D. Subjek, Objek, Hak Dan Kewajiban Serta Hubungan Hukum Dalam
Perjanjian Kredit
Berdasarkan pasal 1 angka 12 UUP 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Berdasarkan pasal 1 angka 12 UUP 1998, subjek hukum dalam perjanjian
kredit bank, yaitu: a.
Bank, yang umumnya disebut sebagai kreditor atau pemberi pinjaman. b.
Pihak peminjam, yang umumnya disebut sebagai debitor atau penerima pinjaman.
Menurut R Subekti dalam bukunya Hukum Perjanjian, mendefinisikan bahwa subjek hukum itu adalah pembawa hak atau subjek dalam hukum. Begitu
juga menurut Sudikno Mertokusumo dalam bukunya Hukum Acara Perdata Indonesia, menjelaskan bahwa subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat
memperoleh hak dan kewajiban dari hukum. Subjek dalam perjanjian kredit bank adalah pihak-pihak yang terkaitikut
dalam perjanjian kredit tersebut sehingga dapat dikatakan pihak bank sebagai kreditur pemberi kredit dan pihak peminjamnasabah sebagai debitur penerima
kredit.
Universitas Sumatera Utara
Kreditur kadangkala merasa benda yang dijadikan jaminan belum dirasakan cukup untuk melunasi hutang debitur, oleh karena itu kreditur meminta
pihak ketiga untuk dijadikan pihak penjamin hutang debitur. Oleh karena itu, subjek hukum dalam perjanjian kredit selain kreditur dan debitur, ada pula pihak
ketiga yang dijadikan penjamin. Berdasarkan pasal 1 angka 12 UU Perbankan 1998, objek hukum dalam
perjanjian kredit berupa : 1.
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu 2.
Pelunasan hutang atau pinjaman 3.
Pemberian sejumlah bunga Bank yang sistem operasionalnya tidak berdasarkan hukum islam,
menjadikan sejumlah bunga sebagai objek hukum dalam perjanjian kredit. Sedangkan bank yang sistem operasionalnya berdasarkan hukum islam
menjadikan pembagian hasil keuntungan sebagai objek hukum perjanjian kredit. Kewajiban kreditur berupa pemberian pinjaman kepada debitur
didasarkan pada perjanjian kredit pada waktu yang telah ditentukan. Hak debitur yaitu berupa mendapatkan sejumlah uang pinjaman yang telah disepakati dalam
jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga yang ditetapkan. Sedangkan kewajiban debitur berupa pelunasan sejumlah uang pinjaman dalam
jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, dan debitur berhak mendapatkan pinjaman uang dari kreditur pada waktu yang telah ditentukan.
Objek dari suatu perjanjian adalah “prestasi”. Prestasi tersebut berdasarkan apa yang diperjanjikan kedua belah pihak yang melakukan perjanjian
Universitas Sumatera Utara
kredit. Jadi objek dari perjanjian kredit adalah kredit itu sendiri. Hubungan hukum dalam perjanjian kredit menurut Pasal 1234 KUH Perdata adalah “Tiap-tiap
perikatan adalah untuk memberikan sesuatu untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”.
Jadi dalam hal perjanjian kredit, maka kreditur wajib menyerahkan sejumlah uang atau sejumlah barang pada debitur peminjam. Sedangkan debitur
berkewajiban untuk melakukan pelunasan hutang pada jangka waktu yang telah diperjanjikan, maka hubungan hukum dalam perjanjian kredit adalah timbulnya
hak dan kewajiban antara kreditur sebagai pemberi kredit dan debitur sebagai pemegang kredit. Hak bank adalah menerima pelunasan hutang pada jangka
waktu yang telah ditetapkan, kewajiban bank adalah memberikan sejumlah uang yang telah diperjanjikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN
A. Pengertian Hak Tanggungan