infrastruktur masyarakat. Dengan demikian pembangunan disejajarkan dengan konsep perubahan sosial dan sejajar dengan kata ‘modernisasi’.
Dalam perspektif modernisasi,pembangunan menggunakan theory pertumbuhan ekonomi economic growth. Dalam membahas teori-teori
modernisasi dan pembangunan,maka pemikiran Rostow akan dijadikan kunci bahasan.dalam hal ini teori pertumbuhan ekonomi merupakan pilar dari perubahan
sosial yang ingin dicapai dalam suatu proses pembangunan ekonomi. Ada beberapa teori tentang modernisasi yang melekat dalam konsep pembangunan
dalam pengertian ini.
a. Theory ekonomi Kapitalisme. Dalam teori ini dinyatakan bahwa teori
perubahan social modernisasi dan pembangunan pertumbuhan pada dasarnya dibangun diatas landasan kapitalisme.
b. Teori Evolusi. Teori evolusi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
teori pembangunan dalam perspektif modernisasi. Teori Evolusi atau disebut juga teori organik adalah warisan zaman pencerahan yang sangat
menonjol saa itu.teori ini lahir setelah Revolusi Industri dan Revolusi Perancis pada awal abad ke-19. Teori ini mendasarkan adanya 6 enam
asumsi perubahan sosial,yakni perubahan sosial dilihat sebagai natural,direksional, immanent, kontinyu,suatu keharusan dan berjalan
melalui sebab yang sama.
c. Teori Fungsionalisme. Teori Fungsionalisme muncul sebgai kritik teori
evolusi.teori ini muncul pertama kali tahun 1930an yang terkenal dengan structural functionalism, yang dikembangkan oleh Merton dan
Parsons.teori ini menjelaskan perubahan sosial dan modernisasi.
d. Teori Modernisasi. Teori Modernisasi lahir tahun 1950an di Amerika
Serikat dan merupakan respon kaum intelektual terhadap perang dingin yang bagi penganut Evolusi dianut sebagai jalan yang optimis menuju
perubahan. Teori Modernisasi dalam konteks ini erat sekali dengan konsep perubahn sosial,dan lahir sebagai buah dari perang dingin antar ideology
kapitalisme dan sosialisme.
e. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Teori yang dihasilkan oleh Rostow ini
sangat tekenal dan menjadi dasar kebijakan bagi semua Negara yang menjalankan pembangunan pasaka perang dingin.
2.2.2 Pembangunan dalam Perspektif Struktural Dalam perspektif Struktural,pembangunan dilihat bukan sebagai proses
perubahan sosial yang berdiri sendiri,namun memiliki keterkaitan diantara komponen yang ada didalam maupun diluar. Faqih 2002 memberikan
penjelasan,para penganut paham struktural dalam pembangunan mencoba memperjuangkan perubahan sosial namun dalam sudut pandang objektivisme.
Penganut paham structural ini memiliki kesamaan baik berada diblekang konsep structural fungsionalisme maupun penganut structural radikal.
Pandangan Struktural-Fungsional ini merupakan landasan pembangunan dalam makna yang kapitalistik,dengan perangkat teori ekonomi kapitalisme,teori
evolusi,teori modernisasi,teori pertumbuhan ekonomi,teori prestasi,teori SDM,teori penciptaan tenaga kerja sampai dengan apa yang disebut oleh Chenery
sebagai redireksi investasi. Sementara pandangan structural radikal kemudian
dikembangkan ke dalam banyak teori baru seperti teori ilmu sosial kritik,teori perubahan sosial marxisme post-struktural,teori ketergantungan dan seterusnya.
Dalam hal ini teori strukturalis terdiri dari teori dependensia,serta teori humanism.sedangkan teori equilibrium meliputi teori psikodinamika, teori
behavioralisme, teoridifusionisme, teori dualism, teori fungsionalisme serta teori konflik yang meliputi teori strukturalis-marxian dan strukturalis non Marxian
dikategorikan dalam model taksonomis. 2.2.3 Pembangunan dalam Perspektif Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi merupakan hasil pemikiran Rostow yang lahir dalam tulisannya,yakni the stages of economic Growth : A Non-Comunist
Manifesto. Teori pertumbahan ekonomi dari Rostow pada dasarnya merupakan sebauh versi dari teori modernisasi dan pembangunan,yakni suatu teori yang
meyakini bahwaofaktoe manusia bukan struktur dan sistem menjadi focus utama perhatian. Teori pertumbuhan menurut,menurut Faqih2002 adalah suatu bentuk
teori modernisasi yang menggunakan metafora pertumbuhan,yakni tumbuh sebagai organism. Rostow melihat perubahan sosial sosial Change,yang
disebutnya sebagai pembangunan,sebagai proses evolusi perjalanan dari tradisional ke modern,dan selalu berjalan linear kedepan.
Pikiran ini kemudian menjelma menjadi apa yang disebut sebagai the fivestage scheme. Asumsinya adalah semua masyarakat Barat pernah mengalami
tradisional dan akhirnya menjadi modern. Sikap manusia yang tradisional,oleh Rostow,dianggap sebagai masalah,dan karenanya harus dipecahkan melalui
pembangunan. Tahapan pertama proses ini adalah, i masyarakat tradisional,ii
masyarakat prakondisi tinggal landas,iii masyarakat tinggal landas,iv masyarakat pematangan pertumbuhan,v masyarakat modern yang dicita-
citakan,yakni masyarakat industry,dimana di dalamnya tercipta masyarakat modern masa konsumsi tinggi High mass consumption. Untuk mencapai
perkembangan ini menurut ini Rostow,prasyarat utama untuk menciptakannya adalah dengan modal capital.
Secara lebih terperinci,teori pertumbuhan ekonomi adalah tata cara untuk menentukan jumlah rata-rata pendapatan perkapita penduduk. Pendapatan
perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk sebuah Negara dalam jangka waktu tertentu. Angka pendaptan perkapita diperoleh dengan cara membagi
pendapatan nasional bruto sebuah Negara dalam tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun itu pula.
Teori pertumbuhan ekonomi periode neoklasik atau teori pertumbuhan ekonomi modern,didominasi oleh nama-nama seperti,Keynes,Harrold
Domar,Schumpeter,serta Rostow. Teori Schumpeter lebih menekankan pada pentingnya pelaku Bisnis dalam rangka menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi
suatu Negara,maka teori Harold Domar lebih menekankan pada analisisnya pada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Negara dalam rangka mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil steady Growth dalam waktu jangka panjang . syarat-syarat itu adalah :
• Keadaan barang dan modal yang sudah mencapai kapasitas penuh • Keadaan tabungan saving yang sebanding atau proporsional dengan
pendapatan nasional.
• Keadaan rasio modal produksi capital output ratio yang tetap.
Ukuran keberhasilan pembangunan idealnya harus ditentukan berdasarkan dimensi pembangunan,yakni tergantung pada fokus dan orientasi pembangunan
mana yang dilaksanakan dan dimensi mana yang lebih menjadi perhatian bersama decision maker dan para planner sebgai perencana dan perancang,para pelaksana
pembangunan itu sendiri sebgai pihak sebagai pihak yang menjalankan atau sering disebut juga sebagai agen pembangunan,maupun masyarakat pada umumnya
sebagai sasaran pembangunan safi’i, 2007. Pengukuran keberhasilan pembangunan menurut Fatah 2006 harus
melewati dua tahap,yaitu 1 tahapan identifikasi target pembangunan dan 2 tahapan agregasi karakteristik target pembangunan. Ravvalon and Datt 1996
menyarankan ukuran keberhasilan pembangunan bisa dilihat dari factor-faktor berikut yaitu 1 pengeluaran rill setiap dewasa,2akses kepada barang yang tidak
dipasarkan, 3 distribusi intra rumah tangga dan 4 karakteristik personal. Ukuran keberhasilan pembangunan lainnya adalah dengan pendekatan
kemiskinan,yakni bahwa keberhasilan pembanguanan diukur dengan seberap jauh upaya-upaya dapat mengentaskan kemiskinan.
Di Indonesia, ada beberapa jenis ukuran keberhasilan pembangunan yang digunakan dalam masyarakat :
1 Berdasarkan pendapatan dan nilai produksi,seperti PDB pertumbuhan
ekonomi,dan pendaptan perkapita,distribusi pendaptan.
2 Berdasarkan investasi,seperti tingkat investasi,jumlah PMA Penanaman
Modal Asing dan PMDN Penanaman Modala Dalam Negeri, dan jumlah FDI Foreign DirectInvestment,yaitu investasi langsung oleh
pihak asing. 3
Berdasarkan kemiskinan dan pengentasannya,seperti jumlah penduduk miskin,tingkat kecukupan pangan,tingkat kecukupan 52 jenis komoditas
pangan,tingkat pemenuhan kebutuhan dasar Sembilan bahan pokok BPN,poverty Gap dan severity index,serta metode RAO 16 kg beras
dikali 1,25 kemudian dibagi dengan rata-rata rasio pangan terhadap pengeluaran total.
4 Berdasarkan keadaan sosial dan kelesetarian lingkungan,seperti tingkat
pendidikan untuk berbagai level dan kombinasinya,tingkat kesehatan meliputi kesehatan ibu dan anaj dan akses faslitas hidup sehat,tingkat dan
kualitas lingkungan meliputi tingkat pencemaran berbagai aspek,tingkata kerusakan hutan,tingkata degradasi lahan dan seterusnya Fatah,2006.
2.3 Pembangunan Ekonomi Daerah.