Bahwa pemberian kredit dapat menekan arus inflasi, dapat meningkatkan eksport, rehabilitasi, prasarana, dan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat sehingga stabilitas ekonomi tetap terjaga.
f. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional
Dengan meningkatnya usaha degan pemberian kredit maka memperluas usaha dan mendirikan proyek baru yang membutuhkan
tenaga kerja maka akan membuka lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan pendapat nasional.
g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan Internasional
Bank sebagai pemberi kredit tidak hanya menjalankan usaha di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Bank asing yang berada di Indonesia
misalnya : tidak hanya beroperasi di negara asalnya tetapi juga di Indonesia.
C. Bentuk Dan Jenis-Jenis Kredit
1. Bentuk Perjanjian Kredit
Menurut hukum perjanjian kredit dapat dibuat secara lisan atau tertulis, yang terpenting memenuhi syarat-syarat Pasal 1320 KUHPerdata. Namun dari
sudut pembuktian perjanjian secara lisan sulit untuk dijadikan sebagai alat bukti bagi para pihak yang membuatnya. Dalam dunia modern perjanjian secara lisan
tentu sudah tidak dapat disarankan lagi untuk dipergunakan meskipun secara teori diperbolehkan, karena perjanjian secara lisan sulit untuk dijadikan sebagai alat
pembuktian bila terjadi masalah dikemudian hari. Untuk itu setiap perjanjian apapun harus dibuat akta dengan bentuk tertulis yang digunakan sebagai alat
bukti. Pasal 1 angka 11 UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan
“penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Universitas Sumatera Utara
Maka dari kalimat tersebut menunjukkan bahwa pemberian kredit harus dibuat dengan bentuk tertulis berupa surat akta perjanjian, agar seluruh perjanjian jelas
dan jika perjanjian tidak ditepati oleh salah satu pihak akan di dilakukan upaya hukum yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Bentuk perjanjian kredit didalam praktek perbankan dapat dibagi menjadi dua:
a. Perjanjian kredit yang dibuat di bawah tangan
Maksud dari perjanjian kredit yang dibuat dibawah tangan adalah perjanjian yang disiapkan dan dibuat sendiri oleh bank kemudian
ditawarkan kepada debitur untuk disepakati. Untuk mempermudah dan mempercepat kerja bank, biasanya bank sudah menyiapkan formulir
perjanjian dalam bentuk standart standard form
28
Kalau perjanjian standart kredit itu kita pelajari lebih mendalam lagi, maka perjanjian kredit dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
”perjanjian induk” hoofdcontract dan “perjanjian tambahan” hulp contract. Perjanjian induk mengatur tentang hal – hal pokok dari
perjanjian tambahan, perjanjian tambahan menguraikan apa yang terdapat dalam perjanjian induk.
29
b. Perjanjian kredit yang dibuat oleh dan dihadapan notaris dinamakan
akta otentik atau akta notariil Yang membuat perjanjian ini bisa seorang notaris, bisa dibuat
dihadapan notaris, dan bisa dibuat oleh para pihak dan didaftarkan
28
Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, cet.3, Bandung:Alfabeta, Bandung, 2005, hal.100
29
Mariam Darus Badrulzaman,op.cit.,hal.36
Universitas Sumatera Utara
kepada notaris. Namun pada prakteknya semua syarat dan ketentuan perjanjian kredit disiapkan oleh bank kemudian diberikan kepada
notaris untuk dirumuskan dalam akta notariil. Akta ini biasanya dibuat untuk pemberian kredit dalam jumlah yang besar dengan jangka waktu
menengah atau panjang, seperti kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit sindikasi.
2. Jenis-Jenis Kredit