Bagaimanakah Pengelolaan Kredit Bermasalah dengan Hak

C. Bagaimanakah Pengelolaan Kredit Bermasalah dengan Hak

Tanggungan di PT. Bank Sumut Cabang Utama Pengertian Kredit Macet Dalam paket kebijakan deregulasi bulan Mei tahun 1993 PAKMEI 1993, di Indonesia dikenal dua golongan kredit bank, yaitu kredit lancer dan kredit bermasalah. Dimana kredit bermasalah digolongkan menjadi tiga, yaitu kredit kurang lancer, kredit diragukan, dan kredit macet. Kredit macet inilah yang sangat dikhawatirkan oleh setiap bank, karena akan mengganggu kondisi keuangan bank, bahkan dapat mengakibatkan berhentinya kegiatan usaha bank. Kredit macet atau Problem Loan adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan debitur. 47 Suatu kredit digolongkan kedalam kredit macet bilamana: 48 1. Tidak memenuhi kriteria kredit lancer, kredit kurang lancer dan kredit diragukan 2. Dapat memenuhi kriteria kredit diragukan, tetapi setelah jangka waktu 21 bulan semenjak masa penggolongan kredit diragukan, belum terjadinya pelunasan pinjaman, atau usaha penyelamatan kredit 3. Penyelesaian pembayaran kembali kredit yang bersangkutan, telah diserahkan kepada pengadilan negri atau Badan Urusan Piutang Negara BUPN, atau telah dianjurkan permintaan ganti rugi kepada perusahaan asuransi kredit. 47 Dahlan Siamat, Manajemen Bank Umum, Intermedia, Jakarta, 1993. hal 220. 48 Sutojo Siswanto, Analisa Kredit Bank Umum, Ikrar Mandiri, Jakarta, 1997. hal 220. Universitas Sumatera Utara Sejak krisis keuangan yang berlanjut dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, penyelesaian kredit macet bank-bank di Indonesia ditangani oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. - Adapun faktor-faktor penyebab munculnya kredit bermasalahmacet Munculnya kredit bermasalah termasuk di dalamnya kredit macet, pada dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses. Terjadinya kredit macet dapat disebabkan baik oleh pihak kreditur bank maupun debitur. Faktor-faktor penyebab yang merupakan kesalahan pihak kreditur adalah: a. Keteledoran bank mematuhi peraturan pemberian kredit yang telah digariskan b. Terlalu mudah memberikan kredit, yang disebabkan karena tidak ada patokan yang jelas tentang standar kelayakan permintaan kredit yang diajukan c. Konsentrasi dana kredit pada sekelompok debitur atau sector usaha yang beresiko tinggi d. Kurang memadainya jumlah eksekutif dan staf bagian kredit yang berpengalaman e. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepada para eksekutif dan staf bagian kredit. f. Jumlah pemberian kredit yang melampaui batas kemampuan bank g. Lemahnya kemampuan bank mendeteksi kemungkinan timbulnya kredit bermasalah, termasuk mendeteksi arah perkembangan arus kas cash flow debitur lama Universitas Sumatera Utara Tidak mampu bersaing sehingga terpaksa menerima debitur yang kurang bermutu. sutojo, 1999, hal:216 Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet yang diakibatkan karena kesalahan pihak debitur antara lain: Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan, yang disebabkan merosotnya kondisi ekonomi umum danatau bidang dimana mereka beroperasi: 1 Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan, atau karena kurang berpengalaman dalam bidang usaha yang mereka tangani 2 Problem keluarga, misalnya perceraian, kematian, sakit yang berkepanjangan, atau pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa orang anggota keluarga debitur 3 Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain 4 Kesulitan likuiditas keuangan yang serius 5 Munculnya kejadian diluar kekuasaan debitur, misalnya perang dan bencana alam 6 Watak buruk debitur yang semula memang telah merencanakan tidak mengembalikan kredit. sutojo 1999 hal 334 Secara umum penyelesaian kredit yang dikatagorikan macet dapat ditempuh usaha-usaha sebagai berikut: a Rescheduling Penjadwalan Ulang Universitas Sumatera Utara Yaitu perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan besarnya angsuran kredit. b Reconditioning Persyaratan Ulang Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku bunga, penundaan pembayaran sebagian atau seluruh bunga dan persyaratan lainnya. c Restructuring Penataan Ulang Yaitu perubahan syarat kecil yang menyangkut: - Penambahan dana bank - Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru - Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan bank atau mengambil partner yang lain untuk menambah penyertaan. d Liquidation Likuidasi Yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan hutang. Pelaksanaan likuidasi ini dilakukan terhadap katagori kredit yang memang benar-benar menurut bank sudah tidak dapat lagi dibantu untuk disehatkan kembali atau usaha nasabah yang sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan. Proses likuidasi ini dapat dilakukan dengan menyerahkan Universitas Sumatera Utara penjualan barang tersebut kepada nasabah yang bersangkutan. Sedang bagi bank-bank umum milik negara, proses penjualan barang jaminan dan asset bank dapat diserahkan kepada BPPN, untuk selanjutnya dilakukan eksekusi atau pelelangan. Pada penerapannya pengelolaan kredit bermasalah di PT. Bank Sumut Cabang Utama mempunyai cara sendiri baik dengan Kredit bermasalah dan dengan pembebanan Hak Tanggungan dilakukan dalam dua tahap yaitu : a. Non Litigasi Dilakukan dengan cara pengelolaan lebih melalui pendekatan secara persuasive, dilakukan peringatan dengan cara melakukan mengirim surat kepada pihak debitur dan upaya kekeluargaan. b. Litigasi Dilakukan dengan cara ranah hukum, melakukan somasi terhadap pihak debitur, eksekusi pengikatan jaminan dan melakukan gugatan perdata Pengelolaan kredit bermasalah ini dilakukan oleh pihak Devisi Penyelamatan Kredit bidang administrasi laporan yang berada di Kantor Pusat. Pengelolaan ini dilakukan terlebih dahulu dengan upaya Non Litigasi seperti yang telah disebutkan diatas, namun jika pihak debitur tidak merspon upaya yang dilakukan oleh pihak Bank, maka pihak Bank akan melakukan upaya dengan cara Litigasi sesuai yang telah disebutkan diatas. Universitas Sumatera Utara

D. Apakah Benda Jaminan dapat di Eksekusi langsung dalam upaya