dengan mengemukakan vicious circle of poverty menyatakan kemiskinan mengakibatkan rendahnya tabungan,yang pada gilirannya akan mengakibatkan
rendahnya investasi. Investasi rendah akan mengakibatkan rendahnya produktivitas yang pada gilirannya akan mengakibatkan rendahnya pendapatan
mereka. Sebabnya Nurkse mengusulkan tiga kebijakan meningkatkan tabungan,investasi dan produktivitas.
Pandangan Nurkse sangat berbedan dengan Hirschman 1958 yang menyatakan dalam konsepnya strategi pembangunan ekonomi adanya pilihan
orientasi kebijakan antara investasi pada social overhead capital SOC atau Direct Productive Activities DPA. Pada saat ketesediaan dana pembangunan
yang menipis,dan kenyataan bahwa “syarat minimal” ketersediaan prasarana sudah tersedia,cukup tepat untuk mempertimbangkan saran tentang development
via shortage pembangunan melalui kekurangan,sebagai pengganti strategi “pembangunan melalui kapasitas berlimpah” development via excess capacity.
2.4 Pengertian dan Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori-teori yang menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan oleh para ahli ekonomi dimana pandangan mereka banyak
diarahkan pada pembanguan di Negara-negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah
yang dilaksanakan khususnya dibidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari
berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi terjadi apabila
terdapat banyak out-put yang dihasilkan. Sedangkan pembangunan ekonomi tidak hanya sekedar menekankan pada out-put semata,tetapi juga menekankan pada
perusahaan perusahaan dalam kebudayaan dan pengetahuan teknik dalam menghasilkan out-put yang lebih banyak,baik dalam hal perubahan
sosial,kebudayaan,dan kebiasaan yang tidak sesuai lagi dengan sasaran pembangunan. Pembangunan ekonomi selalu diikuti oleh pertumbuhan ekonomi
tetapi pertumbuhan tidak sebaliknya. Atau dapat diartikan bahwa pertumbuhan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi.
Menurut Samuelson 2001,pertumbuhan ekonomi merupakan GNP yang bersumber dari hal-hal sebgai berikut :
1. Pertumbuhan dalam tenaga kerja
2. Pertumbuhan modal
3. Pertumbuhan dalam inovasi dan teknologi
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun
tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.perkembangan tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional pada tahun
tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pengertian lain menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan
suatu kondisi terjadinya perkembangan GNP potensial yang mencerminkan adanya pertumbuhan out-put perkapita dan meningkatnya standard hidup
masyarakat. Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi nasional,nilai GNP yang digunakan adalah GNP harga konstan,pengaruh perubahan harga inflasi tidak
lagi atau sudah dihilangkan dan hanya menunjukkan perubahan kuantitas barang dan jasa.
Teori-teori pertumbuhan ekonomi melihat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan factor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa teori
mengenai pertumbuhan ekonomi : 2.4.1 Model Pertumbuhan Neo-Klasik Neo Classic Growth Theory
Robert Solow dan Trevor Swan secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model
Pertumbuhan Neo-klasik Boediono,1992. Model Solow –Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk,akumulasi
kapital,kemajuan teknologi dan out-put saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Dalam Model neo-klasik Solow-Swan dipergunakan suatu
bentuk fungsi produksi yang lebih umum,yang bisa menampung kemungkinan berbagai substitusi antar kapital K dan tenga kerja.
Dalam sjafrizal2008,model neo klasik dipelopori oleh George H.Bort 1960 dengan mendasarkan analisisnya pada Teori Ekonomi Neo-klasik.
Menurut model ini,pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan kegiatan produksinya.
Sedangkan kegiatan produksi suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah bersangkutan,tetapi juga ditentukan oleh mobilitas tenaga kerja dan
mobilitas modal antar daerah. Asumsi penting dari Solow adalah Rahardja,2004:128 :
• Tingkat Teknologi dianggap Konstan tidak ada kemajuan teknologi • Tingkat depresiasi dianggap konstan.
• Tidak perdagangan luar negeri atau aliran masuk barang modal. • Tidak ada sektor pemerintah.
• Tingkat pertambahan penduduk tenaga kerja juga dianggap konstan. • Seluruh penduduk bekerja sehingga pendapatan = jumlah tenaga kerja
Dengan asumsi-asumsi tersebut,dapat dipersempit faktor-faktor penentu pertumbuhan menjadi hanya stok barang dan modal dan tenaga kerja. Lebih lanjut
lagi,dapat diasumsikan bahwa PDB perkapita semata-mata ditentukan oleh stok barang dan modal per tenaga kerja.
Jika Q =out-put atau PDB , K= Modal ,dan L= Tenaga Kerja,maka : Y= fk Dimana :
Y = PDB perkapita atau QL
K = Barang Modal perkapita KL
2.4.2 Teori Schumpeter Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat
ditentukan oleh kemampuan kewirausahaan Enterpreneur. Sebab para pengusahalah yang mempunyai kemampuan dan keberanian mengaplikasikan
penemuan-penemuan baru dalam aktivitas produksi. Dalam langkah-langkah pengaplikasian penemuan-penemuan baru dalam dunia usaha merupakan langkah
inovasi. Termasuk dalam langkah-langkah inovasi adalah penyusunan tehnik- tehnik tahap produksi serta masalah organisasi manajemen,agar produk yang
dihasilkan dapat diteriam dipasar. Menurut pandangan Schumpeter,kemajuan perekonomian kapitalis
disebabkan diberinya keleluasaan untuk para entrepreneur Wirausaha. Namun kekuasaan tersebut cenderung memunculkan monopoli kekuatan pasar. Monopoli
Kurva Ketimpangan Regional
Tingkat Pembangunan
Ketimpangan Regional
Gambar 2.1 Hipotesa Neo-Klasik
inilah yang memunculkan masalah-masalah non- ekonomi,terutama sosial politik,yang pada akhirnya dapat menghancurkan system kapitalis itu sendiri.
2.4.3 Teori Pertumbuhan Kuznets Menurut Kuznets,pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas
dalam jangka panjang dari Negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi pada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri akan
dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi,institusional kelembagaan,dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.
Masing-masing dari ketiga pokok dari defenisi itu sangat penting yaitu : 1.
Kenaikan out-put secara berkesinambungan adalah manifestasi atau perwujudan dari apa yang disebut dengan pertumbuhan ekonomi
sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis barang itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi Economic Matirity disuatu
Negara yang bersangkutan. 2.
Perkembangan teknologi merupakan suatu dasar atau pra kondisi bagi berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara
berkesinambungan,tetapi tidak cukup itu saja masih dibutuhkan faktor- faktor lainnya.
3. Untuk mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung didalam
teknologi maka perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan,sikap,dan ideology Todaro,2000:144
2.4.4 Teori Pertumbuhan Harrod-Domar. Teori ini dikemukakan oleh Roy F.Harrod 1948 dan Evsey D.Domar
1975 di Amerika serikat. Teori ini berkembang pada waktu bersamaan dengan teori klasik, teori Harrod-Domar didasari pada asumsi :
1. Perekonomian bersifat tertutup
2. Hasrat menabung MPs =s adalah konstan.
3. Proses produksi memiliki koefisien yang tetap Constan Return To Scale
4. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan dan sama dengan
pertumbuhan penduduk. Atas dasar asumsi-asumsi khusus tersebut,maka Harrod-Domar
membuat analisis dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap hanya bisa tercapai apabila terpenuhinya syarat-syarat sebagai berikut :
dimana :
o
g = growth Tingkat pertumbuhan Out-put
o
K= Kapital Tingkat Pertumbuhan Modal
o
n = Tingkat pertumbuhan angkatan kerja
Harrod-Domar mendasarkan teorinya berdasarkan pada mekanisme pasar market tanpa campur tangan pemerintah. Namun kesimpulannya
menunjukkan bahwa pemerintah perlu merencanakan besarnya investasi agar terdapat keseimbangan dalam sisi penawaran dan sisi permintaan barang.
g= K = n,
2.4.5 Teori Pertumbuhan Rostow Menurut teori pertumbuhan Rostow pembangunan ekonomi atau
transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan suatu proses yang berdimensi banyak. Dalam bukunya yang berjudul “The Stage
of Economic” 1960, Rostow mengemukakan tahap-tahap dalam proses pembangunan ekonomi yang dialami oleh setiap Negara pada umumnya
dihadapkan pada lima tahap yaitu : A.
Tahap masyarakat tradisional the tradisional society B.
Tahap peletakan dasar untuk tinggal landas the preconditional society C.
Tahap tinggal landas the Take-off D.
Tahap bergerak mennuku kematangan the drive to maturity E.
Tahap era konsumsi tinggi massa the age of high mass consumption 2.4.6 Teori Jumlah Penduduk Optimal
Teori ini telah lam dikembangkan oleh kaum klasik. Menurut teori ini berlakunya The Law Of Dimisnishing Returns TLDR menyebabkan tidak semua
penduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan,justru akan menurunkan tingkat out-put perekonomian Rahardja,2004:127.
Total Produksi output
Pada gambar 2.1,kurva TP1 menunjukkan hubungan antar a jumlah tenaga kerja dengan tingkat out-put fungsi produksi. Kondisi optimal akan
tercapai jika jumlah penduduk tenaga kerja yang terlihat dalam proses produksi adalah L1 ,dengan jumlah Out-put PDB adalah Q1. Jika jumlah tenaga kerja
TP
2
TP
1
Tenaga Kerja
L
2
L
1
Q
3
Q
1
Q
2
Gambar 2.2 : Jumlah Penduduk optimal
ditambah menjadi L2 PDB justru berkurang menjadi Q2. Hal ini terjadi karena cepatnya terjadi TLDR.
Ada tiga faktor ataupun komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, ketiga hal itu adalah :
1 Akumulasi Modal
Akumulasi modal meliputi semua bentuk atau jenis investasi yang ditanamkan pada tanah,peralatan fisik,modal ataupun sumber daya manusia.
Akumulasi modal terjadi apabila sebagaian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar out-put dan pendapatan
dikemudian hari. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi
infrastruktur ekonomi sosial. 2
Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja secara tradisional dianggap
sebagain salah satu faktor produksi yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga
produktif,sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar yang berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Dimana positif atau negatifnya pertambahan
penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada system perekonomian yang bersangkutan.
3 Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi terbagi atas tiga kelompok yaitu :
Kemajuan teknologi yang netral,terjadi apabila teknologi tersebut
memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi menggunakan jumlah dan kombinasi faktor in-put yang sama,inovasi yang
sederhana,seperti pengelompokan tenga kerja yang mendorong peningkatan output masyarakat.
Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja,sebagian besar kemajuan
teknologi pada abad kedua puluh adalah teknologi yang hemat tenaga kerja,jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam berbagai produksi mulai
semakin sedikit.
Kemajuan teknologi yang hemat modal,merupakan fenomena yang relative langka,hal ini dikarenakan hamper semua penelitian dalam dunia
ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di Negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja dan bukan penghemat modal.
2.5 Teori Pembangunan Regional.