106
2. Penilaian Otentik di Kelas IVB SDN Tlacap
Kegiatan penilaian assessment memiliki kaitan yang sangat erat dengan kegiatan pembelajaran. Sebagaimana yang dinyatakan Payne
dalam bukunya Applied Educational Assessment 2003:119. “For the
most part instructional and assessment objectives will be the same. Performance assessment represents an opportunity to integrate the
cognitive, affective and phsychomotor aspects of i nstruction”. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran dan objek dalam penilaian merupakan hal yang sama. Penilaian otentik mengintegrasikan pembelajaran dalam
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Melalui penilaian otentik guru dapat langsung mengetahui
pemahaman dan kemampun akademik siswa. Bass 2009:140 menyatakan bahwa, “By observing students while they work, asking key
questions, examining the performance and products of students, and administering assessment tasks of various designs, teachers can
ascer tain the quality of students’ conceptual understanding and ability to
use inquiry strategies.”. Guru dapat mengetahui pemahaman konsep siswa dan kemampuan mereka dengan cara mengobservasi siswa saat
bekerja, menanya, menilai kinerja dan karya siswa, dan melakukan berbagai jenis penilaian. Dengan demikian guru akan memperoleh lebih
banyak informasi yang akurat mengenai pencapaian siswa dibandingkan penilaian tradisional yang berupa tes tertulis. Menurut Permendikbud
107
Nomor 104 Tahun 2014, lingkup penilaian hasil belajar mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
a. Penilaian Kompetensi Sikap
Penilaian kompetensi sikap dapat dilakukan melalui observasi sikap siswa, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014. Di kelas IVB, guru melakukan penilaian sikap melalui observasi sikap siswa. Menurut Payne 2003:
302, “The best approach to assessing behavioral changes is direct observation. The assessment of behaviors and outcomes in life-like and
realistic situations can supply us with some of the most valid data for discussion making.” Cara terbaik untuk menilai sikap adalah melalui
observasi langsung. Penilaian akan lebih valid karena didapat melalui situasi nyata ketika siswa melakukan kegiatan belajar. Guru juga dapat
mengetahui perkembangan sosial dan emosional siswa. Instrumen penilaian sikap yang digunakan oleh guru adalah skala
angka numerical scales dari 1 sampai 4. Meskipun di dalam RPP tertulis bahwa penilaian sikap dilakukan setiap hari, tetapi guru
melakukan penilaian sikap satu kali dalam seminggu. Hal ini dilakukan karena penilaian sikap setiap hari masih dirasa terlalu berat untuk
dilakukan. Penilaian diri dan penilaian teman sebaya belum pernah dilakukan
di kelas IVB. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan banyaknya jenis penilaian lain yang harus dilakukan dalam kompetensi pengetahuan
108
dan keterampilan. Guru memiliki pemahaman yang memadai mengenai catatan anekdot jurnal. Akan tetapi penilaian dengan catatan anekdot
masih sangat jarang dilakukan oleh guru.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan merupakan jenis penilaian yang sering diutamakan dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Penilaian yang mencakup ketiga jenis kompetensi dalam Kurikulum 2013 yang membedakannya dari kurikulum sebelumnya. Penilaian
kompetensi pengetahuan dalam Kurikulum 2013 juga memiliki beberapa perbedaan. Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes
tertulis, observasi diskusi, tanya jawab dan percakapan, dan penugasan Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014.
Jenis soal tes tertulis yang digunakan adalah soal mensuplai jawaban seperti isian singkat dan uraian esai. Musial menjelaskan
perbedaan antara soal isian singkat dan uraian dalam bukunya Foundation of Meaningful Educational Assessment 2009: 143.
“Essay items allow students to communicate a unique, constructed answer to a question. The major difference between essay
items and short-answer items is that a short-answer item focuses on a highly specific response and greatly limits the degree of student
construction. Essay items allow students more choice in constructing their answer and consequently permit greater individuality in their
responses.” Soal esai membuat siswa mampu mengkomunikasikan suatu
jawaban yang unik dari sebuah pertanyaan. Perbedaan besar antara soal esai dan jawaban singkat adalah bahwa soal jawaban singkat terfokus
109
pada jawaban yang spesifik dan sangat membatasi tingkat perkembangan siswa. Sedangkan soal esai memungkinkan siswa untuk menuliskan
kesan pribadi mereka di dalam jawaban. Melalui soal uraian guru dapat mengetahui tingkat pemahaman
siswa mengenai suatu materi. Akan tetapi pengoreksian hasil pekerjaan siswa dengan soal uraian membutuhkan waktu yang lama. Jenis soal
memilih jawaban seperti pilihan ganda tidak digunakan di dalam Penilaian Otentik. Penilaian kompetensi pengetahuan di kelas IVB masih
sangat terfokus pada materi matematika. Sebagian besar penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan selama penelitian berlangsung
mengandung muatan materi matematika.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Menurut Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014, penilaian kompetensi keterampilan meliputi unjuk kerja, penilaian projek,
penilaian produk, penilaian portofolio dan penilaian menulis. Sebagaimana yang dinyatakan Musial 2009: 205.
“Performance-based assessment are tasks that permit student to show in front of an observer andor an audience both the processes that
they use and the products that they create. Types of activities that qualify as performance-based assessments include developing and writing a
research report, solving a multi-step problem, conducting an experiment or investigation, preparing a demonstration, debating an issue,
constructing a model, or creating a multimedia presentation. This assessment challenges student to explore and solve open-ended, complex
problems. They give teachers the opportunity to evaluate a cognitive skill
while it is being performed.” Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian dimana siswa
menunjukkan proses pengerjaan ataupun produkkarya yang mereka buat.
110
Penilaian unjuk kerja juga meliputi menulis laporan penelitian, menyelesaikan suatu masalah, melakukan eksperimen dan demonstrasi,
membuat model, dan melakukan presentasi. Jenis penilaian ini membuat siswa tertantang untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah yang
kompleks. Melalui penilaian unjuk kerja guru dapat mengevaluasi keterampilan kognitif siswa. Guru juga dapat menilai pemahaman
konseptual dan kemampuan inkuiri mereka. Penilaian kompetensi keterampilan yang sudah dilakukan di kelas
IVB adalah penilaian unjuk kerja, penilaian produk, penilaian portofolio dan penilaian menulis. Penilaian unjuk kerja di kelas IVB lebih banyak
dilakukan dengan kegiatan percobaan sains. Dalam penilaian produk siswa banyak membuat karya keterampilan, seperti kerajinan dan poster.
Akan tetapi guru hanya menilai hasil jadi saja sehingga guru tidak mengetahui proses pembuatan karya oleh siswa. Hasil karya yang
dipajang ditempel di area dalam kelas akan menumbuhkan rasa percaya diri dan kebanggaan dalam diri siswa atas apa yang sudah mereka buat.
Penilaian portofolio sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa karena melalui portofolio perkembangan kemampuan anak dapat terlihat
melalui tugas-tugas yang dilakukan secara berkelanjutan. Kelas IVB sudah melakukan penilaian portofolio. Meski demikian siswa belum
terlalu memahami apa itu portofolio dan kegunaannya. Dalam portofolio siswa mengerjakan tugas-tugas seperti menceritakan isi buku dan
111
membuat puisi. Melalui portofolio guru juga melakukan penilaian keterampilan menulis siswa.
3. Hambatan dalam Pelaksanaan Penilaian Otentik