BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Utara 4.1.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu dari 25 daerah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara terletak di wilayah pengembangan
dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atasa permukaan laut. Sedangkan topografi dan kontur tanah daerah Kabupaten
tapanuli Utara beraneka ragam yaitu yang tergolong datar 3,16 persen, landai 26,86 persen,miring 25,63 persen dan terjal 44,35 persen. Jika dilihat secara
astronomis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 10 20’- 20
41’ Lintang Utara dan 98
05’- 99 16’ Bujur Timur. Bujur timur memiliki luas
wilayah3.800,31 KM2 atau 380.031 ha termasuk didalamnya luas perairan Danau Toba yang berada di kecamtan Muara. Secara geografis Kabupaten Tapanuli
Utara terletak dibagian tengah Sumater Utara dan berada diantara beberapa Kabupaten atau berbatasan dengan lima kabupaten tetangga yaitu sebagai berikut
: • Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir
• Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu • Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan
• Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.
Secara Geografis dan letak astronomis Kabupaten Tapanuli Utara sangat potensial dan menguntungkan dibandingkan dengan Kabupaten lainnya karena
Kabupaten Tapanuli Utara berada pada jalur lintas dari beberapa Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Tapanuli Utara terkenal dengan kesuburan
dan keindahan alamnya. Hal ini karena ditunjang oleh banyaknya gunung- gunung,baik yang masih aktif maupun kondisi yang tidak aktif. Kabupaten
Tapanuli Utara yang berada pada ketinggian lebih dari 500 meter diatas permukaan laut juga merupakan daerah tangkapan air dan menciptakan hulu-hulu
sungai bagi sungai besar dan kecil yang tersebar di daerah Kabupaten Tapanuli Utara.
Berdasarkan topografinya daerah Kabupaten Tapanuli Utara berada dijajaran Bukit Barisan dengan keadaan tanah umumnya berbukit dan
bergelombang, dimana hanya sekitar 9,66 dari keseluruhan luas wilayah yang berbentuk datar dan berada pada ketinggian 300-2.000 m diatas permukaan laut.
Letak Astronomis dan Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Astronomical dan Geographical Location Tapanuli Utara Regency
1. Letak Astronomis
: 1 -20
-2 41’
LUNorth Latitude Astronomical Location
: 98 05-99
16’BT East Longitud
2. Luas WilayahThe Width of Area
: 3.800,31 Km
2
a. Luas Daratan
: 3.793,71 Km
2
b. Luas Perairan Dabau Toba
: 6,60 Km
2
Tabel 4.1 Data Kondisi Wilayah berdasarkan ketinggian daerah Kabupaten Tapanuli Utara.
1 300-500 m
13.784 Ha 3,63
2 500-1.000 m
148..072 Ha 39,03
3 1000-1500 m
216.919 Ha 57,18
4 1500m-keatas
596 Ha 0,16
Jumlah 379.371 Ha
100 Sumber : Bappeda Tapanuli Utara
Menurut KemiringanLereng Tanah Tabel 4.2 data kondisi wilayah berdasarkan kemiringan daerah Tapanuli Utara
1 Datar 0 sd 2
11.976 Ha 3,16
2 Landai 2 sd 5
101.903 Ha 26,86
3 Miring 15 sd 40
97.230 Ha 25,63
4
Terjal 45 168.262 Ha
44,35
Jumlah 397.371 Ha
100
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Tapanuli Utara dalam Angka 2010 Klimatologi Kabupaten Tapanuli Utara antara lain,curah hujan. Dimana
tingginya curah hujan didaerah ini,rata-rata hujan tahunan tercatat 8.777 mm dan lama hari hujan 231 hari atau rata-rata curah hujan bulanan 731,42 mm dan lama
hari hujan 19,25 hari.
4.1.2 Administratif dan Kependudukan
Secara wilayah administrasi Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 kecamatan dan kelima belas kecamatan tersebut terdiri dari 232 desa dan 11
kelurahan. Dari segi jumlah desa Kecamatan yang paling banyak jumlah
desakelurahan yaitu kecamatan tarutung 24 desa dan 7 Kelurahan dan yang paling sedikit jumlah desanya yaitu kecamatan simangumban yang hanya terdiri
dari 8 desa. Jika ditinjau dari segi perkembangan desakelurahan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara masih sangat memprihatinkan,dari 243 desakelurahan
swasembada sisanya 25,57 persen desa swakarya dan 71,19 persen desa swadaya. Luas wilayah Kabupaten Tapanuli utara sekitar 3.800,31 Km
2
terdiri dari luas daratan 3.793,71 Km
2
dan luas perairan Danau toba 6,60 Km
2.
Dari ke 15 kecamatan yang ada,kecamatan yang paling luas adalah kecamatan Garoga sekitar
567,58 Km
2
atau 14,96 persen dari luas Kabupaten,dan kecamatan yang terkecil yaitu kecamatan Muara yang luasnya sekitar 79,75 Km
2
atau 2,10 persen dari keseluruhan luas Kabupaten Tapanuli Utara.
Dengan luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang meliputi Dairi,Tobasa dan kabupaten Lainnya yang sudah memekarkan diri,maka untuk
meningkatkan layanan publik,pada tahun 1956 dibentuklah kabupaten Dairi yang terpisah secara sah dari Kabupaten Tapanuli Utara. Salah satu usaha dan upaya
yang diaksanakan untuk meningkatkan layanan publik dan percepatan pembangunan ditinjau dari aspek pertumbuhan ekonomi daerah,pemerataan hasil-
hasil pembangunan dan stabilitas keamanan yaitu melalui pemekaran wilayah. Maka pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara kembali demekarkan menjadi
dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang nomor 12 tahun 1998 tentang pembentukan
Kabupaten Toba Samosir dan Mandailing Natal.
Pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali,dimana Kabupaten Humbang Hasundutan memisahkan diri mekar dari Kabupaten
Tapanuli Utara sesuai dengan Undang-Undang No.9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan,Kabupaten Pakpak Barat dan Kabupaten
Humbang Hasundutan. Sejak Humbang Hasundutan memekarkan diri menjadi sebuah kabupaten baru maka jumlah kecamatan di Kabupaten tapannuli Utara
menjadi 15 kecamatan. Kecamatan yang masih tetap menjadi bagian dari Kabupaten Tapanuli Utara adalah Kecamatan Parmonangan,kecamtan Adian
kotong,kecamatan Sipoholon, Kecamatan tarutung, Kecamatan Siatas Barita, Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Purba Tua, Simangumban, Pangaribuan,
Garoga, Sipahutar, Siborong-borong, pagaran dan Kecamatan Muara.
Tabel 4.3 Data Kecamatan,Luas Wilayah dan Jumlah DesaKelurahan
NO Kecamatan
Luas Wilayah
Desa Village
Kelurahan Urban
Village Rasio
terhadap total
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 Parmongan
Adian Koting Sipoholon
Tarutung Siatas Barita
Pahae Julu Pahae Jae
Purba Tua Simangumban
Pangaribuan Garoga
Sipahutar Siborongborong
Pagaran Muara
257,35 502,90
189,20 107,68
92,92 165,90
203,20 192,80
150,00 459,25
567,58 408,22
279,91 138,05
79,75 14
14 13
24 12
18 12
11 8
22 12
23 20
14 15
- -
1 7
- 1
1 -
- -
- -
1 -
- 6,78
13,26 4,99
2,84 2,45
4,37 5,36
5,06 3,95
12,11 14,96
10,76 7,38
3,64 2,10
Total Tahun 2009
Tahun 2008 793,71
793,71 232
232 11
11 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Penduduk
Kesejahtraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan sebagaiman tertuang dalam GBHN. Untuk itu pemerintah telah melaksanakan
berbagai usaha dalam rangka memecahkan masalah kependudukan. Usaha-usaha yang mengarah pada pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigarasi
telah dilaksanakan. Selain itu dengan mulai dilaksanakannya otonomi daerah, diharapkan dapat mengurangi perpindahan penduduk. Usaha untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk juga telah dilakukan melalui program keluarga berencana yang dimulai awal tahun 1970-an.
Dilihat dari segi jumlah penduduk,Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2009 yang merupakan angka proyeksi yang dihitung
berdasarkan data jumlah penduduk hasil pendaftaran pemilih dan pendataan penduduk berkelanjutan P4B yang dilaksanakan pada bulan April 2003. Hasil
proyeksi tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2009 sebesar 272.587 jiwa yang teridiri dari 135.367 jiwa laki-laki
dan 137.220 jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2009 sebesar 98,65 ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan di
Tapanuli Utara lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk relatif rendah,yaitu 71,85 penduduk perkilometer
persegi. Banyaknya rumah tangga tahun 2009 sebesar 61.256 rumah tangga,dengan rata-rata anggota rumah tangga sebesar 4,43 orang.
4.1.3 Potensi Daerah Kabupaten Tapanuli Utara .
Berdasarkan kontribusi persektor yang disumbangkan terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara, maka tulang punggung atau sektor yang paling
berkontribusi adalah sektor pertanian sebagai penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber pengahasilan atau penyedia lapangan pekerjaan penduduknya.
khususnya pertanian tanaman pangan dan perkebunan rakyat,yang kemudian disusul oleh sektor perdagangan,pemerintahan perindustrian dan pariwisata. Hal
ini ditunjukkan dari kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB pada tahun 2009 masih tetap dominan yakni mencapai 54,74 dari total PDRB yang
dihasilkan. Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi daerah Kabupaten Tapanuli
Utara yang mana memberikan fasilitas dan dorongan yang lebih terarah bagi perkembangan pembangunan kerakyatan. Pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli
Utara mempunyai Visi yakni “Mewujudkan Kemakmuran Masyarakat Berbasis Pertanian”. Sektor Pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari sub sektor
tanaman bahan makanan,perkebunan,peternakan,kehutanan dan perikanan. Sub sektor pertanian yang paling dominan yang dibudidayakan masyarakat di
Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam hal ini sub sektor tanaman bahan makanan mencakup tanaman padi,palawija dan holtikultura.untuk tanaman padi dan
palawija,padi memiliki luas panen terbesar seluas 26.571 ha. Sedangkan untuk tanaman sayuran,cabe memiliki luas panen terbesar yaitu sebesar 880 ha.U
Tabel 4.4 Produksi Hasil Pertanian Tanaman Makanan Tahun 2009 Jenis Tanaman
Type Of Croop Luas Panen
Harvest Area Ha
Produksi Production
Ton Rata-rata
Produksi Yield Rate
KwHa
1. PadiPaddy
a. Padi sawah
b. Padi Ladang
2. JagungMaizena
3.
Kacang
TanahPeanut
4. Ubi KayuCassava
5.
Ubi jalar Sweet
Potato 26.571
24.046 2.525
4.589 2.198
1.498 1.326
144.529,29 138.131,53
6.397,76 15.601,00
3.891,28
11.516,00 8,977,58
54,39 57,44
25,34 34,00
17,70
76,88 67,70
Tabel 4.5 Produksi rata-rata Tanaman Padi sawah dari tahun ke tahun
TahunYear Luas Panen
Harvest area Ha Produksi
Ton Rata-rata Produksi
Yield Rate Kwha
1.Tahun 2004 2.Tahun 2005
3.Tahun 2006 4.Tahun 2007
5.Tahun 2008 6.Tahun 2009
22.673 22.772
24.255 24.468
24.470 24.046
130.490,00 131.792,00
140.386,00 140.931,00
141.291,00 138.131,53
57,55 57,85
57,88 57,60
57,74 57,44
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Tapanuli Utara dalam angka 2010 Komoditi andalan masyarakat penanamannya tersebar dibeberapa
kecamatan yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi, seperti halnya di kecamatan sipahutar,pahae julu,pahae jae,pangaribuan,siborong-borong dan
tarutung. Dan 3 kecamatan yang memberikan kontribusi busi tertinggi produksi Padi sawah yaitu Kecamatan Pahae Jae 15.878,85 Ton dengan luas wilayah
2.597,98 Ha kemudian kecamatan purbatua 15.183,60 Ton dengan luas panen 2.484,23 dan Kecamatan Siborong-borong 14.402,29Ton dengan luas panen
2.611,48. Namun jika dilihat dari kontribusi Padi Ladang Kecamatan Pahae jae dan Purba Tua tidak memberikan kontribusi sama sekali . Dan Produksi tertinggi
untuk padi ladang dan Ubi kayu yaitu Kecamatan Pangaribuan dengan 1.260,00 Ton padi dan 3.124,20Ubi kayu. Dan produksi kacang tanah dihasilkan oleh
kecamatan kecamatan Adian Koting dengan produksi 835,44 Ton dengan luas wilayah panen 472 Ha. Yang menjadi komoditi khas dari Kabupaten Tapanuli
Utara adalah tanaman nenas yang merupakan salah satu komoditas tanamn holtikultura, yang paling dominan berada di daerah kecamatan
Sipahutar,pangaribuan dan siborong-borong yang merupakan pusat produksi
tanaman nenas di Kabupaten Tapanuli Utara dan para petani nenas telah melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan dalam negeri yaitu industri
pengolahan nenas terpadu Pengalengan nenas dengan PT.Aalami Agro Industry yang berlokasi di kecamatan siborong-borong yang telah beroperasi sejak tahun
2005. Di Kabupaten Tapanuli Utara ditemukan juga salah satu jenis rempah yang
pemanfaatannya hingga sekarang masih sebatas komoditas primer yaitu andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC. Di Indonesia tumbuhan rempah ini
hanya terdapat di Dua daerah yaitu di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir. Selain di Sumatera Utara,andaliman yang termasuk dalam Familia
Rutacea keluarga jeruk-jerukan yang juga terdapat di negara India,RRC,dan Tibet. Bentuknya menyerupai lada merica bulat kecil,berwarna hijau,tapi apabila
sudah kering,agak kecokla-coklatan. Dan apbila digunakan untuk bumbu masakan maka akan mengelaurkan aroma minyak atsiri yang wangi dengan rasa khas-getir
sehingga merangsang produksi air liur. Jika dilihat dari sektor perkebunan,pada umumnya sektor perkebunan di
Kabupaten Tapanuli Utara adalah perkebunan rakyat,dimana belum terdapat usaha perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan perkebunan walaupun demikian
dimasa mendatang diharapkan perkebunan rakyat ini semakin berkembang dan dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Utara. Jenis
komoditi unggulan yang dibudayakan masyarakat Kabupaten Tapanuli utara adalah tanaman kemenyan Hamijjon. Hal ini terlihat dari besarnya luas tanaman
kemenyan yaitu seluas 16.413,50. Jenis tanaman ini di temukan di hutan yang ada di daerah Kabupaten Tapanuli Utara, kecamatan yang memiliki pohon kemenyan
hamijjon dalam jumlah yang banyak terdapat di daerah Pangaribuan dengan luas 5.068,00 Ha. Kemudian Kecamatan Pahae julu bahkan mata pencaharian sebagian
masyarakat di daerah ini yaitu dari usaha kemenyan. Pengolahan kemenyan ini memang masih bersifat tradisional baik itu dari cara pengambilan
getahkemenyan tersebut maupun untuk pengolahan berikutnya. Sehingga komoditas ini masih bersifat primer atau belum memberikan nilai tambah bagi
petani kemenyan tersebut. Komoditas perkebunan rakyat yang yang menjadi komoditi unggulan berikutnya adalah tanaman kopi atau biasa disebut kopi ateng
atau istilah yang akrab dimasyarakat yaitu kopi sigarar utang. Tanaman ini bisa dikatakan sebagai tanaman yang paling banyak di tanam oleh masyarakat di
Kabupaten Tapanuli Utara dengan luas tanam sebesar 15.133,00 Ha dengan luas tanam terbesar juga terdapat di kecamatan pangaribuan dengan luas 2.883,00 Ha.
Tabel 4.6 Produksi Rata-rata Tanaman Kemenyan menurut Kecamatan
Kecamatan Luas
Tanaman Luas
Tanaman Menghasilkan
Produksi Rata-Rata
Produksi
Parmongan Adian Koting
Sipoholon Tarutung
Siatas Barita Pahae Julu
Pahae Jae Purba Tua
1.567,00 2.700,00
443,00 934,00
53,00 2.145,00
556,00 541,00
1.474,50 2.088,00
334,00 784,25
38,00 1.797,25
429,00 337,00
388,46 524,07
83,08 220,66
11,27 519,37
138,03 77,12
263,45 250,99
248,75 281,36
296,56 288,98
321,74 228,85
Simangumban Pangaribuan
Garoga Sipahutar
Siborongborong Pagaran
Muara 115,00
5.068,00 622,00
1.487,00 132,00
25,00 7,00
94,00 4.800,00
396,50 1.239,25
71,50 18,25
4,50 26,03
1.027,11 145,89
437,28 20,57
5,66 1,26
276,94 213,96
367,95 352,86
287,65 310,21
280,03
Tahun 2009 16.413,00
13.906,50 3.625,86
260,73 Tahun 2008
16.413,50 13.906,50
3.625,86 260,73
Tahun 2007 16.395,00
13.878,75 3.634,12
261,85 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Tapanuli Utara Dalam Angka 2010
Pertambahan populasi ternak selama dua tahun terakhir ini tidak terlalu menunjukkan perubahan besar. Misalnya pada tahun 2008 populasi kerbau
sebanyak 16.168 ekor bertambah menjadi 16.304 ekor selama tahun 2009. Sedang untuk ternak kecil seperti babi,mengalami pertambahan dari 32.034 ekor pada
tahun 2008 menjadi 35.566 ekor menjadi 35.566 ekor pada tahun 2009 dan untuk ternak unggas seperti ayam contohnya,mengalami peningkatan dari 421.134 ekor
pada tahun 2008 menjadi 421.292 pada tahun 2009. Kabupaten Tapanuli Utara selain memilki Danau Toba juga terdapat
kolam,rawa dan beberapa aliran sungai yang cukup panjang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan. Namun usaha perikanan pada
umumnya adalah usaha rumah tangga dalam skala kecil dan masih bersifat subsiten. Menurut sifat usahanya ada yang sudah dikelola secara budidaya dan
melalui penangkapan di perairan umum. Rumah tangga budidaya ikan lokasi usahanya ada di kolam dan sawah sedangkan penangkapan ikan dilakukan di
sungai,rawa dan danau. Jika dilihat dari jumlah rumah tangga budidaya ikan pada tahun 2009 sebanyak 3.518 rumah tangga dan penangkapan ikan sebanyak 888
rumah tangga. Dan hasil produksi sebanyak 713,0 ton. bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,jumlah rumah tangga dan hasil produksi ini menunjukkan
kenaikan dari tahun ke tahun. Luas kawasan hutan di Kabupaten Tapanuli Utara tercatat pada tahun 2009
yaitu seluas 268.281,24 Ha. Kawasan hutan menurut fungsinya terdiri dari hutan produksi terbatas,hutan produksi tetap,hutan lindung dan hutan konservasi. Luas
kawasan hutan terdiri dari hutuan produksi terbatas seluas 106.354,75 Ha,hutan produksi tetap seluas 104.135,83 Ha,Hutan Lindung 55.562,15 Ha dan hutan
konservasi seluas 2.228,51 Ha. Hutan di Kabupaten Tapanuli Utara tergolong luas,namun praktek-praktek penebangan liarilegal sangat marak di daerah
ini,kurangnya kesadaran masyarakat untuk memlihara lingkunganPelestarian Hutan yang masih hanya sekedar memikirkan aspek materil yang bersifat
sementara. Dilihat dari kelompok usaha industri di Kabupaten Tapanuli
Utara,kelompok usaha industri sandang dan kulit paling banyak terdapat di Tapanuli Utara yaitu sebanyak 2.270 unit dengan jumlah tenaga kerja 4.226
orang,sementara kelompok industri kimia dan bahan baku bangunan paling sedikit jumlahnya yaitu 161 unit dengan jumlah tenaga kerja 548 orang.
Air minum
Air minum merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat,sehingga pemerintah selalu berupaya membangun sarana air minum.penyediaan air minum
bisa diusahakan sendiri oleh masyarakat melalui sumur bor atau oleh perusahaan. Menurut data dari PDAM Mual Natio Tarutung pada tahun 2009,jumlah
pelanggan air minum sebanyak 6.151 pelanggan. Volume air minum yang dikonsumsi pelanggan sebanyak 1.549.417 m
3
dan nilai penjulan Rp.2,096 miliar rupiah. Kategori pelanggan air minum dibedakan menurut golongan yaitu
golongan sosial,non Niaga dan niaga. Pelanggan yang terbanyak yaitu golongan Non Niaga sebanyak 5.444 pelanggan terdiri dari 5.375 golongan rumah tangga
dan 69 golongan pemerintah. Sementara golongan Niaga sebanyak 539 pelanggan dan golongan sosial sebanyak 168 pelanggan.
Dilihat dari segi suplai listrik, berdasarkan data dari PLN Cabang Sibolga Ranting Taurutung dan Siborong-borong pada tahun2009,ada sebanyak
33.789.521 Kwh.energi listrik yang terpakai untuk wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dengan nilai penjualan sebanyak 17.580.314.130.
4.1.4 Perdagangan, Hotel dan Pariwisata.
Jumlah Surat Izin Usaha perdagangan SIUP yang diterbitkan selama tahun 2008 tercatat 131 perusahaanusaha. Jika dilihat dari tujuan permohonan
SIUP yang diterbitkan,palign banyak untuk mendirikan perusahaanusaha baru,yang terdiri dari 107 usaha kecil dan 24 untuk usaha menengah. Jumlah
perusahaanusaha yang melakukan tanda daftar Perusahaan TDP selama tahun
2008 tercatat 51 perusahaan usaha,yang terdiri dari 29 usaha pengolahan,17 CV,1 PT dan 4 Koperasi.
Pasar merupakan tempat transaksi dan juga tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Jumlah pasar di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2009
adalah sebanyak 11 pasar. Ada 2dua kecamatan yang memiliki lebih dari 1 pasar yaitu Kecamatan Pangaribuan dan Kecamatan Pahae Jae yang memiki masing-
masing sebanyak 2 pasar. Tempat berjualan sebanyak 45 unit terdiri dari 6 kios dan balairung 39 unit dan jumlah pedagang sebanyak 3.906 orang.
Dilihat dari aspek Perhotelan dan Pariwisata, pembangunan saranprasarana mencakup hotel,akomodasi,objek wisata maupun prasarana
pendukungnya. Pada tahun 2009 jumlah hotel dan akomodasi tercatat 15 hotelakomodasi dengan 355 kamar dan 693 tempat tidur. Kabupaten Tapanuli
Utara khususnya di kecamtan tarutung terkenal dengan wisatanya atau biasa disebut sebagai tempat wisata rohani. Setiap tahuunnya pengunjungwisatawan
sangat banyak khususny pada hari-hari besarlibur. Pada tahun 2009,jumlah kunjungan wisata yang datang ke Tapanuli Utara sebanyak 122.097 orang terdiri
dari 663 orang asingforeign dan 121.414 orang jumlah wisata domestik.
Tabel 4.7 Nama Objek dan jenis Wisata di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2009
Nama Objek Wisata Jenis Wisata
Lokasi Wisata Panorama Alam utanginjang
Pantai MuaraMuara Beach Air sodaSoda Water
Air Panas Hutabarat Hot Spring
Air Panas Saitnihuta Air Hangat Ugan
Air Panas Sipoholon Pacuan Kuda Siborong-
Borong Sopo Partungkoan
Gua NatumandiNatumandi Care
Situs Hindu Hopang Salib Kasih Siatas Barita
Wisata alamRekreasi Wisata alamRekreasi
Wisata alamRekreasi Wisata alamRekreasi
Wisata alamRekreasi Wisata alamRekreasi
Wisata alamRekreasi Wisata alamRekreasi
Wisata Budayasejarah Wisata BudayaSejarah
Wisata Budayasejarah Wisata Rohani
Muara Muara
Parbubu Hutabarat
Saitnihuta Tarutung
Sipoholon Siborong-Borong
Tarutung Hutabarat
Simangumban Tarutung
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Tapanuli Utara Dalam Angka 2010
4.1.5 Perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara 4.1.5.1 PDRB Tapanuli Utara
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu indikator dalam melihat keberhasilan pembangunan disuatu
daerah,dimana pertumbuhan PDRB suatu daerah merupakan gamabaran pertumbuhan ekonomi suatu daerah. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara atas dasar
Harga Berlaku pada tahun 2008 sebesar Rp.3.126.116,99 juta dan pada tahun 2009 sebesar Rp.3.392.626,16 juta, sedangkan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara
atas dasar Harga Konstan ADHK 2000 pada tahun 2008 sebesar Rp.1.456.881,25 juta dan pada tahun 2009 sebesar Rp.1.529.396,54 juta.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara jika dilihat berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2008 sebesar 5,74,sedikit meningkat
pada tahun 2009 menjadi 4,98 persen. PDRB perkapita Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2008 sebesar
Rp.11.682.269 dan pada tahun 2009 meningkat menjadi sebesar Rp.12.498.057. sektor pertanian menjadi kontributor terbesar dalam membentuk PDRB
Kabupaten Tapanuli Utara. Pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian sebesar 54,74 persen,yang dikuti sektor perdagangan,hotel dan restaurant dengan
kontribusi sebesar 13,91 persen.sedangkan sisanya sebesar 16,97 ppersen disumbangkan oleh 6 sektor yang lainnya,dimana sektor penyumbang terkecil
adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0,13 persen. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah APBD Kabupaten
Tapanuli Utara pada tahun 2009 tercatat sebesar 06.301 milyar rupiah. Realisasi digunakan untuk belanja tidak langsung yaitu sebesar 325.404 milyar rupiah dan
belanja langsung yaitu sebesar 180.897 milyar rupiah. Dilihat dari fluktuasi harga-harga di Kabupaten Tapanuli Utara,Badan
Pusat Statistik BPS secara berkala mingguan dan bulanan memantau perkembangan haraga barang dan jasa utamanya haraga komoditi bahan pokok
dan bahan bangunan. Bahan pokok meliputi beras,ikan asin kepala batu,minyak
goreng,gula pasir,garam,minyak tanah,sabun cuci,kemeja panjang katun,kain batik,tepung terigu,semen dan emas. Hasil pantauan selam tahun 2009 haraga
beras Kuku Balam pada tahun 2009 tercatat rata-rata Rp.205.969 perkilogram,harga minyak goreng tercatat rata-rata 10.466 sedangkan harga ikan
asin tercatat rata-rata Rp.20.467,harga gula pasir tercatat rat-rata Rp.7.496,minyak tanah tercatat rata-rata Rp.3.155,garam tercatat rata-rata Rp.5.000,sabun Cream
deterjen tercatat rata-rata Rp.3000pack,kemeja katun tercatat rata-rata Rp.141.675helai,kain batik tercatat Rp.53.000,tepung terigu tercatat rata-rata
Rp.13.018,semen tercatat rata-rata Rp.54.567 dan emas Rp.275.635.
4.1.5.2 Struktur Perekonomian
Pada sisi lain dapat diamati bahwa struktur perekonomian pada tahun 2009 tidak mengalami perubahan yang cukup mencolok dari tahun-tahun
sebelumnya.bahkan dapat dikatakan struktur komponen penggunaan selama periode 2000 sampai tahun 2009 tidak mengalami perubahan. Secara umum
selama periode tahun 2000 sampai tahun 2009 terlihat bahwa komponen konsumsi rumah tangga memiliki struktur terbesar,yang kemudian diikuti oleh komponen
konsumsi pemerintah dan komponen yang memiliki kontribusi terkecil adalah komponen lain-lain komponen ekspor dan komponen perubhan stok.
konsumsi rumah tangga menempati kontribusi terbesar terhadap PDRB penggunaan atas dasar harga berlaku,ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pendapatan yang diterima oelh rumah tangga hampir seluruhnya dialokasikan untuk konsumsi,baik konsumsi makanan dan non makanan. Dari hal tersebut
dapat menunjukkan bahwa masih kecilnya Saving tabungansimpanan yang
dimiliki oleh rumah tangga di kabupaten Tapanuli Utara. Tingkat konsumsi yang cukup tinggi di dalam masyarakat tersebut tentunya akan mendorong
menignkatnya impor,karena barang-barang konsumsi yang dikonsumsi rumah tangga sebagian besar berasal dari luar kabupaten,atau dengan kata lain barang-
barang konsumsi yang dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara tidak seluruhnya di produksi di dalam daerah tersebut. Barang-barang konsumsi
yang diimpor misalnya adalah susu,tepung,pakaian,bahan bangunan dan lainnya yang tidak diproduksi di dalam daerahkabupaten. Sedangkan barang konsumsi
yang diekspor adalah barang konsumsi dari sektor pertanian.hal ini sejalan dengan struktur perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara bila dilihat dari PDRB
sektoral,dimana struktur ekonomi yang paling dominan adalah sektor pertanian. Persentase sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku
pada tahun 2009 lebih dari 50 persen yaitu 54,74 persen. Hal ini menunjukkan bahwa memang barang-barang yang diekspor sebagian besar adalah komoditi
pertanian seperti padi,kemenyan,kopi dan nenas.
4.2 Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan 4.2.1 Keadaan Geografis.