10
keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang adalah
hasil belajar.
7
Hasil belajar siswa dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum TIU yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan
komponen dari tujuan umum mata kuliah atau bidang studi.
8
Hasil yang dicapai dalam belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat dilihat oleh panca indra atau intelektual yang ada pada individu
tersebut.
2. Teori- Teori Belajar
Pemahaman terhadap berbagai teori belajar ini diperlukan, agar bagi kaum pendidik yang selalu berharap dengan peserta didiknya dapat
menggunakan teori ini sebagai pisau analisis terhadap tingkah laku belajar peserta didiknya, di samping dapat diaplikasikan sesuai dengan situasi
belajar yang dihadapi. Teori-teori yang dikemukakan berikut ini didasarkan pada penelitian para ahli psikologi dan kesempatan anggota
assosiasi psikologi pada umumnya dinominasi oleh Amerika sejak tahun 1898 sejak Edward L.Thordike mengemukakan tulisannya mengenai
Animal Intelligence. a.
Teori Koneksionis Edwar L. Thorndike 1874-1949 Dasar teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike berawal
dari hubungan connection antara kesan-kesan yang ditimbulkan oleh serapan alat indra terhadap obyek pengamatan dan dengan dorongan
yang ada dalam diri untuk berbuat. Hubungan yang terjadi antara kesan yang diterima dengan dorongan untuk berbuat ini disebutnya bond
ikatan atau connection hubungan. Menurut teori Thorndike ini, bahwa peralatan mediator antara stimulus atau perangsang yang
datang dari luar dan mengenai tubuh adalah sistem persyaratan. Sistem persyaratan inilah yang berfungsi menghubungkan perangsang yang
7
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2007 , Cet .3, h 102.
8
Nasution Kurikulum Dan Pengajaran , Jakarta: PT Bumi Aksara , Cet 2,h 61.
11
datang dengan respon dari orang yang bersangkutan maka terjadilah perbuatan belajar yang dapat diperoleh melalui warisan keturunan dan
dari hasil perolehan dari pengalaman melalui belajar. b.
Teori Kondisi Ivan Petrovich Pavlov 1849-1936 Percobaan klasik Pavlov dimulai dengan anjing berdasarkan
gerak refleksi wajar. Menurut kajiannya bila seekor anjing terbit air liurnya dan keluar ketika mencium bau yang disukainya seperti daging,
maka gerakan reflek demikian dinamakan gerakan reflek wajar atau disebutnya uncondicioning reflexes gerakan refleks yang tidak
bersyarat. Dari hasil percobaan ia berkesimpulan, bahwa gerak reflex
tersebut dapat dipelajari dan dapat berubah karena adanya latihan berulang kali. Gerakan refleks ini ada dua macam, ialah gerakan
refleks wajar unconditioned reflex dan gerakan refleks tidak wajar atau bersyarat conditioned reflex.
Hasil penelitian Pavlov terhadap bagaimana terjadinya proses belajar melalui perangsang tidak bersyarat dan perangsang bersyarat
yang semula dilakukannya dengan anjing, berpengaruh luas terhadap teori belajar, terutama terhadap pengembangan teori belajar di
Amerika. Ia telah melakukan secara sistematis, sehingga melahirkan teori asosiasi belajar antara kaitan perangsang dengan respon dalam
belajar. c.
Teori Belajar Kondisioning Edwin R. Guthrie 1886-1959 Edwin R. Ghutrie pada awalnya ia seorang ahli tingkah laku
atau behaviorist Amerika yang dalam beberapa aspek mengikuti dan sejalan dengan Thorndike dan Pavlov. Teori belajarnya didasarkan
pada hubungan antara stimulus dan response S-R. Aliran behavior sebagai salah satu aliran dalam psikologi yang didasarnya diletakan
oleh John B. Watson 1878-1959 yang pada tahun 1913 dan mengumumkan posisinya sebagai ahli tingkah laku behaviorist.
Menurut behaviorist, bahwa ilmu pengetahuan tentang psikologi harus
12
didasarkan kepada kajian tentang sesuatu yang dapat diamati, perangsang phisik dan gerakan-gerakan otot serta hormon yang keluar
dari kelenjar yang ada di dalam tubuh sebagai akibat dari rangsangan. Para ahli tingkah laku ini berpegang kepada metode ilmiah yang sah
legitimate scientific method. Hukum belajar Guthrie adalah “berbagai perangsang yang
disertai oleh gerakan akan menimbulkan gerakan pula”. Prinsip ini sebagai dasar dari teori belajar.
d. Teori Belajar Psikologi Gestalt Gestalt Theory: Wolfgang Kohler
Teori belajar Gestalt ini lahir di Jerman pada tahun 1912 yang dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer 1880-1943 pada
tahun 1912 sebagai reaksi terhadap aliran strukturalisme dalam psikologi structural psychology, yaitu system psikologi yang
dikaitkan dengan Wilhelm Wundt, Bapak Psikologi Eksperimen, dan Edward Bradferd Titchner.
Sebagaimana dikemukakan, oleh para ahli Gestalt, bahwa kejiwaan manusia terikat kepada pengamatan yang dimilikinya.
Pengamatan ini adalah perwujudan keadaan kejiwaan manusia. Manusia bukanlah sekedar makhluk reaksi atau responser terhadap
perangsang yang datang kepadanya. Sebagaimana dalam konsep belajar teori asosiasi, teori Pavlov dan Thorndike sebagaimana telah
dikemukakan di depan, tadi adalah makhluk secara psikologis mempunyai kesadaran atas pengertian atau insight yang ada dalam
jiwanya. Menurut teori Gestalt, bahwa dalam belajar pemahaman atau
pengertian memegang peranan amat penting bagi tuntasnya kegiatan belajar. Belajar bukanlah aktivitas reaktif mekanistis belaka, tapi juga
adanya pemahaman terhadap perangsang yang datang yang tengah dihadapi di waktu seseorang melakukan aktivitas belajar. Menurut
pendapat ahli Gestalt bahwa situasi belajar ditanggapi sebagai suatu
13
keseluruhan dan kebulatan yang berhubungan satu unsur dengan unsur lainnya yang terdapat dalam problema yang dihadapi.
9
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar