Latar Belakang Masalah Hubungan hasil belajar kewirausahaan dengan motivasi berwiraswasta siswa di SMK Dua Mei Ciputat ( Studi Kasus pada kelas XI Tata Niaga SMK Dua Mei Ciputat )

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah kebutuhan dan kewajiban setiap orang, maka jelaslah bahwa terdapat bermacam-macam konsep mengenai belajar. Belajar merupakan hal hakiki karena bermacam tingkah laku manusia yang dapat dipahami adalah hasil dari proses belajar itu sendiri. Belajar dan pembelajaran adalah dua sisi yang tak bisa terpisahkan. Sebagaimana di ungkapkan oleh Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono: “Berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu tujuan pengajarn ”. 1 Peningkatan mutu dan kualitas guru merupakan faktor penentu dalam keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Efektifitas dan efisiensi pengelolaan sekolah sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi lingkungan sehingga terjadinya interaksi belajar dalam mencapai hasil pendidikan yang baik. Proses pendidikan yang baik dan efisien harus 1 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajarn , Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999, h. 3 2 didukung oleh motivasi dan kreatifitas guru yang bersangkutan. Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. 2 Di setiap sekolah keadaan dan kondisinya berbeda-beda, ada sekolah yang sudah lengkap dengan unsur yang memperlancar proses belajar mengajar, tetapi tidak sedikit sekolah yang kondisinya masih minim sehingga kelancaran proses belajar mengajar menjadi kurang berjalan sebagaimana mestinya. Dengan kondisi seperti itu tentu akan mempengaruhi hasil belajar di suatu sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan kejuruan tingkat atas berorientasi untuk mempersiapkan memenuhi tuntunan dunia kerja. Adapun tujuan dari pendidikan menengah bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat SMK adalah mata pelajaran KEWIRAUSAHAAN. Tujuan diberikan mata pelajaran ini adalah agar siswa memiliki pengetahuan dan menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat. Dalam arti lain, seorang siswa setelah mempelajari mata pelajaran kewirausahaan memiliki motivasi untuk berwiraswasta. Motivasi untuk berwiraswasta ini diharapkan ada pada diri siswa dan mempengaruhi setiap perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Karena salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang ini adalah rendahnya minat untuk berwirausaha di kalangan para pemuda. Kalau seandainya para pemuda mempunyai minat yang kuat untuk berwirausaha, pasti akan bermunculan para pengusaha-pengusaha muda. Dengan banyaknya orang berwiraswasta maka banyak juga lapangan pekerjaan yang akan disediakan. Tapi pada kenyataannya sekarang ini orang berbondong-bondong ingin menjadi pegawai, terutama pegawai negeri yang selalu dibatasi dalam penerimaannya. 2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajarn , Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999, h .5 3 Seperti telah disebutkan di atas, bahwa tujuan diberikannya mata pelajaran kewirausahaan adalah untuk mengetahui dan memiliki pengetahuan serta menumbuhkembangkan kesadaran orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat di kalangan para siswa dan masyarakat. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tujuan tersebut maka diadakan tespenilaian. Hasil tes tersebut kemudian dibakukan dalam bentuk angkanilai seorang siswa yang memiliki hasil belajar yang tinggi berarti telah memiliki pengetahuan dan keterampilan seperti yang diajarkan pada mata pelajaran kewirausahaan, sehingga dalam dirinya juga telah memiliki pengetahuan tentang berwirausaha. Dengan pengetahuan tersebut, akan berpengaruh juga terhadap sikap hidupnya, karena dengan adanya belajar suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. 3 Faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi untuk berwiraswasta siswa adalah kondisi lingkungan keluarga. Keluarga yang mempunyai jiwa wiraswasta yang tinggi yang memungkinkan anaknya menjadi siswa dapat mengembangkan pula jiwa wiraswastanya, sehingga memungkinkan anak memiliki motivasi berwiraswasta yang lebih besar lagi. Selain itu lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap motivasi berwiraswasta. Sekolah yang menerapkan disiplin yang tinggi dan berlatar belakang siswa yang memiliki sikap hidup positif akan menghasilkan siswa- siswi yang memiliki hidup yang positif pula. Demikian juga dengan lingkungan sekitar tempat tinggal siswa, di mana lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan sikap hidup siswa. Prestasi belajar yang baik dalam mata pelajaran kewirausahaan pada sebuah sekolah yang berada di kawasan Ciputat, yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Dua Mei, maka akan memudahkan siswa bekerja sebagai tenaga wirausaha, sebab di dalam mata pelajaran kewirausahaan diajarkan pengetahuan, teknik dan seluk beluk tentang berwirausaha. Dengan menyenangi pelajaran kewirausahaan dan kesungguhan belajar, maka siswa memperoleh prestasi belajar pada mata pelajaran tersebut. 3 Dahar Wilis Ra tna “Teori-Teori Belajar h .11 4 Mata pelajaran kewirausahaan yang bertujuan agar siswa-siswinya mempunyai motivasi untuk berwiraswasta di SMK Dua Mei masih saja mengalami kesulitan. Kesulitan yang terjadi adalah belum efektifnya mata pelajaran tersebut dalam memotivasi siswa-siswi untuk berwiraswasta ini diakibatkan kurangnya dukungan dari sekolah, masyarakat dan orang tua dalam memberikan motivasi dan membina siswa-siswi untuk berwiraswasta. Kurangnya motivasi berwiraswasta diakibatkan karena kurangnya dukungan dari sekolah contohnya masih minimnya fasilitas dalam menunjang proses pembelajaran sehingga sangat minim sekali keterampilan yang dimiliki oleh siswa-siswi khususnya pada bidang usaha, ditambah lagi metode pembelajaran yang diberikan oleh guru masih menggunakan metode lama sehingga murid kadang merasa jenuh dan malas untuk belajar. Selain itu dukungan dari pihak luar seperti masyarakatpun masih sangat minin sekali, mereka seakan masa bodo dengan siswa-siswi, padahal masyarakat seharusnya ikut bertanggung jawab dan berpartisifasi untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Selanjutnya dukungan dari pihak keluarga khususnya orang tua sangat berpengaruh sekali. Akan tetapi masih banyak orang tua murid yang tidak terlalu memperhatikan anak-anaknya dan kadang banyak di antara mereka yang memberikan tanggung jawab penuh kepada sekolah bahwa sekolahlah yang bertanggung jawab atas anak-anak mereka. Pada kenyataannya hasil belajar siswa khususnya kelas XI tata niaga di SMK Dua Mei masih di bawah rata-rata sekali, ini terbukti dari hasil ulangan yang diberikan oleh guru mata pelajaran kewirausahaan masih banyak siswa-siswi yang nilainya di bawah rata-rata. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti Hubungan Hasil Belajar Kewirausahaan Dengan Motivasi Berwiraswasta Siswa Di SMK Dua Mei Ciputat. 5

B. Identifikasi Masalah