Teori Konsep dan Teori

bisa dideskripsikan sebagai bentuk dari musik yang berkembang di abad ini yang mempunyai hubungan erat dengan media massa”. Sebagai musik yang banyak disebarluaskan melalui media massa, Japanese rock tergolong sebagai salah satu jenis musik popular. Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “how” atau “why”, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer masa kini di dalam konteks kehidupan nyata Yin, 2003:1. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa maksud dari judul penelitian ini yaitu sebuah tulisan yang ingin menggambarkan bagaimana trend musik Rock Jepang sebagai musik yang rekaman dan penyiarannya telah sampai ke Indonesia beserta gaya visualnya, diikuti atau ditiru oleh anak-anak muda Indonesia baik dari segi musikal maupun segi visual yang kemudian diterapakan dalam situasi pertunjukan mereka, khususnya pertunjukan dari band beraliran rock Jepang yang ada di Medan.

1.4.2 Teori

Teori adalah serangkaian konsep dalam bentuk preposisi-preposisi yang saling berkaitan, bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu gejala Malo dkk, 1985:49-50. Kemajuan teknologi membantu penyebaran Japanese Rock dan Visual Kei di Indonesia. Penyebaran berkaitan dengan proses difusi. Difusi diffusion adalah proses penyebaran kebudayaan-kebudayaan secara geografi, terbawa oleh Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi. Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut pula tersebar unsur- unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia Koentjaraningrat, 2002:227-228,244. Dalam zaman modern sekarang ini, difusi unsur-unsur kebudayaan yang timbul di salah satu tempat di muka bumi berlangsung dengan cepat sekali, bahkan seringkali tanpa kontak yang nyata antara individu-individu. Ini disebabkan karena adanya alat-alat penyiaran yang sangat efektif, seperti surat kabar, majalah, buku, radio, film dan televisi Koentjaraningrat, 2002: 246-247. Jadi tidak heran jika seandainya gaya bermusik dan gaya Visual musisi Jepang dalam waktu kurang dari sebulan atau bahkan seminggu telah ditiru oleh remaja di Indonesia karena adanya televisi, intenet, dan TV kabel. Dalam menjelaskan konteks pertunjukan Japanese Rock dan Visual Kei, penulis memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah seni pertunjukan seperti waktu, tempat, pemain, penonton; kapan dan dimana pertunjukan dilaksanakan, disajikan untuk apa, dipertontonkan untuk siapakalangan mana, serta bagaimana sifat pertunjukannya. Penjelasan mengenai unsur-unsur musikal yang membentuk suatu komposisi musik, tentang instumentasi, lirik, dan vocal berkaitan dengan disiplin ilmu etnomusikologi. Sloboda dan O’Neill 2001 dalam Djohan 2009:49 mengatakan bahwa dalam pemahaman sehari-hari, musik seringkali dikaitkan dengan perasaan. Di satu sisi, musik dianggap sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan, dan di sisi lain musik dianggap dapat menggugah perasaan pendengarnya. Karena Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kedekatannya dengan kehidupan manusia, maka kajian tentang musik hampir selalu terkait dengan kajian tentang perilaku manusia. Penulis akan menggunakan ”Teori Emosi” untuk melihat perilaku pemusik dan penonton selama pertunjukan berlangsung. Emosi dimaknai sebagai cepat lambat elemen tempo atau keras dan lembutnya elemen dinamika sebuah komposisi musik. Emosi menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan perasaan ataupun hal-hal yang dapat dirasakan dari penyajian sebuah musik. Musik diakui mempunyai kekuatan untuk mengantar dan menggunggah emosi Djohan, 2009:86-87.

1.5 Metode Penelitian