Penyajian Makanan Hygiene Sanitasi Pengelolaan Bumbu Siomay Pada Pedagang Siomay Di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Medan Tahun 2011

memenuhi syarat kesehatan namun wadah yang digunakan untuk mengangkut makanan lainnya berupa bakso, kentang, telur, dan lainnya tidak memenuhi syarat kesehatan.

f. Penyajian Makanan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan untuk diketahui penyajian makanannya dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.7. Distribusi Pedagang Siomay Berdasarkan Penyajian Makanan No. Kriteria Penyajian Makanan Kategori Ya Tidak 1. Saat menderita batuk, pilek, dan diare pedagang tetap menyajikan makanan 14 100 2. Menggunakan pakaian kerja dan celemek saat menyajikan makanan 14 100 3. Merokok selama menyajikan makanan 3 21,4 11 78,6 4. Menggunakan perhiasan saat menyajikan makanan 4 28,6 10 71,4 5. Makan atau mengunyah pada saat menyajikan makanan 2 14,3 12 85,7 6. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian setiap kali hendak menyajikan makanan. 11 78,6 3 21,4 7. Menggunakan sarung tangan dan alat bantu saat menyajikan makanan 11 78,6 3 21,4 8. Tempat atau wadah penyajian makanan bebas dari debu 6 42,9 8 57,1 9. Peralatan makan yang digunakan langsung dicuci 4 28,6 10 71,4 10. Peralatan makan dibiarkan menumpuk dulu baru dicuci 10 71,4 4 28,6 11. Mencuci peralatan makan yang telah digunakan di tempat yang bersih, air yang memadai dan terhindar dari pencemaran 14 100 12. Peralatan makan dicuci dengan air bersih dan tidak digunakan secara berulang-ulang 14 100 13. Peralatan makan dikeringkan dengan kain yang bersih 4 28,6 10 71,4 14. Peralatan makan disimpan ditempat yang bebas dari pencemaran dan tertutup 6 42,9 8 57,1 Pada tabel dapat dilihat bahwa semua pedagang yaitu 14 pedagang tidak menyajikan makanan pada saat menderita batuk, pilek, dan diare. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan, mereka beranggapan apabila sakit harus istirahat di rumah. Semua pedagang tidak menggunakan pakaian kerja atau celemek dalam menyajikan makanan dan ada 3 21,4 pedagang yang merokok selama menyajikan makanan, 4 28,6 pedagang yang menggunakan perhiasan berupa cincin dan gelang yang terbuat dari besi, karet atau benang, dan 2 14,3 pedagang yang makan atau mengunyah pada saat menyajikan makanan. Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa masih banyak pedagang siomay yang belum menerapkan personal hygiene yang memenuhi syarat kesehatan. Sebelum menyajikan makanan terdapat 11 78,6 dari 14 pedagang yang menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian setiap kali hendak menyajikan makanan yaitu dengan menggunakan sarung tangan yang terbuat dari kantongan plastik dan menggunakan alat bantu berupa sendok garpu dan gunting. Sedangkan 3 21,4 pedagang lainnya menjamah makanan langsung dengan menggunakan tangan yang sebelumnya sedang menggaruk-garuk kepala dan mengupil. Bentuk gerobak yang tata letaknya tidak baik menyebabkan 8 57,1 pedagang memiliki tempat atau wadah yang dapat terkontaminasi debu. Dari 14 pedagang ada 4 28,6 pedagang yang langsung mencuci peralatan makan setelah digunakan karena keterbatasan peralatan makan yang dibawa. Sedangkan 10 71,4 pedagang lainnya tidak langsung mencuci peralatan makan yang sudah digunakan melainkan dibiarkan menumpuk kemudian dicuci. Semua pedagang mencuci peralatan makan tersebut dengan air bersih yang terdapat di jeregen dan digunakan secara berulang-ulang sampai kelihatan berminyak dan mulai keruh sehingga air tersebut diganti dengan air bersih yang baru. Adapun tempat untuk mencuci peralatan tersebut dekat dengan sumber pencemaran yaitu debu dari jalan raya, lalat ataupun serangga-serangga yang berasal dari pohon-pohon dekat pencucian. Terdapat 4 28,6 dari 14 pedagang yang mengeringkan peralatan makan yang sudah dicuci dengan kain yang bersih dan 10 71,4 pedagang lainnya membiarkan peralatan makan tersebut mongering dengan cara meniriskannya di rak piring yang kecil. Dan dari 14 pedagang hanya 6 42,9 pedagang yang menyimpan peralatan makannya di tempat yang bebas dari pencemaran dan ditutup dengan gorden. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masih terdapat pedagang yang tidak memenuhi syarat pada tahap penyajian makanan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada keenam prinsip hygiene sanitasi makanan yaitu pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan jadi, penyimpanan makanan masak, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan diketahui bahwa dari keempat belas pedagang siomay tidak memenuhi syarat kesehatan. Karena tidak semua pedagang siomay melakukan keenam prinsip hygiene sanitasi dalam pengelolaan bumbu siomay berdasarkan Kepmenkes RI No.942 tahun 2003 pada setiap tahapnya.

4.4. Fasilitas Sanitasi