mengembangkan materi dan soal sendiri. 77 Kelebihan dari Kurikulum 2013 antara lain adalah di dalam Kurikulum 2013 kreativitas siswa menjadi lebih berkembang. Guru lebih banyak memotivasi siswa agar siswa menjadi kreatif. Penilaian dalam Kurikulum 2013 tidak hanya dilakukan dalam aspek pengetahuan saja tetapi juga dalam aspek sikap dan keterampilan. Penilaian disajikan dalam bentuk deskriptif dan tidak bergantung pada KKM, sehingga kemampuan setiap anak bisa terakomodasi. Kurikulum 2013 juga memiliki beberapa kekurangan. Guru yang masih belum menguasai pelaksanaan Kurikulum 2013 dan masih pasif dalam mengajar akan mengalami kesulitan dalam memotivasi siswa. Guru yang belum menguasai IT juga akan mengalami kesulitan dalam membuat materi, sedangkan guru yang menguasai IT dimudahkan dengan adanya laptop dan LCD. Guru menganggap cakupan materi Kurikulum 2013 kurang mendalam dan terlalu luas. Alokasi waktu untuk kegiatan pembelajaran sering tidak sesuai dengan pelaksanaan di kelas. Penilaian dalam Kurikulum 2013 dianggap rumit dan memerlukan banyak biaya, tenaga, dan pikiran. Anggaran sekolah untuk pembelian ATK melonjak 3-4 kali dari sebelumnya. Anggaran ATK kebanyakan digunakan untuk pembelian kertas dan fotokopi. Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan Saintifik yang terdiri dari tahapan-tahapan 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi mencoba, menalar mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 78 membuat siswa menjadi lebih aktif karena siswa mengetahui alurproses mendapatkan pengetahuan yang baru. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru dalam wawancara yang dilakukan pada 10 November 2015. “Menurut saya anak lebih aktif kalau ada Pendekatan Saintifik karena anak-anak tahu prosesnya kenapa, atau tahu alurnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Anak jadi lebih aktif karena dia juga tertantang. Tapi tidak memungkiri kalau ada juga sebagian anak yang walaupun dengan Pendekatan Sai ntifik dia tetap saja pasif.” Wawancara Guru I, 10 November 2015. Melalui Pendekatan Saintifik siswa menjadi tertantang dalam belajar. Meski demikian, tetap ada beberapa siswa yang masih bersikap pasif walaupun pembelajaran dilakukan dengan Pendekatan Saintifik. Hal ini membuat guru menjadi lebih tertantang untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat menarik minat seluruh siswa. Kelebihan dari Pendekatan Saintifik antara lain adalah dapat melatih siswa dalam mengemukakan pendapat dengan bertanya dan mengkomunikasikan. Siswa akan terbiasa untuk bermusyawarah dalam kerja kelompok dan melaporkan kegiatannya. Siswa dituntut untuk mengetahui proses dalam mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan yang didapat siswa melalui 5M akan lebih tertanam dan siswa tidak mudah lupa. Pendekatan Saintifik juga memiliki beberapa kekurangan. Siswa yang kurang aktif masih menjadi kendala ketika pemberian tugas. Guru juga menganggap cakupan materi dalam Kurikulum 2013 tidak seluas seperti dalam Kurikulum KTSP. Alokasi waktu pembelajaran juga sering tidak sesuai dengan pelaksanaan di kelas. 79 Penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 dilakukan setiap hari untuk mengukur pencapaian materi pembelajaran siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala sekolah dalam wawancara pada tanggal 24 November 2015. “Penilaian otentik sangat bagus, karena dapat mengetahui terukurnya daya serap siswa mengenai apa yang sudah disampaikan oleh guru, dan sejauh mana anak menyerap materi yang diberikan oleh guru.” Wawancara Kepala Sekolah II, 24 November 2015. Penilaian otentik di SD Negeri Tlacap sudah mencakup ketiga aspek kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Guru menilai proses pembelajaran dan juga hasil belajar siswa. Penilaian yang dilakukan menjadi lebih lengkap, objektif, dan adil.

b. Persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kelas IVB SDN Tlacap

Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum pelaksaaan Kurikulum 2013 adalah dengan mengikuti diklat. Sekolah mendapat perintah dari dinas secara mendadak untuk mengikuti Diklat Kurikulum 2013. Setelah pelaksanaan diklat guru membaca dan mempelajari bahan materi secara mandiri di rumah. Para guru juga saling melakukan sharing bertukar informasi. Diklat Kurikulum 2013 dilakukan saat libur semester dan Kurikulum 2013 langsung dilakukan di kelas I dan IV ketika semester baru dimulai. Di dalam Diklat Kurikulum 2013 juga memberikan penjelasan mengenai Penilaian Otentik. Pelaksanaan Penilaian Otentik dihubungkan dengan ketiga kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Di dalam diklat diterangkan mengenai alat-alat tes yang 80 sesuai untuk digunakan menilai masing-masing kompetensi. Sebagai contoh, dalam menilai kompetensi sikap menggunakan metode observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Sebelum Kurikulum 2013 diterapkan, pihak sekolah melakukan sosialisasi terlebih dahulu dengan wali murid kelas I dan IV. Sosialisasi dengan wali murid cukup sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Dinas Pendidikan memberikan berbagai bantuan untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN Tlacap. Salah satunya adalah buku paket Kurikulum 2013 dan alat peraga. Saat SDN Tlacap melakukan Kurikulum 2013 untuk pertama kali, buku paket yang diperlukan sudah lengkap dan siap untuk digunakan oleh siswa. Bantuan dari Dinas Pendidikan juga berupa pengawasan pendampingan. Pengawas dari Dinas Pendidikan pusat melakukan monitoring. Dinas Pendidikan Propinsi DI Yogyakarta melakukan pengawasan berupa supervisi dan kegiatan on-in. Supervisi dilakukan dengan cara observasi dan sharing tiap kelas. Kegiatan on adalah kegiatan dimana pengawas melihat guru mengajar. Kegiatan in merupakan pembahasan di dalam forum setelah observasi dilakukan. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman melakukan perndampingan yang dilakukan secara berkala setahun sekali. SDN Tlacap juga mendapatkan bimbingan audit mutu dari LPMP. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN Tlacap untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 antara lain adalah laptop, 81 LCD, printer, persediaan kertas dan spidol, dan fasilitas Wi-Fi. Sekolah memiliki beberapa laptop inventaris, dan hanya beberapa guru yang menggunakan laptop tersebut sedangkan sebagian besar guru memiliki laptop sendiri. LCD terpasang di kelas untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sekolah menyediakan 2-3 buah printer untuk digunakan guru. Penggunaan printer sangat boros dan cepat rusak karena digunakan setiap hari. Adanya printer sangat dibutuhkan terutama ketika pembuatan rapor. Fasilitas Wi-Fi memudahkan guru untuk mencari materi saat mengajar, antara lain materi sains dan arti kata-kata sukar. c. Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kelas IVB SDN Tlacap Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Kelas IVB teramati saat peneliti melakukan kegiatan observasi pada tanggal 13 sampai 26 November 2015. Pembelajaran dilakukan dengan tema 5 Pahlawanku. Selama observasi, pembelajaran mencakup subtema 1 Perjuangan Para Pahlawan, subtema 2 Pahlawanku Kebanggaanku, dan subtema 3 Sikap Kepahlawanan. Observasi dilakukan selama 8 kali kegiatan pembelajaran. Guru menggunakan Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran sehari-hari. Kegiatan 5M dalam Pendekatan Saintifik sudah dilakukan di kelas IVB. Guru mempersiapkan RPP terlebih dahuliu sebelum mengajar. Apabila pada pertemuan berikutnya akan dilakukan percobaan, maka guru akan mengumumkannya terlebih dahulu kepada 82 siswa. Jika alat dan bahan percobaan yang dibutuhkan cukup banyak, guru meminta siswa untuk membawa sendiri. Alat dan bahan percobaan sebisa mungkin tidak memberatkan siswa dan harganya terjangkau. Beberapa alat dan bahan percobaan bisa diperoleh dari koperasi sekolah. Terkadang guru juga menyediakan sendiri alat dan bahan yang diperlukan. 1 Kegiatan Mengamati Kegiatan mengamati sudah sering dilakukan di kelas. Kegiatan mengamati juga dilakukan dengan cara membandingkan. Contoh kegiatan mengamati yang sudah dilakukan siswa kelas IVB adalah mengamati bagian-bagian bunga, mengamati seledri dalam air berwarna, dan mengamati tulisan menggunakan kaca pembesar buatan sendiri. 2 Kegiatan Menanya Kegiatan menanya banyak dilakukan saat tanya jawab. Siswa dapat memunculkan pertanyaan yang tidak terduga sehingga guru harus siap dalam menjawab pertanyaan siswa. Sebagian besar siswa kelas IVB sudah aktif dalam bertanya tetapi masih ada beberapa siswa yang masih bersikap pasif. Siswa paling banyak mengajukan pertanyaan ketika pelajaran Matematika dan IPA. 3 Kegiatan Mengumpulkan Informasi Mencoba Kegiatan mengumpulkan informasi mencoba di kelas IVB dilakukan dengan wawancara dan percobaan. Karya yang pernah dibuat 83 oleh siswa dalam kegiatan mencoba antara lain adalah bunga dari kertas koran, gelang dari kertas lipat, gelas dari botol plastik, map buku dari kertas HVS, kincir air, kincir angin, dan kaca pembesar. 4 Kegiatan Menalar Mengasosiasi Belum semua siswa kelas IVB bisa melakukan penalaran asosiasi. Guru masih harus membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. 5 Kegiatan Mengkomunikasikan Kegiatan mengkomunikasikan di kelas IVB dilakukan antara lain dengan cara membaca hasil pekerjaan di depan kelas atau menempelkan hasil pekerjaan di papan untuk dibandingkan. Kegiatan mengkomunikasikan masih dilakukan di dalam kalangan kelas. Guru masih belum melakukan penilaian proyek dalam bentuk pameran. Kegiatan mengkomunikasikan yang pernah dilakukan oleh siswa antara lain adalah membaca puisi, dan menceritakan pengalaman dalam materi Bahasa Indonesia; menyanyi dalam materi kesenian. Kepala Sekolah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN Tlacap. Pemantauan dilakukan dengan cara berkeliling di sekolah. Akan tetapi Kepala Sekolah tidak selalu masuk ke dalam kelas saat melakukan pemantauan. SDN Tlacap melakukan kerjasama dengan sekolah lain dalam bentuk pendampingan dalam lingkup gugus. Satu gugus terdiri dari 6 sekolah. Pendampingan di dalam gugus ini dapat digunakan untuk 84 menyampaikan kesulitan yang dialami saat mengajar agar dapat dipecahkan bersama. Para guru di SDN Tlacap juga melakukan kerjasama. Kerjasama yang dilakukan antara lain adalah adanya komunikasi antara guru kelas A dan kelas B dalam tingkat kelas yang sama. Hal ini sangat membantu dalam mengatasi ketika ada anak yang kurang disiplin atau pembelajarannya lambat. Antara kelas A dan kelas B juga sering melakukan pertukaran guru atau pertukaran siswa. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kedua kelas dapat berjalan secara seiring. Para guru juga melakukan sharing bertukar informasi di dalam forum. Guru sering bekerja sama dalam pembuatan administrasi seperti silabus dan RPP, juga dalam mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran. Guru juga sering melakukan pertukaran dalam penggunaan ruang kelas. Hal ini dilakukan ketika suatu kelas membutuhkan fasilitas LCD sedangkan di ruang kelasnya belum terpasang fasilitas tersebut. SDN Tlacap melakukan evaluasi refleksi secara rutin mengenai penerapan Kurikulum 2013. Evaluasi dilakukan setiap tahun ketika supervisi PKG. Evaluasi lisan juga dilakukan ketika rapat guru. Pengawas kecamatan ditugaskan di sekolah untuk mengawasi secara periodik sehingga guru bisa berkonsultasi dan mendapatkan umpan balik mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013. Tindak lanjut dari evaluasirefleksi yang dilakukan terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 antara lain adalah dengan diadakannya 85 pertemuan teknis setelah pengawas selesai mengobservasi kelas. Guru yang dianggap masih belum menguasai cara pelaksanaan Kurikulum 2013 akan diikutkan di dalam workshop. 2. Pelaksanaan Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap Peneliti memperoleh data mengenai pelaksanaan Penilaian Otentik melalui kegiatan wawancara kepala sekolah dan guru, juga kegiatan observasi di kelas IVB. Menurut Kepala Sekolah, 80 guru sudah menguasai pelaksanaan Penilaian Otentik. Penilaian Otentik di SDN Tlacap sudah mencakup ketiga aspek kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Guru kelas IVB melakukan Penilaian Otentik hampir setiap hari. Guru berpedoman pada Buku Guru dalam memilih jenis penilaian yang akan digunakan. Jenis Penilaian Otentik yang sudah dilakukan di kelas IVB antara lain adalah penilaian observasi dan catatan anekdot untuk kompetensi sikap, penilaian tes tertulis dan penugasan untuk kompetensi pengetahuan, dan penilaian unjuk kerja, penilaian produk dan portofolio untuk kompetensi keterampilan. Guru menyatakan bahwa pelaksanaan Penilaian Otentik di kelas IVB masih belum sempurna. Penilaian dalam sehari tidak semua dilakukan oleh guru dikarenakan keterbatasan waktu. Sebelum melakukan Penilaian Otentik, guru mempersiapkan rubrik penilaian dengan melihat pada Buku Guru. Guru juga mempersiapkan soal-soal yang akan diberikan kepada siswa. Guru masih menggunakan lembar penilaian untuk melakukan 86 penilaian secara manual tertulis. Guru baru akan merekap hasil nilai menggunakan komputer ketika akan pembagian rapor. Guru jarang melakukan kegiatan remedial saat penilaian harian dikarenakan waktu yang terbatas dan lebih banyak digunakan untuk mengejar materi. Kegiatan remedial hanya dilakukan saat UTS dan Ujian Akhir jika memang diperlukan. Kerjasama antar guru kelas dalam hal Penilaian Otentik dilakukan dalam pembuatan soal-soal harian.

a. Penilaian Otentik Kompetensi Sikap di Kelas IVB SDN Tlacap

Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014, teknik penilaian sikap yang dapat dilakukan antara lain adalah penilaian observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal catatan anekdot. Penilaian Sikap di Kelas IVB dilakukan beberapa kali dalam seminggu. Guru tidak melakukan penilaian setiap hari karena dirasa rumit. Dalam melakukan penilaian sikap guru lebih banyak menggunakan teknik penilaian observasi. Guru menggunakan instrumen penilaian sikap dengan berpedoman pada Buku Guru. Berdasarkan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 5 Pahlawanku untuk SDMI kelas IV Buku Guru halaman 151, terdapat dua contoh penilaian sikap yang dapat dilakukan. Penilaian sikap dapat dilakukan dalam bentuk deskripsi ataupun dalam bentuk daftar ceklis. Penilaian sikap dengan daftar ceklis terbagi dalam 4 kualitas yaitu belum terlihat, mulai terlihat, mulai berkembang dan sudah terlihatmembudaya. 87 Guru lebih banyak menggunakan metode daftar ceklis dalam melakukan penilaian sikap harian. 1 Penilaian Observasi Guru melakukan penilaian observasi secara mingguan. Guru melakukan rekap penilaian observasi sikap selama seminggu. Penilaian observasi sikap dilakukan guru setelah kegiatan pembelajaran. Instrumen penilaian observasi sikap berpedoman pada Buku Guru. Dalam melakukan penilaian, guru juga mempertimbangkan modus nilai yang sudah sering muncul pada masing-masing anak. Jika sikap anak dilihat sudah baik secara berkelanjutan, maka dianggap sudah membudaya dan diberi nilai 4. Guru mencantumkan kegiatan observasi sikap di dalam RPP. Di dalam RPP 01, 02, 03, 04, 05, 06, dan 07 tercantum bahwa guru melakukan kegiatan observasi dengan menggunakan daftar ceklis. Guru melakukan penilaian sikap cinta tanah air, kerjasama, teliti, rasa ingin tahu, kepahlawanan, dan pantang menyerah. Tabel 34. Pelaksanaan Penilaian Sikap di Kelas IVB Waktu Pelaksanaan Jenis Penilaian Aspek yang Dinilai RPP 01 13 November 2015 Observasi menggunakan daftar ceklis Cinta tanah air, kerjasama, teliti RPP 02 16 November 2015 Observasi menggunakan daftar ceklis Cinta tanah air, kerjasama, teliti RPP 03 20 November 2015 Observasi menggunakan daftar ceklis Cinta tanah air dan kerjasama RPP 04 21 November 2015 Observasi menggunakan daftar ceklis Cinta tanah air dan kerjasama RPP 05 23 November 2015 Observasi menggunakan daftar ceklis Teliti, rasa ingin tahu dan kepahlawanan RPP 06 26 November 2015 Observasi menggunakan daftar ceklis Teliti, rasa ingin tahu dan kepahlawanan 88 2 Penilaian Diri dan Penilaian Teman Sebaya Guru kelas IVB menyatakan belum pernah melakukan penilaian diri maupun penilaian teman sebaya. Ketika diwawancara, semua siswa juga menyatakan belum pernah diminta untuk melakukan penilaian diri dan penilaian teman sebaya. 3 Penilaian Jurnal Catatan Anekdot Guru menyatakan penilaian jurnal catatan anekdot hanya dilakukan ketika ada kejadian yang sifatnya insidental. Catatan anekdot berisi deskripsi peristiwa yang terjadi, seperti jika ada siswa yang berkelahi atau datang terlambat. Guru tidak menggunakan instrumen catatan anekdot yang baku karena hanya berisi tulisan guru sendiri. Manfaat dari catatan anekdot adalah sebagai dokumentasi dari kejadian- kejadian sebelumnya, juga sebagai masukan bagi guru sebelum melakukan tindakan bimbingan pada siswa. Selama dilakukan penelitian, guru tidak membuat catatan anekdot apapun.

b. Penilaian Otentik Kompetensi Pengetahuan di Kelas IVB SDN

Tlacap Penilaian pengetahuan di kelas IVB dilakukan setiap hari. Guru menggunakan teknik penilaian pengetahuan berupa tes tertulis, observasi diskusi dan penugasan. Teknik penilaian ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014. Guru tidak menggunakan instrumen karena penilaian pengetahuan dilakukan dengan skor angka. 89 1 Penilaian Tes Tertulis Guru melakukan penilaian tes tertulis setiap hari dengan menyesuaikan pembelajaran. Soal penilaian harian diambil dari buku paket. Untuk soal matematika guru sering mengembangkan sendiri. Guru juga sering menggunakan LKS dari penerbit Yudhistira dalam pemberian soal. Dalam tes harian guru menggunakan soal isian singkat dan uraian. Soal uraian bermanfaat untuk menggali informasi dari siswa dan mengukur kedalaman pemahaman siswa karena pertanyaannya yang bersifat terbuka. Di kelas IVB masih ada kurang lebih 5 anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal uraian dan belum bisa menjelaskan dengan lengkap jawaban melenceng dari yang diharapkan. Tabel 35. Pelaksanaan Tes Tertulis di Kelas IVB Waktu Pelaksanaan Materi Keterangan 13 November 2015 RPP 01 Pertambahan dan pengurangan pecahan desimal Guru menjelaskan cara mengerjakan cara mengerjakan soal dan menyampaikan waktu pengerjaan soal. Guru tidak langsung mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Guru juga tidak memberikan umpan balik kepada siswa. 20 November 2015 RPP 03 Mengubah pecahan biasa menjadi persen Tes dilakukan dalam bentuk kuis “Poin- poinan”. Siswa mengoreksi sendiri hasil pekerjaannya sehingga dibutuhkan kejujuran siswa. Siswa langsung mengetahui hasil nilainya. Siswa juga langsung dapat mengetahui jawaban dan cara mengerjakan soal dengan benar. Guru mencatat hasil nilai siswa. Guru juga memberikan umpan balik kepada siswa berupa pujian dan penguatan. 90 Waktu Pelaksanaan Materi Keterangan 23 November 2015 Mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dan persen Guru menjelaskan cara mengerjakan soal dan batas waktu pengerjaan. Guru mencatat hasil nilai siswa tetapi tidak memberikan umpan balik dari hasil penilaian. 24 November 2015 Pembulatan bilangan desimal Tes dilakukan dalam bentuk kuis “Poin- poinan”. Pada akhir kuis guru mencatat hasil nilai siswa dan memberikan umpan balik berdasarkan hasil kuis. 26 November 2015 RPP 07 Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat Tes dilakukan dalam bentuk kuis “Poin- poinan.” Guru menuliskan soal satu persatu di papan tulis. Setelah kuis berakhir guru mencatat hasil nilai siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan perhatian khusus kepada salah satu siswa yang hasil kuisnya mendapatkan nilai 0. 26 November 2015 RPP 07 Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan angka puluhan Guru menjelaskan cara pengerjaan tes. Guru juga memberikan bimbingan bagi siswa yang tidak bisa mengerjakan soal. Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa satu persatu. Sisa diberi kesempatan untuk membetulkan hasil pekerjaannya di rumah sebagai PR. Tes Lisan 23 November 2015 Perubahan satuan panjang Tes lisan ini sifatnya insidental karena pada awalnya direncanakan sebagai tes tertulis. Guru menuliskan soal di papan tulis satu- persatu dan siswa menjawab dengan mengacungkan tangan. Guru menuliskan jumlah poin yang didapat siswa di papan tulis. Guru memberikan umpan balik dan penguatan di sela-sela pelaksanaan kuis. Guru juga mencatat hasil nilai siswa. Dari tujuh tes yang dilakukan selama dilakukan penelitian, semuanya merupakan soal matematika. Tiga pelaksanaan tes tidak sesuai dengan RPP. Pelaksanaan tes tertulis berupa kuis “Poin-poinan” sering dilakukan oleh guru karena siswa menyukai metode kuis tersebut. Guru sudah sering memberikan umpan balik secara lisan. 91 Sekolah mengadakan Ulangan Harian Bersama setiap akhir sub tema. SDN Tlacap menggunakan jasa penerbit dalam pembuatan soal Ulangan Harian Bersama. Hal ini memudahkan guru karena tidak harus membuat soal sendiri. Soal Ulangan Harian Bersama terdiri dari jawaban singkat dan uraian. Ulangan Harian Bersama dilakukan dalam satu hari satu penggalan pagi, dari masuk hingga istirahat pertama. Akan tetapi, soal Ulangan Harian Bersama dari penerbit sering datang terlambat. Untuk saat ini kelas IVB sudah menyelesaikan tema 4 tetapi soal Ulangan Harian Bersama untuk tema 4 belum datang.guru memutuskan akan melakukan Ulangan Harian Bersama menjelang Ujian Akhir Semester. Untuk pelaksanaan Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir, sekolah mengirimkan dua guru sebagai tim pembuat soal. Tim pembuat soal terdiri dari guru-guru SD se-Kabupaten Sleman yang menggunakan Kurikulum 2013. 2 Penilaian Observasi Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan Guru menyatakan terkadang melakukan penilaian observasi diskusi, tanya jawab dan percakapan ketika siswa melakukan kegiatan diskusi. Guru menilai keaktifan, penggunaan bahasa dalam menyampaikan pendapat, dan isi. Guru membuat catatan ketika siswa melakukan diskusi, dan akan direkap pada akhir pembelajaran. Guru menggunakan instrumen penilaian yang ada di Buku Guru. Penilaian 92 observasi diskusi, tanya jawab dan percakapan tidak ditemukan selagi dilakukannya penelitian. 3 Penilaian Penugasan Penilaian penugasan dilakukan kurang lebih tiga kali dalam seminggu. Dalam memberikan penugasan guru sering menggunakan LKS Yudistira. Tetapi tidak semua siswa memiliki LKS karena LKS tidak wajib untuk dibeli. Penugasan dinilai dengan menggunakan skor angka. Tabel 36. Pelaksanaan Penilaian Penugasan di Kelas IVB Waktu Pelaksanaan Tugas Keterangan 21 November 2015 Membuat peta tematik Indonesia berisi nama- nama pahlawan Nasional Guru menjelaskan kepada siswa mengenai tugas yang harus dikerjakan dan membagikan kertas HVS untuk mengerjakan. Akan tetapi di tengah pengerjaan guru meninggalkan sekolah untuk keperluan lain sehingga pelaksanaan penilaian menjadi kurang maksimal. 23 November 2015 Mengerjakan soal dengan materi perubahan satuan panjang Tugas ini dikerjakan di rumah. Soal diambil dari LKS Yudhistira, tetapi guru juga menuliskan soalnya di papan tulis untuk dicatat oleh siswa yang tidak memiliki LKS. 24 November 2015 Pengoreksian tugas tanggal 23 November 2015 perubahan satuan panjang Guru menuliskan jawaban di papan tulis dan siswa mengoreksi hasil pekerjaannya masing- masing. Guru mencatat nilai siswa dan memberikan umpan balik secara lisan. 93 Waktu Pelaksanaan Tugas Keterangan 24 November 2015 Mengerjakan soal dengan materi luas bangun datar dengan perubahan satuan panjang Siswa secara berpasangan diminta mengerjakan 4 dari 5 soal yang disediakan. Hasil pekerjaan langsung dikoreksi dan dicatat nilainya. Guru memberikan umpan balik kepada siswa. Dari tiga penugasan yang diberikan, dua diantaranya adalah tugas matematika. Semua tugas tidak tercantum di dalam RPP. Guru sudah sering memberikan umpan balik terhadap hasil pekerjaan siswa. Dalam penilaian pengetahuan yang ditemukan selama dilakukan penelitian, sebagian besar merupakan soal matematika. Hanya satu tugas yang merupakan materi IPS pembuatan peta tematik. Guru lebih mengutamakan pemberian materi matematika dibandingkan muatan materi yang lain. Guru menyatakan hal ini dilakukan untuk mengejar materi sebelum pelaksanaan Ulangan Akhir Semester.

c. Penilaian Otentik Kompetensi Keterampilan di Kelas IVB SDN

Tlacap Penilaian keterampilan dilakukan dengan menggunakan rubrik yang ada di Buku Guru. Guru tidak selalu menilai keterampilan siswa secara individu. Untuk keterampilan yang rumit guru melakukan penilaian secara kelompok. Teknik penilaian keterampilan yang sudah digunakan adalah penilaian unjuk kerja, penilaian produk, portofolio dan penilaian menulis. Dalam data rekap penilaian keterampilan, guru 94 menyatakan penilaian dalam bentuk angka, sedangkan di dalam rapor dinyatakan dalam bentuk deskripsi. 1 Penilaian Unjuk Kerja Kinerja Praktik Guru melakukan penilaian unjuk kerja setiap minggu. Penilaian unjuk kerja dilakukan antara lain dalam muatan pelajaran IPA kegiatan percobaan, Bahasa Indonesia menceritakan dan SBdP menyanyi. Penilaian unjuk kerja dalam muatan PJOK dilakukan oleh guru penjasorkes. Unjuk kerja dinilai menggunakan rubrik yang ada di Buku Guru. Kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah guru dapat menilai siswa satu persatu dengan teliti. Guru juga dapat sekaligus menilai sikap anak, sebagai contoh menilai keberanian anak saat maju di depan kelas. Melalui unjuk kerja guru juga dapat menilai keterampilan berbicara anak. Hasil penilaian unjuk kerja lebih lengkap jika dibandingkan dengan penilaian tertulis. Tabel 37. Pelaksanaan Penilaian Unjuk Kerja di Kelas IVB Waktu Pelaksanaan Kegiatan Keterangan 16 November 2015 RPP 02 Percobaan “Berkomunikasi Menggunakan Cahaya dan Cermin” Guru memfasilitasi siswa mulai dari menjelaskan langkah-langkah percobaan, mempersiapkan alat dan bahan, pelaksanaan percobaan dan penulisan laporan percobaan. Hasil laporan dikumpulkan sehingga siswa tidak langsung mendapat umpan balik dari hasil pekerjaannya. Kegiatan unjuk kerja ini dinilai menggunakan rubrik di Buku Guru halaman 36. 95 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Keterangan 21 November 2015 RPP 04 Percobaan “Membuat Lup” Guru memfasilitasi siswa dengan cara menjelaskan langkah-langkah percobaan, mempersiapkan alat dan bahan, pelaksanaan percobaan dan penulisan laporan percobaan. Setelah laporan dikumpulkan, guru melakukan penilaian dan memberikan umpan balik mengenai hasil percobaan dan penguatan materi. Kegiatan unjuk kerja ini dinilai menggunakan rubrik di Buku Guru halaman 51. Dari dua kegiatan unjuk kerja yang teramati selama masa penelitian, semuanya merupakan kegiatan percobaan IPA. Semua kegiatan unjuk kerja tercantum di dalam RPP. Guru membantu dan memfasilitasi siswa dalam semua langkah kegiatan percobaan. Kedua kegiatan unjuk kerja dinilai menggunakan rubrik yang berpedoman pada Buku Guru. Guru hanya memberikan umpan balik pada salah satu kegiatan unjuk kerja. 2 Penilaian Produk Penilaian produk biasanya dilakukan dua sampai tiga kali dalam satu tema. Penilaian produk disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Guru sering meminta siswa untuk membuat produk di rumah. Guru biasanya hanya menilai hasil produk dan tidak menilai proses pembuatan produk karena siswa mengerjakan di rumah. Pameran hasil karya siswa belum pernah dilakukan di kelas IVB dikarenakan waktu yang terbatas. Produk yang pernah dibuat oleh siswa antara lain adalah kincir angin, kincir air, gelang dari kertas, bunga dari kertas koran, 96 anyaman, celengan dari kardus atau botol bekas, gelas dari botol plastik, dan tempat pensil. Pembuatan karya produk dapat merangsang siswa untuk kreatif karena siswa dibebaskan untuk menggali kreativitasnya. Meski demikian, pembuatan karya membutuhkan waktu yang lama sehingga terkadang siswa tidak tepat waktu dalam mengumpulkan hasil karyanya. Ketika karya dibuat secara berkelompok, guru tidak bisa mengetahui jika ada siswa yang tidak ikut mengerjakan. Tabel 38. Pelaksanaan Penilaian Produk di Kelas IVB Waktu Pelaksanaan Produk yang Dibuat Keterangan 19 November 2015 Bunga dari kertas koran Guru membimbing siswa dari tahap persiapan memeriksa alat dan bahan, memberikan contoh cara pembuatan dan pelaksanaan pembuatan karya memeriksa dan memberikan saran pada siswa. Hasil karya siswa dikumpulkan di meja dan tidak langsung dinilai oleh guru. Siswa tidak langsung mendapat umpan balik dari hasil pekerjaannya. 23 November 2015 RPP 05 Poster Rempah- Rempah yang berisi gambar, ciri-ciri dan manfaat dari satu jenis rempah- rempah. Poster dibuat menggunakan lembaran kertas lipat yang dibagikan oleh guru. Siswa memilih jenis rempah-rempah yang akan dibuat poster dari buku bacaan bertema rempah-rempah yang dibagikan oleh guru. Guru menjelaskan tugas yang harus dilakukan dan batas waktu pengerjaan. Guru membimbing siswa dalam proses pembuatan poster. Hasil poster ditempelkan di papan belakang kelas. Guru tidak langsung menilai hasil pekerjaan siswa dan tidak langsung memberikan umpan balik. 26 November 2015 RPP 06 Kartu Ucapan Terima Kasih pada Pahlawan Kartu ucapan dibuat pada kertas HVS berwarna. Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam mengerjakan. Hasil karya yang sudah jadi ditempelkan di papan belakang kelas. Guru belum melakukan penilaian dan belum memberikan umpan balik terhadap hasil pekerjaan siswa. Hasil karya dinilai dengan daftar periksa sesuai di Buku Guru halaman 98. 97 Dari tiga produk yang dibuat, salah satunya tidak tercantum di dalam RPP. Guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa mengenai hasil pekerjaannya. Akan tetapi, semua karya dipamerkan di dalam kelas, bunga kertas yang dibuat siswa dikumpulkan dan dipajang pada satu meja khusus di depan kelas, sedangkan hasil poster dan kartu ucapan terima kasih ditempelkan di bagian belakang kelas. Dengan demikian siswa dapat dengan mudah melihat hasil pekerjaannya dan hasil pekerjaan teman-temannya, dan memotivasi siswa agar dapat membuat karya yang lebih baik lagi. 3 Penilaian Portofolio dan Keterampilan Menulis Portofolio di kelas IVB berbentuk buku yang dibuat dari kertas HVS berwarna yang dilipat dan dijepit. Satu buku portofolio digunakan untuk satu tema. Menurut guru, penilaian portofolio dilakukan kurang lebih dua kali dalam seminggu. Portofolio lebih terfokus pada penilaian proses. Dalam portofolio, guru seharusnya mengomentari hasil pekerjaan siswa di bagian bawah lembar kerja, memberikan catatan mengenai apa kekurangan dan kelebihan dari hasil pekerjaan anak dengan harapan siswa dapat memperbaiki pada penilaian selanjutnya. Penilaian portofolio bersifat berkelanjutan. Penilaian portofolio yang sudah dilakukan di kelas IVB antara lain adalah menceritakan isi buku, membuat poster, dan membuat puisi. 98 Melalui penilaian portofolio hasil karya siswa bisa terdokumentasi dengan baik sehingga dapat diketahui perkembangannya. Siswa dapat mengetahui kekurangannya sehingga bisa memperbaiki di tugas selanjutnya. Akan tetapi, penilaian portofolio membuat tugas guru dalam menilai pekerjaan siswa menjadi semakin banyak karena guru harus mengomentari hasil pekerjaan siswa satu demi satu. Melalui portofolio guru juga menilai keterampilan menulis siswa. Hasil portofolio yang sudah dibuat untuk siswa terkait dengan keterampilan menulis antara lain adalah menceritakan kembali, membuat cerita pengalaman, dan menuliskan daur hidup hewan. Guru menyatakan kurang-lebih 30 siswa di kelas IVB masih memiliki keterampilan menulis yang kurang, sedangkan siswa lainnya sudah bisa bekerja sendiri. Guru menggunakan instrumen dari Buku Guru dalam melakukan penilaian portofolio. Siswa belum terlalu paham tentang penilaian portofolio. Guru sudah menyampaikan kepada siswa mengenai buku portofolio tetapi siswa belum terlalu memahaminya. Ketika peneliti mewawancara siswa kelas IVB, semua siswa menyatakan bahwa mereka belum pernah mendengar mengenai penilaian portofolio. Guru juga belum pernah menawarkan kepada siswa untuk terlibat di dalam proses pembuatan dan penilaian portofolio. Pihak orang tua juga belum dilibatkan di dalam pelaksanaan penilaian portofolio. Guru sudah memberikan laporan hasil Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir 99 kepada orangtua, akan tetapi guru belum melaporkan aspek penilaian yang lain kepada orangtua. Selama penelitian berlangsung, guru belum melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan portofolio anak. Tabel 39. Pelaksanaan Penilaian Portofolio di Kelas IVB Waktu Pelaksanaan Materi Keterangan 26 November 2015 RPP 06 Cermin Datar, Cermin Cekung dan Cermin Cembung Siswa melakukan pengamatan dengan cermin datar dan sendok sebagai cermin cekung dan cermin cembung. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai hasil pengamatan, jawaban dituliskan pada buku portofolio. Sebelum kegiatan percobaan dimulai, guru tidak menjelaskan terlebih dahulu mengenai portofolio. Buku portofolio siswa kembali dikumpulkan setelah siswa selesai mengerjakan. Guru tidak langsung menilai hasil pekerjaan siswa. Guru juga belum memberikan umpan balik. Dalam penilaian keterampilan yang ditemukan selama dilakukan penelitian, penilaian bervariasi dengan berbagai cakupan mata pelajaran. Penilaian unjuk kerja lebih banyak berfokus pada muatan materi IPA, dan penilaian produk banyak terfokus pada muatan materi SBdP. Di dalam portofolio guru banyak melakukan penilaian pada muatan Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis siswa. 100

3. Hambatan yang Dialami oleh Guru Kelas IVB dalam Pelaksanaan