36
d. Penilaian jurnal anecdotal record
Jurnal adalah kumpulan rekaman catatan guru di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif maupun negatif, selama dan
di luar proses pembelajaran berlangsung Tabel 13. Contoh Format Penilaian Melalui Jurnal
JURNAL Nama
: Kelas
:
Hari, tanggal Kejadian
Keterangan
Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 15
2. Penilaian kompetensi pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan antara lain dilakukan melalui tes tertulis, observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan, dan
penugasan. a.
Tes tertulis Bentuk tes tertulis terbagi menjadi dua yaitu memilih jawaban
dan mensuplai jawaban. Tes dalam bentuk memilih jawaban dapat berupa
pilihan ganda,
dua pilihan
benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat. Sedangkan tes dalam bentuk mensuplai jawaban dapat berupa isian atau melengkapi, jawaban
singkat, dan uraian.
37
Meski demikian, tidak semua bentuk tes tertulis merupakan penilaian otentik. Soal tes tertulis yang menjadi penilaian otentik
adalah soal yang menghendaki siswa merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal uraian. Soal uraian dapat mendorong siswa untuk
mengemukakan dan
mengekspresikan gagasannya
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Soal uraian akan merangsang
kemampuan siswa untuk mengemukakan pendapatnya, berpikir logis, dan menyimpulkan.
b. Observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan
Ketika kegiatan diskusi sedang berlangsung di dalam kelas, guru dapat mengenal kemampuan siswa dalam kompetensi
pengetahuan fakta, konsep, prosedur seperti melalui pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan
istilah fakta prosedur yang digunakan saat siswa mengungkapkan pendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
Tabel 14. Contoh Format Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Nama Siswa
Pernyataan Pengungkapan
gagasan yang orisinal
Kebenaran konsep Ketepatan
penggunaan istilah ya
tidak ya
tidak ya
Tidak A
√ B
C …
Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 15
38
c. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah danatau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
3. Penilaian kompetensi keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret.
a. Unjuk kerja kinerja praktik
Penilaian unjuk kerja kinerja praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti praktikum di laboratorium,
praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi deklamasi.
Instrumen yang digunakan untuk menilai unjuk kerja kinerja praktik berupa daftar cek dan skala penilaian.
Tabel 15. Contoh Instrumen Daftar Cek Penilaian Praktik di Laboratorium
Nama siswa
Aspek yang dinilai Menggunakan
jas lab Membaca
prosedur kerja Membersihkan
alat Menyimpan alat
pada tempatnya ya
tidak ya
tidak ya
tidak ya
tidak A
√ B
C D
…
Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 18
39
Tabel 16. Contoh Instrumen Skala Penilaian Praktik Olahraga Bola Volley
Nama Keterampilan yang dinilai
Cara service Cara
passing atas Cara
passing bawah
Cara smash Cara blok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 A
√ B
C …
Keterangan: diisi dengan tanda cek √ Kategori penilaian:
4 = sangat baik 3 = baik
2 = cukup 1 = kurang.
Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 18 b.
Projek Penilaian projek digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Guru harus menetapkan terlebih dahulu hal-hal yang akan dinilai, seperti
penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis lisan. Untuk menilai setiap tahapan perlu disiapkan
rubrik penilaian.
40
Tabel 17. Contoh Format Rubrik Penilaian Projek
Aspek Kriteria dan Skor
1 2
3 4
Persiapan Jika memuat
tujuan, topik, dan alasan
Jika memuat tujuan, topik,
alas an, dan tempat
penelitian Jika memuat
tujuan, topik, alas an, tempat
penelitian, dan responden
Jika memuat tujuan, topik,
alas an, tempat penelitian,
responden, dan daftar
pertanyaan
Pelaksanaan Jika data
diperoleh tidak lengkap, tidak
terstruktur, dan tidak sesuai
tujuan Jika data
diperoleh kurang
lengkap, kurang
terstruktur dan kurang sesuai
tujuan Jika data
diperoleh lengkap,
kurang terstruktur, dan
kurang sesuai tujuan
Jika data diperoleh
lengkap, terstruktur, dan
sesuai tujuan
Pelaporan tertulis
Jika pembahasan data tidak sesuai
tujuan penelitian dan membuat
simpulan tapi tidak relevan dan
tidak ada saran Jika
pembahasan data kurang
sesuai tujuan penelitian,
membuat simpulan dan
saran tapi tidak relevan
Jika pembahasan
data kurang sesuai tujuan
penelitian, membuat
simpulan dan saran tapi
kurang relevan Jika
pembahasan data sesuai
tujuan penelitian dan
membuat simpulan dan
saran yang relevan.
Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 19 c.
Produk Penilaian produk merupakan penilaian kemampuan siswa dalam
membuat produk-produk, teknologi dan seni, seperti makanan contoh: tempe, kue, asinan, nata de coco, pakaian, sarana kebersihan
contoh: sapu, cairan pembersih, alat-alat teknologi contoh: adaptor acdc dan bel listrik, hasil karya seni contoh: patung, lukisan dan
gambar, dan barang-barang yang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik atau logam.
41
Penilaian produk terdiri dari tiga tahap pengembangan produk, yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan produk, dan tahap penilaian
produk appraisal. Tahap persiapan menilai kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan dan mendesain
produk. Tahap pembuatan produk proses menilai kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. Tahap
penilaian produk appraisal menilai produk yang dihasilkan siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan contoh: berdasarkan
tampilan, fungsi dan estetika. Penilaian produk menggunakan dua cara, yaitu cara analitik dan
cara holistik. Dalam cara analitik penilaian dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan tahap
persiapan, pembuatan dan penilaian produk. Sedangkan dalam cara holistik penilaian dilakukan hanya berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk hanya pada tahap penilaian produk. Tabel 18. Contoh Penilaian Produk
Nama proyek :Membuat sabun Nama siswa :
No Aspek Penilaian
Skor 1
2 3
4 1.
Perencanaan bahan 2.
Proses pembuatan a.
Persiapan alat dan bahan b.
Teknik pengolahan c.
K3 Keamanan, keselamatan dan kebersihan
42 No
Aspek Penilaian Skor
1 2
3 4
3. Hasil produk
a. Bentuk fisik
b. Bahan
c. Warna
d. Pewangi
e. Kebaruan
Total skor
Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 20 d.
Portofolio Penilaian portofolio dilakukan dengan cara menilai karya-karya
siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Melalui penilaian portofolio guru dan siswa dapat menilai
perkembangan kemampuan siswa dan dapat dilakukan perbaikan secara terus menerus. Portofolio dapat memperlihatkan dinamika
kemampuan belajar siswa melalui kumpulan karyanya. Karya dapat berupa karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku literatur, laporan penelitian, sinopsis dan karya nyata individu siswa yang diperoleh dari pengalaman.
Tabel 19. Contoh Format Penilaian Portofolio Mata pelajaran
: Alokasi waktu
: Sampel yang dikumpulkan
: Nama siswa kelas
:
43
No Kompetensi
Dasar Periode
Aspek yang Dinilai Keterangan
Catatan Tata
bahasa Kosakata
Kelengkapan gagasan
Sistematika penulisan
1. Menulis
karangan deskriptif
307 108
dst. 2.
Membuat resensi
buku 19
309 1010
dst.
Lampiran Permendikbud No 104 Tahun 2014: 21 e.
Tertulis Penilaian tertulis dapat juga digunakan untuk menilai
kompetensi keterampilan. Contohnya adalah menulis karangan, menulis laporan, dan menulis surat.
Penilaian otentik memiliki banyak kelebihan. Akan tetapi penilaian otentik juga memiliki beberapa kekurangan. Sebagaimana dinyatakan oleh Musial 2009:
216 , bahwa “performance assessment take a great deal of time to construct,
complete and score. ” Penilaian otentik membutuhkan waktu yang lama dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penskoran. Penilaian otentik memberikan penggambaran yang dalam tetapi sempit mengenai pemahaman siswa. Hal ini
berbeda dengan penilaian tradisional yang dapat memberikan gambaran yang luas mengenai pemahaman siswa. Subjektivitas dalam penilaian otentik juga tidak bisa
dihindari. Penilaian yang dilakukan oleh guru yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda meskipun menggunakan rubrik yang sama.
44
F. Kerangka Pikir