2.11. Diagram HACCP pembuatan siomay
Diagram 2.1. Diagram HACCP pembuatan siomay Bumbu Siomay
Bumbu Kacang Kentang, telur, tahu,
bakso, sayuran
Kacang tanah
Cabe, bawang
merah, bawang
putih
Digiling Digoreng
Dipotong-potong dengan pisau
Dimasak 100⁰C berupa tindakan pengendalian
bahaya Escherichia coli CCP 1
Ditumis Digiling
Dicampur dan ditambahkan dengan air gula merah atau santan, merica,
penyedap dan garam
Dimasak 100⁰C berupa tindakan pengendalian
bahaya Escherichia coli CCP 1
Penyajian Makanan Siomay
Dilakukan di rumah penjual
Dilakukan di tempat penjualan
Titik Kritis
Tabel 2.1. Tabel ABTPK Analisis Bahaya dan Titik Pengendalian Kritis
Titik Pengendalian
Bahaya Cara
Pengendalian Parameter Titik
Pengendalian Kritis Batas
Kritis Nilai
Target Pemantauan
Tindakan Koreksi
Bumbu Siomay
E. coli Pemasakan
hingga mendidih
Tidak ada E. coli
E. coli =
0gram Tidak
ada nilai target
Pemasakan benar-benar
mendidih Pemasakan
ulang
2.12. Kerangka Konsep Penelitian
Hygiene sanitasi pengelolaan bumbu siomay berdasarkan Kepmenkes RI
No. 942MenkesSKVII2003
Pemeriksaan bumbu siomay di Laboratorium Mikrobiologi
FMIPA USU berdasarkan Kepmenkes RI
No. 715MenkesSKV2003 Memenuhi
Syarat
Tidak Memenuhi Syarat
Keberadaan E. coli
dan Jumlah
Coliform
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah survey bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran hygiene sanitasi pengelolaan bumbu siomay dan kandungan Escherichia coli
pada bumbu siomay yang dijajakan di sepanjang Jl. Dr. Mansyur di Kota Medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Pengambilan sampel dan observasi terhadap pedagang yang menjual siomay di sepanjang Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Medan. Lokasi pemeriksaan sampel dilakukan
di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU. Adapun alasan memilih lokasi penelitian tersebut adalah :
1. Jumlah konsumen dan pedagang cukup banyak.
2. Tempat pedagang menjajakan siomay dipinggir jalan raya, dekat dengan parit dan
mudah dijangkau. 3.
Belum pernah dilakukan penelitian bumbu siomay ditempat tersebut.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2011
3.3. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah pedagang siomay yang berjualan di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Medan. Sampel yang diambil adalah jumlah seluruh sampel total
sampling sebanyak 14 pedagang siomay di sepanjang Jl. Dr. Mansyur. Selain
melakukan wawancara dan observasi hygiene sanitasi pada pengelolaan bumbu siomay peneliti juga melakukan pemeriksaan laboratorium pada bumbu siomay.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari observasi langsung ke lokasi menggunakan lembar observasi dan wawancara langsung terhadap pedagang siomay dan data yang diperoleh
dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap bumbu siomay untuk mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang mendukung sebagai bahan kepustakaan, pengumpulan informasi dari internet, dan peraturan pemerintah.
3.5.
Pelaksanaan Penelitian 3.5.1. Pengambilan Sampel dan Pengiriman ke Laboratorium
1. Persiapkan kantong plastik yang bersih dan belum pernah digunakan.
2. Pesan siomay dengan memisahkan bumbu siomay dan campuran makanan
lainnya kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam plastik. 3.
Plastik diberi kode dan tanggal pengambilan dengan menggunakan spidol. 4.
Sampel langsung dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU.
3.5.2. Alat dan Bahan
3.5.2.1. Alat
1. Autoclave
2. Incubator 37ºC dan 44ºC
3. Timbangan
4. Labu Erlenmeyer
5. Rak tabung reaksi
6. Tabung reaksi
7. Cawan petri
8. Pipet steril 1cc dan 10cc
9. Kawat ose
10. Tabung Durham
11. Kapas alcohol
12. Kulkas
13. Object glass
14. Mikroskop
15. Spidol
3.5.2.2. Bahan
1. LB Lactose Broth
2. BGLB Brilliant Green Lactose Broth 2
3. EMB Eosin Methylene Blue
4. Alkohol 70
5. Spritus
6. Wipol
3.6
Cara Pemeriksaan Laboratorium
Timbang 10 gram bumbu siomay, lalu ditambahkan dengan 90 ml aquades atau menggunakan buffet phospat. Kemudian saring dan ampasnya dibuang.
Pemeriksaan Most Probable Number MPN atau Angka Paling Mungkin APM dilakukan terhadap bahan pemeriksaan yang telah disiapkan dengan menggunakan
metode tabung ganda : 3 x 10 ml, 3 x 1 ml, 3 x 0,1 ml. Pemeriksaan tabung ganda terdiri dari :
1. Test Perkiraan Presumtive Test
2. Test Penegasan Confirmative Test
3.6.1 Test Perkiraan Presumtive Test
Media yang digunakan adalah Lactose Broth. Cara pemeriksaan : 1.
Siapkan 9 tabung reaksi yang sudah diisi dengan tabung durham didalamnya dimana tabung ke-1 sampai tabung ke-6 masing-masing berisi media Lactose
Broth Single Strain sebanyak 10 ml. Kemudian tabung ke-7 sampai tabung ke-9
masing-masing berisi media Lactose Broth Double Strain. Tabung disusun pada rak tabung reaksi, masing-masing tabung diberi tanda berupa nomor urut, tanggal
pemeriksaan dan volume. 2.
Dengan pipet steril ambil bahan pemeriksaan yang telah disiapkan yaitu bumbu siomay. Masukkan ke dalam :
Tabung ke-1 sampai dengan tabung ke-3 masing-masing sebanyak 0,1 ml. Tabung ke-4 sampai dengan tabung ke-6 masing-masing sebanyak 1 ml
Tabung ke-7 sampai dengan tabung ke-9 masing-masing sebanyak 10 ml Masing-masing tabung tersebut digoyang-goyang agar spesimen dan media
tercampur. 3.
Inkubasikan pada suhu 35ºC- 37 ºC selama 24 jam. Setelah 24 jam diperiksa ada tidaknya pembentukan gas pada tabung durham. Catat semua tabung yang
menunjukkan peragian lactose pembentukan gas. Pembentukan gas pada tabung durham pada test pendahuluan dinyatakan test + atau positif, maka dilanjutkan
dengan test penegasan. Apabila test dalam waktu 24 jam tidak membentuk gas, dimasukkan ke dalam
inkubator kembali pada suhu 37 ºC selama 24 jam. Bila terbentuk gas pada tabung durham, hasil menunjukkan positif dan test dilanjutkan dengan test penegasan.
Bila test negatif berarti Escherichia coli negatif dan tidak perlu dilakukan test penegasan.
3.6.2 Test Penegasan Confirmative Test
Media yang dipergunakan adalah Brilliant Green Lactose Bile Broth BGLB 2. Test ini untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraaan.
Cara pemeriksaannya : 1.
Dari tiap-tiap tabung Presumtive yang positif, dipindahkan 1-2 ose ke dalam tabung Confirmative yang berisi 10 ml BGLB 2.
2. Tabung Confirmative diinkubasikan pada suhu 44 ºC selama 24 jam untuk
memastikan adanya Coliform tinja. 3.
Pembacaan dilakukan setelah 24-48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB 2 yang menunjukkan positif gas.
3.6.3 Pembacaan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pembacaan hasil dari test penegasan dilakukan dengan menghitung jumlah tabung yang menunjukkan adanya gas pada seri tabung yang diinkubasikan pada suhu 44 ºC.
Angka yang diperoleh dicocokkan dengan tabel Most Probable Number MPN atau Angka Paling Mungkin APM, maka akan diperoleh indeks MPN Coliform untuk tabung
yang diinkubasikan pada suhu 37 ºC dan indeks Escherichia coli untuk tabung yang diinkubasikan pada suhu 44 ºC.
3.7 Definisi Operasional
1. Bumbu siomay adalah hasil olahan dari kacang tanah dengan penambahan bahan
lain seperti cabe rawit, cabe merah, bawang merah, bawang putih, gula merah, asam jawa, kencur, gula pasir, garam, dan daun jeruk purut sebagai bumbu
pelengkap pada makanan jajanan siomay. 2.
Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan yang dinilai berdasarkan wawancara dan observasi di tempat penjualan.
3. Memenuhi syarat kesehatan adalah keadaan dimana hasil observasi dan
wawancara sesuai dengan Kepmenkes RI No. 942MenkesSKVII2003 dan hasil dari pemeriksaan di laboratorium sesuai dengan standar yang ditetapkan
Kepmenkes RI No. 715MenkesSKV2003 yaitu 0 per gram sampel negatif. 4.
Tidak memenuhi syarat kesehatan adalah keadaan dimana hasil observasi dan wawancara tidak sesuai dengan Kepmenkes RI No. 942MenkesSKVII2003 dan
hasil dari pemeriksaan di laboratorium tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan Kepmenkes RI No. 715MenkesSKV2003 yaitu 0 per gram sampel positif.
5. Jumlah kandungan Escherichia coli adalah jumlah Escherichia coli yang terdapat
pada bumbu siomay yang berasal dari penjual siomay di sepanjang Jl. Dr. Mansyur yang diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA USU dengan
metode test perkiraan dan test penegasan. 6.
Pemeriksaan laboratorium adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan alat dan cara kerja tertentu di dalam suatu ruangan khusus yakni di Laboratorium
Mikrobiologi FMIPA USU.
3.8 Aspek Pengukuran