serta laporan-laporan penelitian dan literature-literatur berisikan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik dalam pengumpulan data yang
dilakukan adalah dengan melakukan pencatatan langsung berupa data time series dari tahun 2003-2009 dari BPS Provinsi Sumatera Utara.
3.4 Metode Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan berbagai model analisis dan metode pengujian untuk melihat serta menjelaskan ketimpangan dan potensi
ekonomi daerah yang ada Model analisis tersebut adalah :
3.4.1 Indeks Williamson IW Indeks Williamson dipakai untuk meneliti dan mengetahui tingkat
ketimpangan antar wilayah menggunakan indeks ketimpangan regional regional inequality yang pengukurannya berkisar antara 0-1. Jika Indeks Williamson IW
dari hasil pengukuran semakin besar atau mendekati 1satu maka tingkat ketimpangan akan semakin besar atau sangat tidak merata dan sebaliknya jika
semakin kecil mendekati 0 maka semakin merata. Indeks Williamson yang dipakai untuk menganalisis ketimpangan
pembangunan antara kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang
Hasundutan dengan rumus sebagai berikut
Ketererangan : IW
= Indeks Williamson
Yi = Pendapatan perkapita Kabupaten Tapanuli UtaraKabupaten Humbang
Hasundutan Y
= Pendapatan Perkapita Provinsi Sumatera Utara Rupiah Fi
= Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli UtaraKabupaten Humbang Hasundutan
N = Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Jiwa
Kriteria : 0 IW 1 IW = 0
: Ketimpangan sangat rendah merata sempurna IW = 0,5-1
: Ketimpangan sangat tinggi tidak merata sempurna IW = 0,3-0,5 : Ketimpangan sedang
IW = 0,3 : Ketimpangan rendah
3.4.2 Hipotesis Kuznets Simon Kuznets 1955 mengatakan bahwa pada tahap awal pembangunan
dimulai, distribusi pendapatan akan makin tidak merata dan cenderung memburuk. Namun setelah mencapai tingkat pembangunan tertentu,distribusi
pendapatan akan semakin merata. Observasi inilah yang kemudian dikenal sebagai kurva Kuznets “U-terbalik”,karena perubahan longitudinal time-series
dalam distribusi pendapatan tampak seperti kurva berbentuk U terbalik Todaro,2006 : 253.
Hipotesis ini digunakan untuk melihat apakah terjadi ketimpangan distribusi pendapatan dikabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang
Hasundutan pada tahap awal pembangunan dan juga selama proses pembangunan berlangsung selama periode pengamatan. Hipotesis Kuznets dapat dibuktikan
dengan membuat grafik antara pertumbuhan PDRB dengan Indeks Williamsons.
Gambar 3.1 Kurva U-Terbalik Hipotesis Kuznets
Pertumbuhan PDRB
I n
d e
x
W I
3.4.4 Location Quatient LQ Location Quatient LQ merupakan suatu metode untuk menghitung
perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor disuatu daerah kabupatenkota terhadap nilai tambah sektor bersangkutan dalam skala provinsi
atau nasional. Dengan kata lain,metode ini dipergunakan untuk menganalisis dan menghitung potensi ekonomi sektor-sektor ekonomi yang dimiliki suatu daerah
yang terdiri atas sektor basis dan sektor non basis. Dengan menggunakan metode LQ ini maka akan diketahui sektor-sektor apa saja yang menjadi sektor unggulan
penunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : LQij : Koefisien Location Quatient
Yij : PDRB sektor i dikabupaten Tapanuli UtaraHumbang Hasundutan
Rupiah Yij
: PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Humbang Hasundutan Rupiah Yj
: PDRB sektor i di Provinsi Sumatera Utara Rupiah
Y : PDRB Provinsi Sumatera Utara Rupiah
Kriteria hasil perhitungan koefisien LQ adalah jika suatu sektor memiliki koefisien LQ1,mengindikasikan adanya kegiatan ekspor disektor tersebut atau
sektor basis,dan sekaligus mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang berpotensi sektor unggulan dalam meningkatkan pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi di daerah tersebut. Namun apabila suatu sektor memiliki koefisien LQ 1,maka mengindikasikan tidak ada kegiatan ekspor disektor
tersebut atau disebut sektor non basis,yang berarti bahwa sektor tersebut tidak kurang potensial unggul untuk meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi daerah tersebut.
3.5 Defenisi Operasional