20
berbagai tema. Pembelajaran di kelas IV terbagi menjadi 9 tema, yaitu 1 Indahnya kebersamaan, 2 Selalu berhemat energi, 3
Peduli terhadap lingkungan hidup, 4 Berbagai pekerjaan, 5 Pahlawanku, 6 Indahnya negeriku, 7 Cita-citaku, 8 Tempat
tinggalku, dan 9 Makananku sehat bergizi. Lampiran Permendikbud No 57 Tahun 2014: 10-11
e. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
dirumuskan untuk
mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan siswa, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Menurut Permendikbud
No 57 Tahun 2014, Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
1 Kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual
dalam rangka menjabarkan KI1; 2
Kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI2;
3 Kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan
dalam rangka menjabarkan KI3; 4
Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI4.
D. Pendekatan Saintifik
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga
ranah kompetensi tersebut diperoleh melalui aktivitas yang berbeda-beda. Ranah kompetensi sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan,
21
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.” Ranah kompetensi pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi.” Sedangkan ranah kompetensi keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.”
Karakteristik kompetensi serta perbedaan aktivitas dalam setiap ranah kompetensi turut mempengaruhi metode pembelajaran yang digunakan.
Kurikulum 2013 mengedepankan penggunaan pendekatan saintifik scientific approach, tematik terpadu dan tematik. Kegiatan pembelajaran harus
didukung oleh metode pembelajaran yang sesuai, seperti pembelajaran kontekstual, problem-based learning, dan discovery learning. Menurut Lampiran
Permendikbud No 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 terdiri
dari lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi mencoba, menalar mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
Tabel 3. Deskripsi Langkah Pembelajaran
LANGKAH PEMBELAJARAN DESKRIPSI KEGIATAN
BENTUK HASIL BELAJAR Mengamati observing
Mengamati dengan indra membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya dengan atau
tanpa alat Perhatian pada waktu mengamati
suatu objek membaca suatu tulisan mendengar suatu
penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran,
waktu on task yang digunakan untuk mengamati
Menanya questioning Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang
belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui,
atau sebagai klarifikasi Jenis, kualitas, dan jumlah
pertanyaan yang diajukan siswa pertanyaan faktual, konseptual,
prosedural, dan hipotetik
22
Mengumpulkan informasimencoba
experimenting Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk gerak, melakukan
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan
data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan
memodifikasi menambahi mengembangkan
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji digunakan, kelengkapan
informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan
instrumen alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
Menalar Mengasosiasi associating
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data
dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau
menghubungkan fenomena informasi yang terkait dalam
rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan
Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta konsep, interpretasi
argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari
dua fakta konsep teori, menyintesis dan argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis fakta konsep teori
pendapat; Mengembangkan interpretasi,
struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan
hubungan fakta konsep teori dari dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; Mengembangkan interpretasi,
struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep teori
pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber
Mengkomunikasikan communicating
Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik;
menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi
proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
Menyajikan hasil kajian dari mengamati sampai menalar
dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan
lain-lain
Lampiran Permendikbud No. 103 Tahun 2014: 5-6 1.
Mengamati observing “Observation is a process of gathering information using all appropriate
senses and instruments that extend the senses.” Bass, Joel E., 2009: 30. Mengamati adalah proses pengumpulan informasi dengan menggunakan
indera. Kegiatan mengamati dapat dilakukan dengan bantuan alat instrumen yang membantu meningkatkan kemampuan indera, seperti mikroskop atau
kaca pembesar. Siswa didorong untuk mampu mengamati detail suatu objek,
23
dan menemukan kesamaan dan perbedaan pada objek yang diamati. Contoh kegiatan mengamati adalah mengamati perubahan wujud es batu, dan
menggunakan kaca pembesar untuk mengamati populasi semut. 2.
Menanya questioning Siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menanya. Kemampuan
menanya dapat dikembangkan dari kegiatan mengamati yang sudah dilakukan. Dari mengamati suatu objek, siswa akan menemukan hal yang
belum diketahui, dan mendorong mereka untuk bertanya. Siswa dibimbing untuk melakukan investigasi dan pengamatan yang baru dari pertanyaan
yang mereka tanyakan. 3.
Mengumpulkan informasi mencoba experimenting Kegiatan mengumpulkan informasi mencoba dilakukan saat siswa
menginvestigasi atau mengamati suatu objek. Kegiatan mengumpulkan informasi mencoba didukung dengan penggunaan alat yang sesuai. Sebagai
contoh, siswa menggunakan penggaris untuk mengukur panjang pertumbuhan kecambah. Dalam kegiatan ini siswa juga belajar untuk
mencatat informasi yang mereka temukan. 4.
Menalarmengasosiasi associating Menalarmengasosiasi dilakukan dengan cara penarikan kesimpulan atas
suatu objek atau peristiwa yang telah diobservasi. Kegiatan ini juga didukung oleh pengetahuan knowledge yang sudah dimiliki oleh siswa.
Contoh kegiatan menalarmengasosiasi adalah setelah melakukan kegiatan
24
pengamatan terhadap air yang dipanaskan, siswa dapat menyimpulkan bahwa air akan menguap menjadi uap air setelah dipanaskan.
5. Mengkomunikasikan communicating
Menurut Joel E. Bass 2009: 36, “recording, organizing, and reporting observations, measurement, experiments, findings, and conclusions is also
essential process of science.” Mengkomunikasikan adalah kegiatan pencatatan, pengorganisiran dan pelaporan hasil pengamatan, pengukuran,
percobaan, penemuan, dan penarikan kesimpulan. Hasil laporan kemudian dipresentasikan di depan audiens, yaitu guru dan siswa lainnya di dalam
kelas. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan secara lisan, dalam bentuk gambar, laporan tertulis, tabel, jurnal, dan grafik. Contoh dari
kegiatan mengkomunikasikan adalah siswa melakukan presentasi lisan dan menyajikan gambar mengenai siklus hidup katak.
Dalam penerapannya, pendekatan saintifik dapat menggunakan berbagai strategi dan model pembelajaran seperti pembelajaran kontekstual, discovery
learning, project-based learning, dan problem-based learning. Pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan
pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap
makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya
Lampiran Permendikbud No 57 Tahun 2014: 248. Dalam model pembelajaran ini, siswa mempelajari materi dengan mengaitkannya dengan situasi dunia nyata.
25
Dengan demikian, siswa akan lebih mudah menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah ke dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pembelajaran penemuan terbimbing discovery learning merupakan model pembelajaran dimana siswa dituntut untuk mengorganisasi sendiri cara
belajarnya dalam menemukan konsep. Saat mengaplikasikan model pembelajaran discovery guru berperan sebagai pembimbing dan memberikan kesempatan bagi
ssiswa untuk belajar secara aktif. Kegiatan pembelajaran bersifat student-oriented. Model pembelajaran berbasis masalah Problem-based Learning adalah
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal untuk mendapatkan pengetahuan baru. Dalam model pembelajaran ini siswa
didorong untuk mendapatkan pengetahuan mereka dengan cara menyelesaikan suatu masalah. Siswa akan dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi, juga mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri. Project-based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan
proyek kegiatan sebagai sarana mengumpulkan pengetahuan baru. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada siswa untuk mendapatkan
pengetahuan menggunakan berbagai cara yang bermakna dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang beragam melalui berbagai metode pembelajaran. Akan tetapi hal ini tidak selalu menjamin seratus
persen penerimaan siswa di kelas. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Bass dalam bukunya Teaching Science as Inquiry
2009: 108, “Students differ in prior
26
knowledge, experiences, learning abilities, preferred learning approaches, and the amount of structure they need in learning. Classroom and environmental
factors vary and can affect teaching and learning .” Siswa memiliki pengetahuan,
pengalaman, dan kemampuan belajar yang berbeda-beda. Pendekatan belajar yang dipilih oleh masing-masing siswa pun bervariasi. Situasi kelas dan faktor
lingkungan juga ikut berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Melalui uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan saintifik mengharuskan siswa untuk secara aktif melakukan berbagai kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan. Siswa juga dapat mengembangkan
keterampilan karena siswa bekerja secara langsung dan melakukan berbagai aktivitas. Guru tidak lagi menjadi sumber utama pengetahuan siswa. Peran guru
berubah menjadi fasilitator yang membimbing siswa agar dapat menemukan pengetahuannya sendiri.
E. Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013