Fasilitas Tenaga Kerja
Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas kepada setiap tenaga kerja antara lain :
a. Perusahaan memberikan THR Tunjangan Hari Raya. b. Mendapat premi disiplin dan prestasi kerja yang besarnya tergantung pada
hasil penilaan secara harian dan dibayar bulanan bersama pembayaran gaji.
c. Pengobatan gratis bagi karyawan. d. Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembalikan kesegaran
dan kepentingan pribadi karyawan dengan memberikan cuti kepada karyawan bagi karyawan yang telah bekerja minimum selama satu tahun.
e. Untuk seorang manager diberikan kenderaan. f. Adanya jaminan sosial tenaga kerja berupa jaminan hari tua, kecelakaan
kerja, kematian, atau kesehatan. g. Pemberian alat-alat pengaman APD seperti sepatu, pakaian, kaca mata
masker, dan sarung tangan. h. Mushalla di lokasi pabrik.
i. Family Gathering Party acara berkumpul semua karyawan dan keluarga sesuai dengan keadaan.
2.6. Proses Produksi
Dalam proses produksinya PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut selalu memperhatikan mutu produknya. Pembuatan Tiang Pancang, Tiang Listrik,
Universitas Sumatera Utara
Bantalan Jalan Rel, Jembatan, dan Penahan Tanah memerlukan pengawasan yang baik, mulai dari pengontrolan mutu bahan baku, bahan tambahan, pengontrolan
proses sampai pada pengontrolan setelah menjadi produk jadi. Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan nantinya akan memenuhi standar sesuai dengan yang
ditetapkan, sehingga konsumen merasa puas akan hasil produk tiang pancang dan tiang listrik keluaran dari pabrik tersebut.
Proses produksi dimulai dari proses persiapan tulangan Reinforcement Preparation
, persiapan cetakan beton, pembuatan adukan beton Concrete Mixing
, pembuatan benda uji beton, perakitan tulangan Reinforcement Assembly
, pengecoran adukan beton Concrete Filling, penutupan cetakan dan penarikan kawat pratekan Mould Closing and Prestressing, pemutaran cetakan
Mould Spinning, perawatan uap Steam Curing, pembukaan cetakan Mould Stripping
dan merek WIKA Beton PPB Sumut, perawatan air dan penyelesaian akhir Water Curing and Finishing. Selengkapnya mengenai proses produksi
dapat dilihat pada blok diagram dan flow process chart.
2.6.1. Standart Mutu BahanProduk Produk bermutu dan memiliki pelayanan yang baik merupakan usaha
perusahaan didalam menjual produknya pada konsumen. Keberhasilan perusahaan sangat tergantung dari seberapa jauh perusahaan dapat mengetahui, mengerti dan
memahami permintaan pelanggan tersebut. Pengawasan mutu dilakukan terhadap proses produksi yang ditujukan untuk menjaga konsistensi dari mutu produk
Universitas Sumatera Utara
dengan melakukan pemeriksaan yang selektif terhadap mutu bahan baku yang diterima.
Dalam hal mutu tiang pancang dan tiang listrik telah menentukan spesifikasi teknis. Kriteria yang digunakan untuk memberi batasan pada mutu
adalah untuk pasir, koralsplit, semen, PC wire, besi beton, besi plat sambung,dan zat additive Kaomighty, Rheobuild 900 i Degusa, Sicament NN, Glenium,
Viscocrate . Masing-masing karakteristik tersebut erat kaitannnya dengan barang
yang akan dihasilkan. Oleh sebab itu spesifikasi mutu produk sangat menentukan
aspek pasar bagi produk itu sendiri.
Standar mutu bahan dapat diperlihatkan pada tabel 2.2, tabel 2.3, dan tabel 2.4, berikut ini :
Tabel 2.2. Bahan Baku Material Alam
No Parameter
Standard
1 Pasir
Kadar lumpur 5 2
Koralsplit Kadar lumpur 3
Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut
Tabel 2.3. Bahan Baku Material Industri
No Parameter
Standard
1 Semen
SNI 2
PC Wire SNI
3 Kawat spiral
SNI 4
Besi beton SNI
5 Besi plat sambung
SNI 6
cat SNI
Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut
Tabel 2.4. Bahan Tambahan Additive
No Parameter
Standard
1 Kaomighty
SNI 2
Rheobuild 900 i Degusa SNI
3 Sicament NN
SNI 4
Glenium SNI
5 Viscocrate
SNI
Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Bahan yang digunakan
Dikarenakan produksi dari perusahaan berdasarkan pesanan, maka PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut dalam hal ini seksi produksi merasa perlu
untuk meyediakan stock bahan baku. Hal ini untuk menjaga jangan sampai kegiatan produksi terlambat atau terhenti akibat kekurangan bahan baku, apalagi
bila terjadi pada beberapa jenis produk sekaligus. Untuk memperoleh dan memenuhi kebutuhan bahan bakunya saat ini, PT.
Wijaya Karya Beton PPB Sumut menjalin kontrak dengan suplier didalam pengadaan bahan. Untuk memperlancar penyediaan bahan baku ini, perusahaan
juga menyediakan sendiri peralatan-peralatan yang dibutuhkan adalah penanganan bahan baku yang ada di lokasi seperti forklift untuk mengangkut bahan baku dari
gudang bahan baku ke setiap jalur lantai produksi, truk untuk mengangkut bahan baku material dari tempat pencucian material split ke bak material setiap jalur,
whelloader digunakan untuk memindahkan material alam ke atas truk.
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan tambahan dan
bahan pembantupenolong sebagai berikut :
2.6.2.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dengan persentase komposisi terbesar yang membentuk bagian integral dari suatu produk dimana
bahan tersebut mudah ditelusuri sampai bahan jadi dan jumlahnya dari waktu ke waktu tidak berubah.
Universitas Sumatera Utara
Bahan baku yang digunakan untuk proses pembuatan produk beton ini antara lain :
a. Material alam 1. Pasir
Pasir ini dipesan dari suplier yang diperoleh dari sungai dengan persyaratan sesuai dengan mutu beton bertulang Indonesia yang telah di
standarkan. 2. Koralsplit batu pecah; yang digunakan dengan ukuran
Ν 5-20mm. b. Material Industri
1. Semen Semen yang digunakan adalah Semen Padang dan Semen Andalas atau
tergantung permintaan konsumen sesuai dengan type yang diinginkan. 2. Batangan baja tulangan prategang Prestressed Concrete WirePC Wire.
PC wire yang digunakan adalah 7 mm dan 9 mm atau sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Besiplat sambung Joint Plate Besiplat sambung yang digunakan adalah
Ν 300 mm, 350 mm, 400 mm, 450 mm, 500 mm, 600 mm.
4. Kawat spiral Spiral Wire Kawat spiral yang digunakan adalah
Ν 3 mm, 4.2 mm, 5.5 mm
.
5. Besi beton Besi beton digunakan untuk membuat cincin kerangka tulangan tiang
listrik Ν 4.2 mm dan cincin tiang pancang Ν 5.5 mm
.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah sesuatu yang digunakan atau dipakai sebagai penolong pada produk akhir. Adapun bahan tambahan yang dipakai adalah:
1. Minyak cetak Fungsi
: Memoles bagian dalam mal cetakan agar campuran beton nantinya tidak lengket dan menghasilkan permukaan beton yang halus.
2. Cat semprot Fungsi
: Sebagai pembuatan merek WIKA, kode type tiang, dan tanggal produksinya
3. Karet busa Fungsi
: Sebagai kebutuhan dalam sisi kanan dan kiri cetakan pada saat penutupan cetakan terkunci dengan rapat yang menghasilkan produk yang
mulus. 4. Additive Kaomighty 150 S, Rheobuild 900 i Degusa, Sicament NN, Glenium,
Viscocrete Fungsi
: Sebagai zat additive untuk mempermudah adukan supaya homogen dan mengurangi pemakaian air dalam pembuatan adukan beton
dengan tidak mengurangi mutu, tetapi meningkatkan strenght dan dapat mempermudah pekerjaan.
5. Kawat ikat Fungsi
: Sebagai kebutuhan proses untuk mengikat spiral ke besi prategang.
Universitas Sumatera Utara
6. Kawat las Fungsi
: Di gunakan untuk menyambung rangkaian besi dan spiral pada sangkar plat sambung.
2.6.2.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan kedalam proses pembuatan produk yang mana komponennya tidak
tidak terdapat pada produk akhir. Adapun yang menjadi bahan penolong pembuatan tiang beton antara lain :
1. Water H
2
Fungsi : Sebagai kebutuhan proses mengaduk pada mixing dan
membersihkan material yang masih mengandung kadar lumpur. O
2. Sangkar plat sambung Tiang Pancang Fungsi
: Sebagai kebutuhan proses untuk plat sambung dengan PC Wire sehingga lebih kuat setiap produk
3. Terminal Grounding pada TL Fungsi
: berfungsi sebagai arde penghantar arus ke bawah tanah dan sebagai anti petir.
4. Besi penghantar grounding pada TL Fungsi
: Sebagai arde penghantar arus ke bawah tanah dan sebagai anti petir.
5. LPG Fungsi
: Sebagai sumber energi untuk pemotongan sisa PC Wire yang
Universitas Sumatera Utara
terdapat pada bagian atas dan bawah produk akhir. 6. Trafo las
Fungsi : Sebagai sumber energi untuk menyambung spiral dengan pc wire
pada sangkar plat sambung. Besarnya kebutuhan masing-masing bahan baku, bahan tambahan dan
bahan penolong dalam kondisi proses produksi yang berjalan normal disesuaikan dengan jenis dan banyaknya pesanan.
2.6.3. Uraian Proses Produksi
Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,
bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada. Proses produksi pada PT WIKA Beton PPB Sumut dilakukan dalam 5 jalur yaitu:
A. Jalur I dan II melakukan produksi dengan sistem sentrifugal yang menghasilkan produk berupa:
- Tiang pancang - Tiang listrik
B. Jalur III menghasilkan produk berupa bantalan jalan rel C. Jalur IV dan V melakukan produksi dengan sistem pracetak yang
menghasilkan produk berupa: - Balok jembatan
- Sheet file. Proses pembuatan produk pada PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut
Universitas Sumatera Utara
terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Proses persiapan tulang Reinforcement Preparation,
Adapun material yang akan dirakit dicetakan terlebih dahulu dipersiapkan di workshop tulangan dengan proses sebagai berikut :
a. Pengujian PC Wire Sebelum digunakan terlebih dahulu PC Wire diuji di laboratorium independen
untuk menguji tegangan tarik PC Wire yang sesuai dengan diameternya. b. Pemotongan PC Wire cutting
Besi spiral, besi beton dan PC Wire yang akan digunakan dipotong dengan mal potong dengan ukuran panjang atau jumlah lilitan yang diinginkan
berdasarkan tipe produk yang akan dibuat sesuai dengan yang terdapat pada spesifikasi tipe produk.
c. Pengheadingan Pengheadingan ini adalah merupakan pembentukan ujung PC Wire yang telah
dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan menjadi bulat berkepala agar pada saat di stressing tidak lolos atau tersangkut pada plat sambung. PC
Wire dimasukkan ke lubang pengarah pada mesin heading lalu mesin di opersikan dengan menekan pedal mesin.
d. Pembuatan Spiral Spiral digunakan sebagai tulangan dengan melilitkannya pada tulangan
prategangnya. Kawat spiral dipasang pada mesin penggulung, dan mesin dioperasikan hingga jumlah lilitan sesuai dengan standar spesifikasi produksi
SSP dan di potong dengan alat potong besi secara manual.
Universitas Sumatera Utara
e. Pembuatan cincin Kawat spiral di bentuk menjadi cincin dengan menggunakan mal cincin sesuai
dengan SSP, kemudian diikat dengan kawat ikat atau dilas. Cincin pada tulangan berfungsi untuk menahan PC Wire agar tidak melendut pada saat
merangkai tulangan dengan spiralnya. f. Pembuatan plat sambung
Plat sambung yang telah dipasang keranjang dan secara manual plat sambung dipasang pada kepala PC wire, diameter dari plat sambung itu sendiri
disesuaikan dengan diameter produk yang akan dibuat. 2. Persiapan Cetakan Beton
Cetakan di atas trolly dibawa ke bagian tulangan dan diangkut dengan hoist
ke trostel tulangan. Sebelum melanjut ke proses berikutnya, terlebih dahulu cetakan dibersihkan dari kotoransisa adukan beton yang masih melekat dengan
kape dan kuas pembersih, lalu pada permukaan cetakan atau mal dioleskan dengan minyak cetak secara tipis dan merata. Minyak cetak terbuat dari minyak
kelapa sawit ditambah solar yang fungsinya agar campuran beton nantinya tidak lengket dan menghasilkan permukaan beton yang halus.
3. Pembuatan Adukan Beton Concrete Mixing Bahan yang digunakan untuk campuran beton ini adalah pasir, koralsplit,
semen, air dan zat additiveKaomighty. Sebelum digunakan dalam proses ini, terlebih dahulu mutu bahan diteliti oleh bagian pengendalian mutu.
Bahan baku adonan dimasukkan ke dalam tanki mixer dengan menggunakan bucket material. Semua bahan tersebut dicampur dengan komposisi
Universitas Sumatera Utara
yang telah ditentukan sesuai dengan standart mutu dan jenis produk. Pencampuran beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk beton mixer di batching
plant dan mesin pengaduk beton fan mixer sehingga diperoleh adukan beton yang merata.
4. Pembuatan Benda Uji Beton Pengujian mutu beton merupakan aktivitas yang penting dalam
pelaksanaan produksi agar produk yang dihasilkan tetap berada dalam standar yang telah ditetapkan.
Proses pengujian mutu beton ini dilakukan dengan 2 jenis yaitu : a. Pengujian kekentalan Slump Test
Pada saat adukan beton telah selesai diproses, diambil sampel adukan secara manual dan dimasukkan kedalam cetakan yang berbentuk silider kerucut
dengan ukuran tinggi 30 cm, diamater bawah 20 cm dan diamater atas 10 cm. Adukan beton didalam cetakan mengalami proses pangujian kekentalan
dimana akhir dari proses pengujian tersebut adalah adukan beton yang berbentuk cetakan. Tinggi adukan diukur dari dasar adukan, dan selisih antara tinggi adukan
yang diukur dan tinggi cetakan yang disebut sebagai nilai slump kekentalan. Nilai slump yang diizinkan adalah maksimal 5 cm.
b. Pengujian kekuatan Pengujian kekuatan dimaksudkan untuk memeriksa kuat tekan beton
apakah telah sesuai dengan standar, yaitu 300 kgcm
2
. Misalnya diketahui 1006 KN kuat tekan dan luas kubus 225 cm
2
. Dapat dihitung dengan rumus F = Gaya N, A = Luas Penampang Kubus m
2
, P = Tekanan Nm
2
Universitas Sumatera Utara
Diketahui F = 1,006x10
6
N = 1006x 10
3
A = 225 cm N
2
= 2,25 x 10
-4
m
A F
P =
2
2 4
3
10 25
, 2
10 1006
m x
N x
P
−
=
= 447 x 10
7
Nm Dari hasil yang diperoleh 447 x 10
2 7
Nm
2
5. Perakitan Tulang Reinforcement Assembly produk dinyatakan layak untuk
dilakukan pemancangan dilapangan.
Pada proses ini dilakukan stressing awal pada PC Wire yang berkisar 50-70 bar, aktivitas ini berfungsi untuk menegangkan PC Wire agar mudah dalam
proses pemasangan kawat spiral. Pada proses tulangan ini kemudian dilakukan pemasangan kawat spiral dengan diameter yang bersesuaian dengan type produk.
Pemasangan cincin sesuai pengaturan jarak yang ditentukan. PC Wire, kawat spiral dan cincin tulangan diikat dengan kawat ikat menggunakan gancu pengikat
agar cukup kuat karena pada bagian ini mengalami benturan dan tekanan yang terkuat pada saat pemancangan di lapangan.
Perakitan tulangan ke dalam cetakan ini dilakukan sesuai dengan tipe produk yang ingin dibuat, kemudian cetakan siap untuk dicor dengan adukan
beton . Cetakan yang telah siap untuk dicor dengan adukan beton dipindahkan kebagian pengecoran diatas trolly dengan menggunakan hoist.
Universitas Sumatera Utara
6. Pengecoran Adukan Beton Concrete Filling Setelah dipindah ke atas trolly cor, lalu cetakan dicor dengan adukan
beton sesuai dengan standard berat masing-masing tipe yang didistribusikan dengan hopper ke dalam cetakan sambil diratakan keseluruh cetakan sebelum
cetakan ditutup. 7. Penutupan cetakan dan Penarikan kawat pratekan Mould Closing and
Prestressing .
Setelah adonan beton merata, lalu dipasang karet spon dibagian kanan dan kiri cetakan sambil dirapikan. Penutupan cetakan dan bersamaan dengan itu
penutup atas dibawa dengan craine hoist. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan maka seluruh baut cetakan dikunci dengan menggunakan Inpect
tool . Bila seluruh baut telah dikencangkan maka dilakukan stressing akhir dengan
mengendurkan baut dorong pada end plate. Stressing akhir dilakukan mencapai sekitar 190 bar per PC wire, kadang-kadang mencapai 270 bar, selanj
tnya cetakan dibawa dengan trolly ke bagian pemutaran spinning. 8. Pemutaran Cetakan Mould Spinning
Pada bagian pemutaran spinning telah tersedia roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan. Setalah cetakan dilatakkan diatas roll pemutar maka
mesin spinning akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan pada mesin putar spinning machine ini bertujuan untuk memadatkan adonan beton di dalam
cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin putar. Proses pemadatan dengan gaya sentrifugal ini menjadikan beton lebih padat
sehingga memiliki daya tahan terhadap korosi tinggi dan dilakukan secara
Universitas Sumatera Utara
bertahap untuk mencegah timbulnya rongga pada beton. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap I : 500 rpm selama 3 menit 2. Tahap II : 700 rpm selama 2 menit
3. Tahap III : 1500 rpm selama 10 menit untuk tiang pancang dan 7 menit untuk tiang listrik.
Setelah tahapan spinning selesai maka cetakan diangkat dan dibawa kebak perawatan uap dengan menggunakan craine hoist. Sebelumnya limbah
dibuang dari dalam cetakan dengan memiringkan posisi cetakan sehingga limbah dapat keluar dan dialirkan ke bak limbah.
9. Perawatan Uap Steam Curing Proses selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan uap panas
yang didistribusikan dari boiler ke bak uap dengan suhu mencapai 60 C - 70
10. Pembukaan Cetakan Mould Stripping. C,
pada suhu tersebut dipertahankan kondisinya sekitar 3,5 jam bertujuan mempercepat waktu pengerasan beton. Setelah itu suhu cetakan diturunkan dan
selama setengah jam cetakan dibiarkan mengalami proses pendinginan secara alami, selanjutnya cetakan diangkat ke atas trolly dengan menggunakan craine
hoist kemudian dibawa kebagian pembukaan cetakan.
Setelah cetakan di bawa dengan trolly ke bagian pembukaan cetakan maka seluruh baut pengguna tutup cetakan dilepas dengan menggunakan inpact
tool dan lepaskan klem baut serta baut ruth cetakan dilonggarkan. Cetakan yang
terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah, dibuka bagian atas
Universitas Sumatera Utara
cetakan dengan craine hoist dan dibawa ke tiang gantungan cetakan untuk dibersihkan dan dioles minyak cetak dan selanjutnya dibawa ke parkir tutup
cetakan. Dan saat yang bersamaan pula produk diinspeksi mutunya dan dibuat label pada produk jadi yaitu dengan cat semprot kompresor diberikan merek
WIKA tanggal produksi nomor produk dan kode tipe produk. Contohnya sebagai berikut:
a. Label produk tiang pancang WIKA
Artinya 30 A2B12.7.W
diameter tiang = 30 cm
Tipe tiangklas = A2
Model tiang = bottom B
Jumlah PC wire = 12 batang
Diameter PC wire = 7 mm
13-09-2007 tanggal produksi
= 13 September 2007 8213383
Kode wilayah pabrik = 8 Nomor jalur
= 2 Nomor urut produksi = 13383
b. Label produk tiang listrik WIKA
Artinya 11-200-190
Panjang tiang = 11 m
Diameter atas = 190
Beban horizon = 200 N
13-09-2007 tanggal produksi
= 13 September 2007
Universitas Sumatera Utara
8213397 Kode wilayah pabrik = 8
Nomor jalur = 2
Nomor urut produksi = 13397 Merek cat yang digunakan yaitu Nippon Paint. Cetakan diangkat
dengan craine hoist dengan cara dimiringkan untuk mengeluarkan produk jadi ke atas trolly, kemudian dibawa ke stock yard dengan menggunakan trolly.
11. Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir Water Curing and Finishing. Dalam penanganan produk jadi yang dilakukan adalah proses
penumpukan dan perawatan produk di stock yard. Sebelumnya produk diservice dan diolesi minyak solar pada plat sambung serta pengecekan akhir pada lubang
tembus dan permukaan tiang. Produk jadi yang memenuhi standart ditumpuk di stock yard
gudang terbuka dengan cara susunan memanjang simetris dan melebar, dimana diantara batangan produk yang ditumpuk tersebut dibatasi
dengan kasu atau kayu balok dan di bagian pinggir diberi penahan segitiga agar susunan produk tidak jatuh. Penahan segitiga terbuat dari coran semen yang
dicetak segitiga dengan ukuran 11 x 7 x 7 cm dengan lebar 8 cm. Selanjutnya selama 3 hari dilakukan perawatan air dan hasil cetakan siap untuk
didistribusikan. Untuk lebih jelasnya proses produksi untuk jenis tiang pancang bulat
dapat dilihat pada gambar 2.2
Universitas Sumatera Utara
Persiapan Tulangan
Pembuatan Benda Uji
Pembuatan Adukan Beton
Persiapan Cetakan
Penulangan Di Cetakan
Pengecoran Adukan Beton
Penutupan Cetakan
Pemutaran Cetakan
Perawatan Uap
Pembukaan Cetakan
Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir
Stressing I PC Wire
Pengadukan Beton
Stressing II PC Wire
Gambar.2.2. Proses Produksi Tiang Pancang
Universitas Sumatera Utara
Dalam aktivitas produksinya sehari-hari PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut menggunakan jenis proses produksi yang terus menerus continue. Hal ini
dikarenakan kegiatan produksi dari perusahaan tersebut berlangsung didasarkan atas banyaknya pesanan yang datang setiap harinya dan persediaan untuk
permintaan yang datang setiap harinya dan persediaan untuk permintaan yang datang sewaktu-waktu.
Untuk memperoleh produk dengan kualitas yang baik, diperlukan pedoman kerja dan tahapan proses yang harus dilaksanakan oleh semua operator.
Secara umum proses ini dapat dilihat seperti pada Flow Process Chart FPC Peta Aliran Proses dalam lampiran 2 dan Flow Sheet dalam lampiran 1.
2.7. Mesin dan Peralatan